53. Bisakah membenci?

39 4 61
                                    

Sepertinya memang harus di akhiri sebelum aku terlalu jauh tersakiti. Kamu juga mungkin tidak tahu bagaimana rasanya, sebab kamu tak pernah menganggap semua ini nyata.

***

Sepulang sekolah Aruna dan Nayra memutuskan untuk menunggu di lorong karena ingin memanfaatkan WiFi yang disediakan sekolah. Mumpung guru-guru lagi sibuk jadilah keduanya duduk diantara murid-murid lain di lorong untuk menyedot fasilitas sekolah itu. Kalau saja ada guru yang melintas, melihat mereka yang berjejer rapih di lorong itu maka dengan cepat guru itu akan mematikan WiFi dan mengusir mereka semua agar cepat pulang.

Aneh memang. Untuk apa menyediakan fasilitas namun dilarang untuk di pakai?

Apa gunanya mereka membayar iuran tiap bulan agar mendapatkan apa yang sesuai dengan mereka keluarkan, namun kenyataannya tidak diperbolehkan?

Sepertinya sekolah ini harus di demo.

Lorong kebetulan agak ramai karena beberapa murid menongkrong disana sambil bergerombolan. Mulai dari kelas adik kelas sampai kakak kelas. Aruna yang tadinya ingin segera pulang namun diurungkan karena bundanya tidak bisa menjemput. Bahkan Ananda menyuruhnya untuk pulang bersama Dara dan nanti akan menjemputnya di rumah cewek itu. Tapi apalah daya kalau Ananda mengabarinya tepat di saat Dara sudah pulang sejak tadi. Ya sudah, mumpung WiFi sekolah belum dimatikan, Aruna dan Nayra memakainya habis-habisan.

Nayra yang sibuk nonton mukbang disalah satu channel YouTube, sedangkan Aruna sedari tadi hanya bolak-balik Instagram dan WhatsApp yang entah apa dilihat. Sebenarnya tidak ada, entah mengapa Aruna gemas sendiri ingin membuks WhatsApp padahal tidak ada yang mengechatnya. Instagram pun nampak membosankan, bahkan dia sudah melihat semua instastory orang-orang yang dia ikuti.

Jenuh mulai melanda, padahal WiFi masih kencang-kencangnya. Aruna menatap lurus ke depan dan membelakkan matanya ketika melihat seseorang yang sedang duduk tepat berada didepannya. Tangan kanannya menyikut tangan Nayra untuk memberi kode.

"Apa?" tanya Nayra yang mulai peka namun tak mengalihkan pandangannya dari video orang yang mukbang makanan khas Korea yang membuat perutnya keroncongan.

"Itu." bisik Aruna sambil menunjuk kearah seseorang menggunakan hidungnya.

Nayra mendongak dan melihat orang yang dimaksud Aruna. Dan orang itu adalah...

Livia.

Nayra ingin tertawa karena kebetulan sekali tempat dimana mereka duduk berhadapan langsung dengan Livia. Ah tidak, lebih tepatnya Aruna. Diliriknya Aruna yang tengah berusaha biasa saja padahal dia seratus persen yakin bahwa Aruna ada something yang dia sembunyikan.

Suara klakson mengalihkan atensi Aruna maupun Nayra. Ada Darren berjalan kearah sini. Namun bukan kearah keduanya, tapi kekasihnya yaitu Livia. Motor matic milik Darren berhenti tepat didepan mereka dan cowok itu menunduk tepat didepan Livia.

"Anjing si Darren." umpat Nayra pelan. Aruna hanya diam. Menyimak baik-baik percakapan diantara kedua sejoli itu.

"Kamu belum pulang?" tanya Darren.

"Belum, kamu kok udah pulang?" Livia balik bertanya.

"Iya sengaja karena gurunya ada keperluan." jawab Darren. "Ayo pulang. Aku anter, sekalian mau ketemu ayah kamu."

EVANESCENT (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang