Tangis Aruna pecah begitu saja ketika melihat foto tersebut. Dunianya kini seakan benar-benar hancur. Pertahanan yang sela
Rasa cinta yang begitu besar itu berubah menjadi luka yang begitu hebat.
Aruna benci. Benci ketika lagi-lagi dirinya harus kalah dan terpaksa berhenti.
Kedatangan tiba-tiba yang berujung kepergian yang juga tiba-tiba. Perasaan yang awalnya pura-pura lama-kelamaan berganti dengan perasaan yang nyata. Kisah mereka bukan berawal dari pertemuan yang tak disengaja, melainkan bermula dari candaan yang berujung terbawa perasaan. Dan mau tau mau ia harus menerima bahwa usahanya selama ini hanya sebatas dihargai, bukan dibalas dengan perasaan yang sama.
Semesta tidak pernah berpihak pada mereka karena Tuhan tidak memperkenankan. Berkali-kali ia dipatahkan tapi lebih memilih untuk bertahan. Tapi tidak untuk kali ini. Tugasnya untuk menjadi payung untuk seseorang kini selesai karena pelangi yang diinginkan sudah datang. Dan dari peristiwa kemarin Aruna harus belajar mengikhlaskan untuk membuat dirinya utuh kembali.
Aruna mengelap kasar air mata yang membasahi wajahnya. Cewek berkacamata itu melihat pantulan dirinya di cermin. Bibirnya menyunggingkan senyum sinis. Kini ia bertekad untuk menghapus semua kenangan tentang pemuda itu, termasuk perasaan untuknya.
Tak ada lagi Darren, untuk selamanya.
***
Darren terkejut kala tahu Aruna telat menutup segala akses untuknya. Amarah dan kekesalan terpancar jelas pada pemuda itu kala melihat nomornya telah diblokir oleh Aruna. Bukannya mencoba memperbaiki, malah ia menghapus nomor cewek itu dari ponselnya.
Dilihatnya bekas room chat antara dirinya dengan Aruna yang terpampang jelas belum lama ini keduanya masih berkomunikasi dengan baik. Jemarinya tergerak untuk ikut menghapus bekas chatan itu tanpa meninggalkan sedikit kenangan. Walau diam-diam Darren merutukin kebodohan yang dilakukannya kemarin. Jelas ulahnya yang memposting foto bersama Livia dengan banyak emoticon love membuat Aruna sakit hati. Sepenuhnya Darren sadar semua ini salahnya. Apalagi kesalahan terbesarnya saat ini adalah telah menyakiti gadis itu untuk yang kesekian kalinya.
Mereka sama-sama terluka. Aruna tak menyadari bahwa sikapnya itu akan melukai hati Darren. Begitupun dengan Darren yang kembali menyakitinya. Bukan perkara siapa yang salah, siapa yang tersakiti atau menyakiti. Keduanya sama-sama bersalah dan juga sama-sama tersakiti. Mereka punya luka yang sama tapi berbeda cara menyembuhkannya.
Kini semuanya telah berakhir. Lebih tepatnya berakhir sebelum memulai. Tak ada lagi hari-hari indah. Semuanya telah usai bahkan sebelum ada titik terang. Lama menanti juga tak menjamin akan menjadi pelabuhan terakhir. Lama menunggu juga tak menjamin akan ada kepastian. Atau lama berharap juga tak ada gunanya jika orang yang diharapkan belum selesai dengan masa lalunya.
Nyatanya mereka hanya garis lurus yang sejajar dan beriringan tapi tidak ditakdirkan untuk bertemu. Mereka pernah mengupayakan takdir. Tapi sayang, Tuhan mempunyai rencananya tersendiri. Keduanya akan menemukan akhir yang bahagia, walau bersama bukan ujungnya.
Kebahagiaan pernah dirasakan walaupun hanya sesaat. Baik Aruna atau Darren pernah mengukir hal yang indah dan menyenangkan untuk satu sama lain. Salah satu dari mereka pernah menjadi alasan yang lainnya untuk tersenyum. Juga pernah menjadi alasan menangis, dan begitupun sebaliknya.
Kisah indah tentang mereka pernah ada. Walaupun hanya sementara. Kebahagiaan pernah mereka raih dan pada akhirnya keduanya sadar, bersama bukan hal yang baik. Semua orang juga tahu perihal cinta yang sepaket dengan luka, begitupun Aruna dan Darren yang memilih jalan bahagianya dengan cara berjalan masing-masing. Percuma jika beriringan tapi tak satu tujuan. Ujung-ujungnya akan berpisah bukan?
Baik Aruna ataupun Darren, sedang berusaha mengikhlaskan apa yang terjadi saat ini. Obat yang dibutuhkan untuk menyembuhkan ini hanyalah waktu. Biarkan waktu yang mempertemukan mereka dengan rencana-rencana yang sudah Tuhan atur. Entah itu ending bahagia atau tidak, hanya sang pencipta lah yang tahu.
Butuh waktu beberapa bulan untuk Aruna bangkit dari mimpi buruk ini. Kemarin dirinya sangat terpuruk karena terlalu jatuh ke dalam jurang yang menyakitkan. Namun sekarang perlahan-lahan ia sudah bisa menata kembali hatinya yang sempat berantakan. Aruna kini sepenuhnya menerima bahwa kenyataannya bukan ia yang Darren inginkan selama ini. Bisa-bisanya kemarin ia terlalu bodoh memperjuangkan seseorang yang masih dalam bayang-bayang masa lalunya.
Disisi lain ada Darren. Pemuda itu benar-benar kehilangan sosok yang selalu menjadi perhatiannya. Kepergian gadis itu menorehkan luka yang begitu hebat untuknya. Sepenuhnya ia sadar bahwa semua ini adalah salahnya. Ego yang tidak dikendalikan membuat gadis itu pergi meninggalkannya. Dan sepertinya ketika telah 'pergi', tidak pernah akan ada kata 'kembali' lagi.
Darren akan bahagia. Walaupun bukan Aruna yang menjadi alasannya. Gadis yang pernah menjadi pusat perhatiannya itu kini telah pergi dan takkan mungkin kembali.
Walau selesai, bukan berarti kisah mereka akan terhenti begitu saja. Masih ada kisah lagi yang mungkin bukan tentang kebersamaan yang menjadi isinya, melainkan perjalanan masing-masinglah yang menjadi kisah selanjutnya.
***
Dear, Kamu.
Ada sebuah perasaan yang ingin ku sampaikan. Sebuah perasaan yang tak bisa diucapkan secara langsung dan hanya bisa disampaikan lewat barisan kata yang dirangkai. Kamu tahu kenapa? Bibir itu terlalu takut untuk menyampaikannya. Hati ini juga belum siap patah. Dan mata itu juga belum siap mengeluarkan airnya.
Aku hanya gadis biasa yang terlalu takut menyampaikan rasa secara langsung. Aku hanya gadis kaku yang pandai merangkai kata lewat tulisan. Dan aku hanya gadis sederhana yang memiliki cinta luar biasa untukmu.
Terimakasih karena kamu telah hadir. Kamu hadir memberikan berjuta warna dalam hidupku. Hidupku yang dulunya seputih kanvas, kini telah dipenuhi berbagai warna sebagai pelajaran untuk hidup.
Karenamu, aku mengenal itu cinta sesungguhnya. Karenamu, aku pernah menyimpan rasa sebesar itu kepada seseorang. Karenamu, aku pernah patah hati sesakit itu. Karenamu pula aku pernah bertekad membenci seseorang hingga sedalam itu.
Setelah menuliskan kepingan isi hatinya Aruna merobek kertas itu dan kembali membaca seksama tulisannya. Lagi-lagi air matanya harus turun tanpa izin. Gadis itu menutup matanya karena tiba-tiba bayangan akan Darren yang mempost foto bersama Livia dengan mengimbuhkan banyak sekali emoji love membuatnya sedih. Rasanya terlalu sakit bila diingat-ingat.
Aruna melipat kertas itu lalu membuangnya ke sembarang arah. Dia masih berharap semua ini hanya mimpi buruknya. Jika iya, tolong bangunkan Aruna. Ia tak mau terlalu larut dalam kesakitan ini. Jurang ini terlalu gelap untuk berlama-lama didalamnya. Aruna ingin bangkit. Aruna juga harus meraih bahagia walaupun bukan dengan cintanya.
***
FINALLY!
Kisah Aruna dan Darren benar-benar tamat sampai disini. Untuk saat ini, gak ada kelanjutan kisah mereka. Semua telah selesai dan happy ending dengan cara masing-masing.Kenapa?
Gak semua pilihan bersama akan berakhir bahagia. Makanya Aruna dan Darren lebih memilih berjalan masing-masing karena mereka tau, bersama bukanlah pilihan yang baik.
Ya intinya milihnya yang pasti-pasti aja. Untuk apa bersama nyatanya gak sejalan? Mending masing-masing dalam artian membahagiakan diri dengan versinya sendiri.
Terlalu belibet gak sih?
Btw maklumin ya, ini cerita pertama yang akhirnya bisa aku tulis hingga tamat. Mohon maaf sebesar-besarnya jika ada kesalahan kata atau kesamaan tokoh yang mungkin tak disengaja.Dan disini, kalian bisa mengeluarkan pendapat kalian setelah membaca Evanescent sampai tamat.
Tolong tulis disini, bagian mana yang perlu diperbaiki.
Silahkan tulis pesan yang ingin disampaikan kepada aku ataupun tokoh-tokoh Evanescent lainnya.
Follow akun wattpad Novaabelia24 untuk membaca cerita lainnya dan Instagram @novaabelia_
Terimakasih, big luv all❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT (COMPLETED)
Teen FictionNamanya Aruna, nama lengkapnya Aruna Langit Rinjani yang memiliki arti yaitu warna langit kemerahan di atas gunung Rinjani. Kalau kata Darren, Aruna itu beda dari yang lain. Aruna itu kalem. Aruna itu pengertian. Aruna itu baik banget. Intinya kalau...