[ 55 ] Sumpah Arkan!

381 24 0
                                        

Hi Everybody!

Gimana puasa nya? Lancar?
Nggak kerasa bentar lagi udah mau lebaran aja. Hehehe waktu emang cepat ya berlalu.

Maaf, udah hampir 2 minggu aku nggak update. Maaf juga udah bikin kalian menunggu lama🥺

Baca nya pelan-pelan aja. Kalau lupa, baca ulang lagi aja part sebelum ini.

Enjoy😘

÷÷÷

.
.
.

"Bahkan semesta memahami kesedihan ini."

.
.
.

Flashback On

6 hari yang lalu..

Drrttt.

Dady is calling.

"Hm." Aletta menempelkan ponsel ke telinga kanan. Namun sedetik kemudian ia jauhkan.

Teriakan orang di seberang sana memekakkan telinga.

"MASALAH APA LAGI INI!."

"BELUM PUAS KAH KAMU MEMBUAT SAYA PUSING SELAMA INI DENGAN TINGKAH LAKU KAMU ITU! SEKARANG APA LAGI HAH?! INGIN MENCEMARKAN NAMA BAIK SAYA? BELUM PUAS KAMU MEMBUAT MASALAH?."

"ENTAH APA RENCANA KAMU, TAPI SAYA TIDAK AKAN IKUT CAMPUR DENGAN MASALAH INI! SAYA SUDAH CUKUP MALU MEMPUNYAI ANAK SEPERTI KAMU!."

"SEMUA NYA SAYA BERIKAN, TAPI--."

Tut.

Ponsel yang tadi tertempel di telinga kanan nya perlahan turun. Pandangan lurus dengan sorot kosong itu terpancar di kedua mata Aletta.

Aletta diam seribu bahasa, memutus sambungan itu secara sepihak. Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut gadis itu. Apa mungkin karena Ia terlalu malas? Atau mungkin karena terlalu muak?.

Seperti nya drama hidup Aletta tidak akan pernah usai sebelum diri nya pergi dari dunia ini untuk selama nya. Apa boleh Aletta menyerah sekarang? Setelah semua yang terjadi hari ini, Aletta merasa sudah tidak bisa lagi bernapas. Aletta hidup tapi mati di waktu yang bersamaan.

Jika ada cara untuk pergi dengan cepat, tolong beritahu pada Aletta sekarang juga. Pengecut memang, tapi hanya itu yang bisa membawa Aletta pergi jauh dari semua orang.

Aletta capek harus hidup dengan tembok pertahanan ini.

Bibir Aletta bergerak kecil "I'm tired! just want to die."

Bersamaan dengan kalimat singkat itu, satu tetes air jatuh mengenai layar ponsel nya. Bahkan semesta memahami kesedihan Aletta.

Kepala nya mendongak, menengadahkan wajah ke langit. Membiarkan wajah nya basah di jatuhi air hujan. Tanpa di sadari, bulir air mata Aletta jatuh bercampur dengan air hujan.

Tawa sumbang terdengar samar-samar di balik gemericik suara hujan "God!! I give up!." Teriak nya dengan lantang.

Hujan deras itu meredam teriakan nya. Telinga Aletta samar-samar mendengar suara bel pulang di bawah sana. Bukan nya pergi, Aletta bahkan tidak beranjak sedikit pun dari posisi nya. Gadis itu seperti tengah memasrahkan diri pada langit yang di penuhi awan hitam itu.

20 menit berlalu.

Aletta masih belum bergerak meninggalkan rooftop. Tubuh gadis itu mulai kedinginan, bibir pink natural itu berganti menjadi pucat pasi. Bagaimana tidak, selama 20 menit ini Aletta membiarkan tubuh nya di guyur air hujan yang dingin.

Aletta StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang