Hello everyone!
Buat yang ga inget, boleh dibaca lagi part sebelumnya. Biar ga bingung di part ini!
Jangan lupa di share cerita ini keteman-teman nya!
Kalo ada yang typo, tolong di tandain aja😉
Enjoy😘
÷÷÷
.
.
."Lo ga perlu mencari kepercayaan kesiapapun, cukup percaya dengan diri lo saja."
.
.
.👊
Cklik.
Dari balik pintu kamar mandi, Arkan muncul dengan dada polosan tanpa balutan kain. Hanya ada gulungan handuk yg berada di pinggang. Laki-laki itu melangkah keluar sembari mengucek-ngucek rambut nya yang basah dengan sebelah tangan.
Ting.
Suara notifikasi dari ponsel nya membuat atensi Arkan teralihkan. Mata elang laki-laki itu melirik benda pipih yang berada di atas kasur.
Aletta🥶
Gue tunggu dilampu merah ibu kota.👊
Langit malam terlihat indah dengan kelap kelip bintang diatas sana. Udara nya juga sejuk, tidak terlalu panas ataupun terlalu dingin. Namun seperti biasa, dunia selalu saja sibuk. Jalanan kota hanya akan sepi saat sudah jam 12.00 malam keatas, sebelum itu akan tetap ramai seperti sekarang.
Dipinggir lampu merah kota yang sangat padat, seorang gadis tengah duduk berdiam diri sendirian dengan tudung hoodie dikepala pada salah satu bangku trotoar.
Kedua manik mata gadis itu tengah menatap dingin garis putih yang memisahkan jalanan besar di depan sana. Garis putih yang akan dilalui oleh semua orang agar bisa menyebrang dengan aman.
"Udah lama?." Suara yang sangat familiar itu berhasil masuk memutus lamunan Aletta.
Arkan yang baru saja sampai, mendaratkan pantat di sisi lain bangku yang sama dengan Aletta. Posisi mereka seperti orang asing dengan membiarkan bagian tengah dari bangku itu kosong.
Mata elang Aletta melirik singkat pada Arkan, setelah itu menurunkan tudung hoodie nya. Kedua tangan ia simpan didalam saku depan hoodie, lalu bersandar sembari menyilangkan kaki dengan mata yang masi memandangi jalanan ramai didepan sana.
Beberapa menit berdiam. Sebelum akhirnya suara Aletta menembus keheningan.
"Besok berangkat jam berapa?." Pertanyaan yang terlalu tiba-tiba untuk Arkan yang membuat laki-laki itu menoleh detik itu juga pada orang disamping nya. Ia pikir Aletta tidak akan mengingatnya.
Tak mendapatkan jawaban dari Arkan, Aletta ikutan menoleh. Manik mata gadis itu seketika bertemu dengan manik mata Arkan yang kini tengah menatapnya.
Sekitar 10 detik bertatapan, Arkan akhirnya memalingkan wajah nya. Detak jantung ia tiba-tiba saja tidak stabil, entah sejak kapan tapi yang jelas ini bukan seperti dirinya yang biasa. Arkan merasakan gemuruh hebat dalam jantung nya, seperti akan meledak. Sedangkan Aletta, kembali memandangi jalanan pandat di depan.
"Lo lihat garis putih di sana?."
Arkan mengikuti arah yang di tunjuk Aletta "hm."
"Apa yang lo lihat 20 meter sebelah kanan dari garis putih itu?."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aletta Story
Teen FictionAletta V, gadis yang menyandang gelar 'Dewi Pencabut Nyawa'. Gelar itu sudah melekat pada diri nya semenjak ia menduduki bangku SMP. Tak seorang pun yang berani mendekat untuk menjadi teman Aletta. Sedangkan gadis pemilik tatapan dingin itu pun, jug...