☯️ satu aja udah bikin gila, apalagi ada dua. gizka semakin mabuk kepayang—dalam artian negatif.
✨✨
“Udah kupasang di tasnya,” kataku memberitahu seseorang di seberang sana. Ponsel menempel di telinga kanan, sembari mataku memandang lurus ke depan. Jasonna duduk di sebelah, tengah memarkirkan mobilnya di depan hotel prodeo. Lalu, aku melanjutkan, “Jason sama Galuh juga udah pasang alatnya di mobil dan nge-hack kamera mobilnya.”
“Oh, ya?”
“Iya.”
“Kamera depan dan kamera interior, kan?”
Aku menganggukan kepala, meskipun orang di seberang sana tidak bisa melihatnya. Lalu, “Dua-duanya.”
Orang itu menyahut, “Keren banget kalian!”
“As always,” sahutku, sembari melirik ke arah Jasonna dan tersenyum tipis. Lalu, “Udah, ya? Aku masih ada urusan lain.”
“Ketemu Bumi, kan?”
Aku meloloskan helaan napas berat. “Yaaa, miriplah,” jawabku, kemudian memutus sambungan telepon terlebih dahulu.
Jasonna melepas seatbelt yang melindungi tubuhku setelah berhasil memarkirkan mobil, dan, “Semuanya udah beres, kan? Udah di-acc?”
Aku mengangguk. “Ehm-Mm.”
“Dia tanya tentang aku?”
“Tanya,” sahutku pendek, kemudian memasukan ponsel ke dalam totebag yang kubawa. Aku menoleh ke arah Jasonna dan menemukan bocah itu tengah tersenyum sumringah. Lalu, “Gimana caranya kamu pasang alatnya di mobil?”
“Kerja sama,” jawabnya sok misterius. Dia menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi dan melepas seatbelt-nya sendiri, kemudian kembali bicara, “Aku sama Galuh bagi-bagi tugas. Dia yang ajak ngobrol sopir mamanya Megantara, pura-pura ban mobilnya bocor gitu—aku udah keluar dari mobil dan sembunyi. Pas sopirnya masuk jebakan, aku yang pasang GPS di mobilnya dan juga berhasil masukin virus ke kamera mobil itu. Dari pengamatan Tim Deja Vu sih, katanya yang pakai mobil itu bukan cuma mamanya tapi juga papanya jadi seharusnya banyak informasi yang bisa kita gali.”
“Mereka pakai mobil yang sama?”
“Iya, sesuai pengamatan Tim Deja Vu.”
Aku mengerutkan kening. “Why?”
“Hm?” Sorot Jasonna menatap heran.
“Mereka punya dua mobil, tapi kenapa cuma pakai satu mobil tipe BMW itu ke mana-mana? Apa gunanya mobil yang satunya?”
Jasonna sempat terdiam, kemudian dia mengangkat kedua bahunya. Dengan senyum menenangkan, dia berkata, “Apa pun alasannya, kita bakal dapat jawaban dari Tim Deja Vu. Don’t worry, semuanya bekerja keras, Mbak. Just wait, sampai mereka dapat banyak clue.”
“Seharusnya ada clue yang bisa bantu kita mengungkap kasus ini, apalagi dilihat dari isi diari Megantara yang ternyata beneran diperlakukan semena-mena sama orang tuanya,” jelasku, sejujurnya sedikit frustasi setelah diberi kesempatan untuk membaca isi dari diari Megantara. Aku ikut menyadarkan punggung ke sandaran kursi dan menerawang jauh ke dimensi lain. Aku berkata, “Diari halaman 22, pas Megan cerita kalau dia hampir tuli gara-gara jadi target tembak papanya pas lagi latihan tembak. Megan yang saat itu berumur 15 tahun disuruh menaruh apel di atas kepala buat target tembak, tapi... pelurunya meleset kena telinga kanannya—lebih tepatnya cuping telinga kanannya.”
![](https://img.wattpad.com/cover/203178876-288-k855763.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BUMI & EVAKUASI
Фанфик[Original Fiksi/🔞] - "Bukannya kamu yang bunuh dia? Kamu bilang, kamu mau membunuh orang itu untuk aku." (Brave Series #3) Jogja identik dengan hal-hal klasik, indah, dan romantis bagi banyak orang. Tapi, bagi Gizka, Jogja juga adalah rumah. Dia in...