“Patah sebelum parah adalah cara Tuhan untuk menyelamatkan kita dari orang yang salah.”
***
Hari demi hari pun berlalu. Seperti yang sudah menjadi tradisi sekolah mereka, sebelum diadakannya ujian akhir semester ganjil, sekolah akan mengadakan liburan akhir tahun. Setiap tahun pasti tempat yang dikunjungi berbeda-beda. Seperti kali ini tujuan destinasi nya adalah pantai.
Setelah menempuh waktu beberapa jam, akhirnya mereka tiba di sebuah pantai berpasir putih. Suara deburan ombak menyambut kedatangan satu angkatan kelas 9 ini. Satu persatu murid turun dari bis dan mulai memasuki area pantai.
Termasuk Aruna dan ketiga sahabatnya yang selalu bersama entah kemanapun mereka pergi. Tapi kali ini juga ditambah Sesillia, teman baru dalam circle pertemanan mereka.
"Pake kacamata dulu ah, biar gak silau." ucap Keisha mengeluarkan kacamata hitam dari tasnya. Cewek dengan setelah joger hitam yang dipadukan dengan tank top putih lalu dibalut dengan jaket berwarna maroon.
"Gaya lo." cibir Aruna. Outfit gadis berkacama kali ini adalah celana kulot bergaris yang dipadukan dengan sweater hitam crop yang ujung perutnya berserut. Tak lupa rambut panjang miliknya dikuncir asal dan membuat sisa-sisa anak rambutnya berterbangan karena diterpa angin.
Nayra dengan setelan overall pendek berwarna abu-abu sehingga menampakkan kaki jenjangnya yang begitu putih, hingga membuat siapapun melihatnya akan iri.
Juga ada Dara yang memakai jeans biru selutut dan dipadukan dengan kaos oblong. Diantara mereka, Dara lah yang tidak feminim alias sedikit tomboi.
Disisi lain ada Sesillia yang menggunakan celana jeans pendek sepaha dengan atasan kaos oversize. Rambut miliknya yang sengaja di cat warna coklat itupun dicepol tinggi.
Mereka memutuskan untuk bergabung bersama yang lainnya untuk mendengarkan aba-aba dari guru. Setelah acara dibuka, mereka pun berlomba-lomba menikmati keindahan alam yang ada disana. Banyak dari mereka bermain fasilitas yang disediakan seperti bermain banana boat, menaiki perahu dengan jumlah empat sampai lima orang, atau berenang dan sekedar bermain air saja.
Aruna berdiri di bawah pohon mangrove yang agak teduh sehingga menghalau matahari untuk membakar kulitnya. Dirinya tidak bisa panas-panasan karena takut kulitnya akan kusam.
"Alay banget." ucap Keisha sambil menatap Aruna gerah. "Ayo lah sekali-sekali aja. Gak buat lo langsung juga kan."
"Asli." ucap Nayra membenarkan.
"Kalian aja deh. Gue tunggu sini aja." Aruna berjalan beberapa langkah menuju saung yang disediakan. "Nanti kalo udah gabut gue ikutan."
"Gak asik." cibir Dara. "Yok lah kita aja." Mereka akhirnya menyerah dan memilih tidak memaksa Aruna untuk ikut bermain bersama mereka.
Bukan tanpa sebab, Aruna sebenarnya menyukai pantai. Bahkan sangat menyukai. Tapi dirinya sedang tidak mood saat melihat kejadian tadi pagi. Kejadian dimana Darren menghampiri Livia—adik kelas yang dikabarkan sedang dekat dengan cowok futsal itu. Mereka mengobrol sesekali tertawa, sehingga membuat Aruna panas ditempatnya. Mungkin, saat ini dirinya sedang dibakar api cemburu. Belum lagi perkataan Keisha tempo hari membuatnya menduga bahwa keduanya memiliki hubungan yang spesial.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT (COMPLETED)
Teen FictionNamanya Aruna, nama lengkapnya Aruna Langit Rinjani yang memiliki arti yaitu warna langit kemerahan di atas gunung Rinjani. Kalau kata Darren, Aruna itu beda dari yang lain. Aruna itu kalem. Aruna itu pengertian. Aruna itu baik banget. Intinya kalau...