Hello everybody.
Gimana tahun baru nya? Udah pada sekolah lagi ya? hehehe telat banget aku nanya gituan. Tapi ga papa dari pada engga🤭
Oiya, makasi buat kalian semua yang udah mau nungguin cerita ini update. Dan makasi juga untuk kalian yang udah support cerita ini. Thank you so much...
Di tahun baru ini, semoga Aletta Story bisa segera end. Dan semoga aku ga telat-telat lagi update nya, amiin☺
Jangan lupa share cerita ini ke teman-teman kalian!
Kalo ada typo, tolong di tandai aja:)
Enjoy😘
÷÷÷
.
.
."Atau emang gue nya aja yang nggak beruntung yang hak hidup nya direnggut paksa oleh orangtua?."
.
.
.Langkah seseorang melambat ketika melihat sosok yang selalu membenci nya kini tengah mengoleskan selai pada roti di meja makan. Dengan langkah ragu, Dara mendekat lalu mendaratkan pantat di kursi yang mana posisi nya berhadapan langsung dengan Vina. Sadar akan kehadiran Dara, gadis itu menoleh singkat lalu kembali fokus pada roti nya.
Dara mulai merasa canggung ketika mengingat beberapa hari kedepan hanya akan ada diri nya dan Vina di dalam rumah besar ini. Kedua orangtua nya sedang di luar kota, ART kebetulan cuti, sopir ada tapi ruangan nya berada di belakang garasi. Jika boleh jujur, ini kali pertama mereka yang benar-benar hanya berdua saja di rumah.
Rasa nya sedikit aneh dan canggung. Tidak ada yang memulai untuk berbicara. Vina membenci Dara dan Dara takut dengan sosok Vina. Alhasil mereka hanya sibuk dengan roti dan selai, mengunci mulut satu sama lain.
Gerakan mengoles selai Dara terhenti ketika sebuah benda pipih yang sangat familiar mendadak di sodorkan kearah nya. Kepala Dara reflek mendongak.
Melihat wajah bingung Dara, Vina mendesah pelan.
"Hp lo ketinggalan semalam di mobil gue" singkat gadis itu lalu memasukan roti yang baru saja selesai ia olesi dengan nutella kedalam mulut nya.
Dara? Gadis itu masih terdiam menatap bingung pada ponsel nya yang tiba-tiba saja ada di tangan Vina. Dara bukan nya tidak percaya dengan ucapan Vina, tapi Dara merasa aneh saja kenapa ia bisa seceroboh itu hingga meninggalkan barang di sembarang tempat seperti ini?.
Dan satu hal yang tidak ia mengerti, kenapa memori semalam hilang dari benak Dara? Dara sudah berusaha mengingat apa yang terjadi, tapi Dara tidak bisa mengingat apa pun.
Tanpa Dara sadari di sela kunyahan Vina, gadis itu melirik Dara penuh arti.
"Kenapa?."
Dara tersentak ketika mendengar suara Vina, sebuah ide melintas di pikiran Dara. Tapi Dara kurang yakin dengan ide ini. Apa Dara tanya saja kepada Vina tentang kejadian semalam? Logika nya gini, ponsel Dara ada di mobil Vina, berarti semalam Dara jadi pergi dengan Vina, tapi kemana?. Dara benar-benar tidak ingat.
Jika sudah seperti itu, pasti Vina tahu apa yang terjadi semalam dengan nya.
Dara menggigit bibir bawah memikirkan keputusan nya ini kembali. Setelah memantapkan diri, Dara melihat takut-takut kearah gadis di depan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aletta Story
Teen FictionAletta V, gadis yang menyandang gelar 'Dewi Pencabut Nyawa'. Gelar itu sudah melekat pada diri nya semenjak ia menduduki bangku SMP. Tak seorang pun yang berani mendekat untuk menjadi teman Aletta. Sedangkan gadis pemilik tatapan dingin itu pun, jug...