Hi everybody🤗
Setelah sekian purnama akhirnya cerita ini bisa update ya hahaha😭🤧
Semoga kalian ga pernah bosen ya nungguin cerita ini up:)
Sebelum lanjut ke cerita nya, aku mau ngasih pemberitahuan kecil.
Satu minggu yang lalu aku baru aja publis cerita baru, judul nya EmptyMati rasa. Tidak pernah merasakan apa-apa. Sekali pun itu pukulan keras di kepala nya. Hidup yang mereka semua bicarakan hanyalah sekedar sajak tanpa makna. Gadis dengan pandangan kosong itu hanya lah manusia. Lantas kenapa dunia begitu bercanda?.
Berkisah tentang gadis yang harus bertahan hidup demi seseorang yang selama ini ia nantikan namun tak kunjung datang. Kekosongan dalam hidup nya membuat hati dan logika nya saling bertolak belakang. Hidup namun mati rasa. Hidup namun tak pernah merasa bahagia. Selamat datang di kisah Alicia Tasmania Cooper. Hidup dengan kekosongan yang tak pernah usai.
Kalau kepo sama kelanjutan nya, bisa cek langsung aja ke profil aku, jangan lupa di support ya karya ketiga ku ini😉
Enjoy😘
÷÷÷
.
.
."Bukan memaafkan nya yang sulit, tapi melupakan nya."
.
.
."Gue nggak butuh belas kasihan dari orang lain!." Aletta menarik tangan nya yang di genggam Arkan, menghentikan langkah.
Arkan berbalik, membalas tatapan Aletta "gue nggak lagi ngasih belas kasihan ke elo." Seru nya datar.
Laki-laki itu maju satu langkah lebih dekat, mengikis jarak diantara nya. Tangan kanan Arkan terangkat ingin menyentuh pipi merah Aletta.
"Gue cuma nggak suka liat orang yang gue sayang di pukul di depan gue." Jemari Arkan belum sempat menyentuh nya, Aletta sudah lebih dulu menepis tangan itu.
Aletta memalingkan wajah nya "lo bisa pergi!."
Hening.
Arkan hanya diam memandangi gadis di depan nya, hingga Zyan dan yang lain akhirnya berhasil menyusul mereka berdua. Mereka berhenti di tempat Arkan dan Aletta kini berdiri dalam keadaan membisu satu sama lain.
Keyla yang sedari awal sudah sangat tidak tahan menanyai keadaan Aletta, buru-buru mendekati gadis itu "lo nggak papa kan Aletta?." Keyla meneliti orang di depan nya dari atas sampai bawah.
"Hm." Kaki Aletta mundur satu langkah, menjauh dari Keyla, melepas tangan gadis itu dari bahu nya "kalian bisa pergi!."
Yap. Aletta tengah mengusir. Kehadiran mereka dengan niat baik itu tidak akan mendapatkan respon positif dari nya. Terserah mereka akan menganggap Aletta keras kepala atau apa lah, yang jelas Aletta belum bisa memaafkan mereka untuk saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aletta Story
Teen FictionAletta V, gadis yang menyandang gelar 'Dewi Pencabut Nyawa'. Gelar itu sudah melekat pada diri nya semenjak ia menduduki bangku SMP. Tak seorang pun yang berani mendekat untuk menjadi teman Aletta. Sedangkan gadis pemilik tatapan dingin itu pun, jug...