7. Kalah.

83 13 20
                                    

Kali ini, aku kecewa karena dipatahkan oleh harapanku. Harusnya sejak awal aku tidak berekspetasi terlalu tinggi akan hal yang tidak pasti.

***

Hari yang dinanti pun tiba. Hari dimana pertandingan bola Indonesia melawan Jepang yang dilaksanakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Selain bisa menyaksikan kesana, bisa juga disaksikan lewat saluran stasiun televisi. Banyak yang menyaksikannya ditempat-tempat umum alias nobar, ataupun menontonnya sendiri dirumah.

Termasuk Aruna yang menonton pertandingan tersebut. Entah apa yang merasukinya sehingga ia mau menonton pertandingan bola. Ibunya sampai heran, sejak kapan putri sulungnya itu menyukai bola?

"Sejak kapan kamu suka bola?" tanya Ananda, ibu Aruna.

"Iseng aja bun." jawab Aruna.

"Yang bener?"

"Iya. Soalnya pertandingannya lagi rame diperbincangkan. Ya, Aruna penasaran aja." ujar Aruna.

"Jangan tidur malem-malem." ucap Ananda mengingatkan.

"Oke bunda."

Aruna kembali fokus menyaksikan pertandingan tersebut. Sudah beberapa menit namun Timnas Indonesia belum juga menunjukkan tanda-tanda kemenangannya.

Mengingat kejadian beberapa hari yang lalu, salahkah ia jika berharap akan kemenangan Timnas Indonesia? Dalam hati ia terus berdoa agar Indonesia memenangkan pertandingan ini.

Aruna terdiam sejenak. Apa jangan-jangan saat ini ia sudah baper oleh Darren? Padahal pemuda itu belum lama masuk kedalam kehidupannya. Sebisa mungkin ia menepis perasaan-perasaan itu, tapi sekarang rasanya sudah tidak bisa ditahan lagi.

Mungkinkah Aruna mulai menaruh perasaan pada Darren?

Mungkin iya. Tapi hanya sedikit. Catat, hanya sedikit.

Ia belum bisa sepenuhnya percaya, karena sampai saat ini ia belum bisa menilai keseriusan yang ada pada pemuda itu. Gadis itu sangat hati-hati, jangan sampai ia menaruh perasaan pada orang yang salah.

90 menit sudah pertandingan dilaksanakan. Kini, kemenangan berada di pihak lawan. Aruna mengembuskan nafasnya kasar. Seperti Tuhan belum mengabulkan doa-doanya. Dan Indonesia harus menerima kekalahannya yaitu dengan skor akhir 2-0.

***

Aruna menginjakan kakinya pada gedung bertingkat ini yang tak lain adalah sekolahnya. Gadis itu berjalan sambil meremas tali tasnya. Perasaan tak tenang sejak tadi malam. Ada sedikit rasa kecewa, namun ia selalu menepis pikiran tersebut.

Pagi ini suasana kelas masih sepi. Hanya ada beberapa siswa yang datang. Selebihnya pasti akan datang jika sudah beberapa detik saat kelas ingin dimulai atau yang lebih parahnya sampai terlambat.

Keisha datang bersama Nayra. Mereka melihat Aruna yang hanya melamun sambil terdiam di bangkunya.

"Kenapa, Na?" tanya Nayra.

"Enggak."

Melihat ekspresi Nayra yang sepertinya belum percaya, Aruna pun kembali berbicara. "Ngantuk aja, Nay. Semalem gue begadang karena ngerjain makalah."

EVANESCENT (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang