9. Manis.

66 11 21
                                    

Jangan melirik, nanti tertarik.

***

"Enak banget yang OSIS keluar." ujar Nayra saat melihat beberapa anak OSIS dikelas mereka keluar.

"Udah tugasnya." ucap Aruna.

"Pengen jadi OSIS rasanya." ucap Nayra.

"Gak enak." ucap Dara ketika mendengar keluh kesah Nayra yang ngebet ingin jadi OSIS. "Capek tau. Belum kalau lagi ada pelajaran, sering ketinggalan gue."

"Asli makanya tahun-tahun sebelumnya pas Dara masih jadi OSIS, dia kalo ada kumpulan OSIS di jam pelajaran selalu nyontek tugas gue karena ketinggalan." ucap Aruna.

"Iya sih. Gua pengennya kalo ada acara kayak gini aja, kan lumayan bisa ketemu adik kelas." ucap Nayra sambil tersenyum. "Kalo selebihnya ya males. Capek anjir mager juga gua."

"Basing lo deh." ucap Aruna menyerah mendengarkan keluh kesah Nayra yang tidak masuk akal.

"Apa gue mengajukan diri aja ya sebagai anggota OSIS?" tanya Nayra yang makin diluar kendali.

"Sadar Nay, udah kelas 9 juga." balas Aruna yang berusaha sabar.

"Gapapa kan enak tugasnya gak lama. Daftar bentar, habis itu gak lama turun jabatan OSIS yang kelas 9." ucap Nayra.

"Yok lah gua daftarin ke Miss Yustin." ucap Dara kesal sambil menarik tangan Nayra.

"Anjir gue cuma bercanda bege!" ucap Nayra sambil tertawa.

"Stress emang." ucap Aruna.

"Eh katanya lo udah putus ya sama kak Fadil?" tanya Dara.

Nayra terdiam. Tawanya langsung memudar saat mendengar pertanyaan Dara.

"Putus?" beo Aruna kebingungan. "Sejak kapan pacaran? Bukannya cuma deket aja ya?" Aruna terus bertanya hingga membuat Nayra bingung ingin menjawab apa.

Disisi lain, raut wajah Nayra seketika berubah saat mendengarnya. Mendadak moodnya buruk karena ucapan Dara barusan. Gadis itu menghembuskan nafasnya kasar dan mencoba menenangkan dirinya. "Ada lah." jawab Nayra singkat.

"Gue gak nyangka ternyata lo pernah pacaran sama dia." tutur Aruna yang masih tak percaya.

"Lo tau dari mana Dar?" tanya Nayra.

"Keisha yang bilang." jawab Dara.

Nayra mengerutkan dahinya. "Keisha?"

"Iya." ucap Dara jujur.

"Ceritain kronologinya!" ucap Aruna tak sabaran.

"Nanti aja deh, Na." Nayra mengikat rambutnya. "Lagi gak mood gue.

Aruna mengangguk paham. Ia mengerti kenapa Nayra tidak mau bercerita untuk saat ini. Sepertinya ada masalah yang cukup rumit yang tanpa sepengetahuan Aruna. "Oke. Kalo udah siap cerita, cerita ya?" ucap Aruna sambil merangkul Nayra.

"Iya."

Nayra kembali diam. Aruna memperhatikan gerak-gerik Nayra yang berubah total ketika membicarakan soal Fadil itu. Sepertinya membahas tentang sosok pemuda itu saat ini sangat sensitif untuk Nayra. Baiklah, Aruna tidak akan memaksa Nayra untuk bercerita walaupun dirinya sangat ingin tahu. Tapi ia ada cara tersendiri untuk mendapatkan informasi dibalik itu semua, tanpa lewat Nayra secara langsung.

EVANESCENT (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang