01. Fenomena Selebgram

2.8K 242 28
                                        

✨✨

2 Agustus 2019

ISTILAH selebgram memang sedang panas-panasnya di Indonesia. Jumlah pengikut di media sosial seolah menjadi acuan yang begitu penting. Kalau mau diterima masyarakat, seakan kita harus punya jumlah pasukan ratusan ribu sampai jutaan di media sosial baru bisa dianggap hits atau keren.

Tak dipungkiri bahwa selera fashion, gaya berfoto, barang mahal, sampai cara merias wajah para selebgram menjadi hal-hal yang ditiru oleh masyarakat yang kemudian menjadi trend. Dan, aku berharap bahwa para influencer atau selebgram ini bisa menunjukan hal-hal positif untuk ditiru. Ada banyak generasi muda yang belum bijaksana memilah mana yang baik dan mana yang benar.

Aku juga tidak memungkiri bahwa kecerobohan yang dilakukan oleh generasi muda merupakan akibat dari salah asuhan orang tua yang tidak mengawasi apa yang dilihat atau didengar anak di sosial media.

Anak yang belum cukup umur sudah memegang gawai dan bebas mencari apa pun di internet. Serius, orang tua harus menerapkan aturan supaya anak-anak tidak terikat dengan benda android itu.

Oh, jangan lupa dengan banyaknya penikmat media sosial yang masih suka mengagungkan perilaku bodoh sehingga menjadi terkenal di mana-mana. Maksudku, kalau sudah tahu perilakunya bodoh, ya jangan disebarkan sampai viral.

Yang tidak tahu, akhirnya jadi tahu, kan? Tambah meledak kebodohan itu.

Tak sepenuhnya salah selebgram juga kalau generasi muda meniru apa yang mereka lakukan. Para selebgram kan juga manusia yang punya hak mau bagaimana menjalani hidupnya. Tapi, aku juga mau mengingatkan bahwa label selebgram atau influencer itu memiliki tanggung-jawab besar.

Jumlah pengikut yang banyak semestinya juga diimbangi dengan konten yang layak dilihat atau didengar oleh khayalak ramai. Bukannya justru berperilaku bodoh.

Belum juga bayaran endorse atau iklan yang bisa membawa kita ke luar negeri atau membeli mobil baru dalam waktu singkat.

Aku sering membaca artikel yang menuliskan tarif-tarif iklan para selebgram Indonesia yang mungkin bisa membuatku puasa selama setahun atau mungkin lebih. Aku hanya bisa geleng-geleng kepala karena ternyata selebgram merupakan bisnis yang menjanjikan.

Generasi muda boleh meniru untuk yang satu ini, tapi juga harus diimbangi dengan konten yang bermanfaat. Konten yang positif SEHARUSNYA akan menarik lebih banyak orang untuk mengikuti.

Aku menekan tanda 'love' di salah satu unggahan selebgram yang punya pengikut jutaan. Aku mengikuti selebgram ini karena dia sukses menggunakan lebel 'selebgram' untuk hal yang bermanfaat sekarang. Dulunya dia dihujat habis-habisan, tapi dia berhasil menunjukan kemajuan.

Aku dan Mas Bumi sedang ada di ruang tamu kontrakanku dan berbaring di atas karpet karena cuaca Yogyakarta sedang panas. Aku rasanya mau keramas siang bolong karena panasnya. Kami hanya berdua, karena penghuni lainnya masih ada kelas atau kegiatan pribadi lainnya.

Kebetulan, Mas Bumi sedang libur kerja dan aku tidak ada kelas hari ini. Jadi kami memutuskan untuk leha-leha sejenak.

Kontrakan ini diberi nama 'Kontrakan Cewek-Cewek Cakep' yang dihuni oleh lima orang perempuan. Singkatnya, disebut sebagai Cecan Home. Penamaan kontrakan hanya untuk hiburan, jadi tidak ada makna tersembunyi. Namun, kami semua benar-benar cakep.

BUMI & EVAKUASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang