Hi everybody🤗
Jangan lupa share cerita ini keteman-teman kalian😉
Kalau ada typo, tolong di tandain aja!
Enjoy😘
÷÷÷
.
.
."Masa lalu adalah misteri yang sudah terlanjur jadi."
.
.
.Flashback On
"Mau ikut gue ke Korea?."
Aletta diam, menatap lekat manik mata Arkan. Ia berusaha mencari celah kebohongan dari ucapan laki-laki di hadapan nya ini. Namun, tak sedikit pun Aletta lihat kebohongan dari mata nya.
"Bokap mindahin gue ke Korea Selatan."
"Dan lo nggak nolak?." Sarkas Aletta cepat.
Gelengan Arkan sudah menjawab semua pertanyaan Aletta yang membuat gadis itu menghembuskan napas berat lalu membuang wajah nya.
"Waktu itu gue terlalu kalut. Terlalu menyalahkan diri atas kematian Kia. Tanpa pikir panjang gue membuat kesepakatan dengan bokap, kalau sampai kapan pun gue nggak akan ikut andil dalam perkelahian mana pun. Gue hanya akan menggunakan kedua tangan gue untuk belajar dan belajar."
Tahu. Aletta tahu semua itu. Perjanjian bodoh yang Arkan buat itu, Aletta tahu. Tapi Aletta tidak tahu jika melanggar kesepakatan itu akan di buang dari negara ini. Aletta sama sekali tidak tahu. Kalau tahu, Aletta tidak akan pernah membiarkan Arkan ikut dalam perkelahian nya.
[*kalau kalian lupa, waktu itu Zyan ada deep talk sama Aletta di Part (41) Tersulut, bagian akhir. Di sana Zyan udah jelasin masalah perjanjian Arkan yang nggak mau berantem lagi, tapi Zyan nggak bilang sama siapa Arkan bikin kesepakatan dan apa konsekuensinya.]
Aletta tiba-tiba saja bangkit dari duduk nya, berjalan ke depan dengan pandangan yang masih memperhatikan ibu kota di bawah sana.
Apa waktu nya tidak tepat untuk Arkan mengatakan semua ini?.
Arkan menatap punggung Aletta. Detik itu juga, Aletta berbalik, membuat tatapan mereka bertemu.
"Semua nya karena gue kan?." Pertanyaan tiba-tiba itu membuat Arkan terdiam.
Bagaimana pun, Arkan tidak bisa membohongi diri jika ia terlibat perkelahian setelah sekian lama untuk bisa menolong Aletta. Tapi bukan berarti Arkan menyalahkan gadis itu. Ini bukan sepenuh nya kesalahan Aletta.
Hening.
Tak ada jawaban dari pertanyaan nya. Aletta terkekeh miris "benar ternyata." Monolog nya kecil namun masih bisa di dengar Arkan.
Aletta menyeka rambut nya yang di terpa oleh angin ke belakang. Tanpa persetujuan dari Arkan gadis itu melangkah ke arah motor nya. Menghidupkan mesin. Lalu menancam gas, pergi meninggalkan Arkan yang kini diam tak bergerak sedikit pun dari posisi nya.
Flashback Off
Aletta mengusap wajah kasar. Pikiran nya benar-benar tengah kalut. Ia merasa sesak. Dengan kasar Aletta meneguk minuman kaleng di tangan nya hingga tandas, membuang kaleng itu ke sembarang arah dengan kesal.
"Lo disini?." Aletta melirik sekilas.
Zyan yang barusaja sampai menutup pintu rooftop, melangkah mendekat ketempat Aletta kini berada. Ia mendaratkan pantat tepat di sofa usang yang di duduki Aletta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aletta Story
JugendliteraturAletta V, gadis yang menyandang gelar 'Dewi Pencabut Nyawa'. Gelar itu sudah melekat pada diri nya semenjak ia menduduki bangku SMP. Tak seorang pun yang berani mendekat untuk menjadi teman Aletta. Sedangkan gadis pemilik tatapan dingin itu pun, jug...