[ 29 ] Luka Lama Kembali Terbuka

543 45 0
                                    

Hello everyone

Makasi udah mau sabar nungguin cerita ini update😇

Kalo ada typo, tolong di tandain aja ya😉

Jangan lupa share cerita ini keteman-teman nya...

Enjoy😘

÷÷÷

.
.
.

"Bersikap biasa saja bukan berarti sudah melupakan luka lama. Mungkin saja ia tengah memasang topeng untuk menutupi kesakitan nya."

.
.
.

"Hati-hati di jalan, nanti kabarin Vina kalo udah sampe" tangan Vina terulur ingin menyalami tangan Farhan dan Liana.

Dua orang paruhbaya itu tersenyum penuh kasih sayang, lalu mengecup kening Vina secara bergantian.

"Kamu juga sayang, hati-hati di rumah..." Vina mengangguk dengan senyum hangat sebelum Farhan melanjutkan ucapan nya yang membuat senyum itu memudar.

"...jaga adik mu baik-baik. Kami cuma 3 hari di sana, selama 3 hari itu kamu harus bisa menjadi orangtua bagi Dara."

"Iya sayang, selalu jaga adik mu ya. Kami cuma sebentar" seru Liana menyahut ucapan Farhan, tangan wanita itu juga bergerak dengan perlahan mengelus puncak kepala Dara lembut.

Kedua tangan Vina terkepal kuat, ia tidak suka jika kedua orangtua nya terlalu menyayangi Dara. Menomor satu kan gadis itu, di banding diri nya. Vina tidak suka.

Dara yang menyadari ketidak suka Vina merasa canggung memikirkan kalimat untuk menanggapi ucapan Farhan dan Liana. Alhasil, Dara hanya menyalami kedua tangan orangtua nya itu sembari melukis senyum canggung.

"Ok kami berangkat dulu ya, jaga diri kalian baik-baik. Bye" Vina membalas lambaian tangan Farhan dan Liana sembari melukis senyum paksa.

Mobil hitam yang di tumpangi Farhan dan Liana sudah melaju melewati pagar rumah, sekarang hanya tersisa 2 gadis muda di rumah ini.

ART? Dia sedang cuti. Sopir? Sekarang tengah mengantarkan Farhan dan Liana ke bandara.

Vina berbalik untuk kembali masuk kedalam rumah, sebelum masuk gadis berambut panjang itu menatap sinis pada Dara yang kini hanya bisa menunduk takut.

"Benalu!" Maki Vina sebelum pergi masuk kedalam rumah.

👊

"Jadi, dia anggota baru kita?" Tanya Juna sembari menunjuk pada Aletta.

"Hm."

"Sejak kapan Ar? Kenapa nggak pernah ngomong sama kita?" Kali ini Bima yang angkat suara.

"Belum lama, baru-baru ini juga" bukan Arkan yang menjawab tapi Zyan.

Arkan sedari tadi hanya diam menatap sendu satu persatu anggota nya. Rasa bersalah mulai menggerogoti hati Arkan, keputusan nya untuk menerima Aletta di Elang masih menjadi rahasia yang kini mulai membuat rasa bersalah di diri Arkan. Ia tidak bisa menceritakan segala nya tentang Aletta pada anggota nya, bukan apa, Arkan hanya menghindari perselisihan yang bisa saja terjadi jika ia menceritakan segala nya.

Situasi diantara mereka tengah di baluti dengan kecanggungan yang membuat Daniel tak tahan lagi.

"Btw, kenapa lo bisa ada di sini?" Tanya Daniel menatap penuh selidik pada gadis yang tengah duduk mengenakan cardigan hitam di hadapan nya.

Aletta StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang