23. Yang sebenarnya.

67 8 17
                                    

“Dan pada akhirnya cinta hanyalah sebuah perkataan dan omong kosong yang dilatarbelakangi oleh perasaan.”

***

"Gue mau jujur akan sesuatu sama lo, Nay." ucap Aruna memecah keheningan.

Kini hanya Aruna dan Nayra saja yang berada di UKS. Sedangkan yang lainnya sudah kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran. Aruna merubah posisinya menjadi duduk sambil menatap Nayra yang tengah merebahkan diri di sofa. "Gue jujur kalo gue suka sama Darren."

Sedetik kemudian Nayra langsung terbangun. "NAH KAN SUDAH GUE DUGA."

"Sssttt diem, nanti lo di usir petugas." Aruna menyuruh Nayra mengecilkan volume suaranya.

Nayra menyengir. "Eh iya, btw sejak kapan lo suka sama dia."

"Setahun belakangan deh." ucap Aruna ragu.

"Kok?"

"Gue belum bisa memastikan kapan mulainya gue bisa suka sama dia." ucap Aruna. "Tapi yang jelas sekarang gue beneran kalah, Nay. Tadinya gue benar-benar gak ngerespon perlakuan dia ke gue selama ini, tapi ya cewek mana sih gak bakalan luluh sama dia?"

"Iya sih." ucap Nayra membenarkan dan tak menampik fakta bahwa Darren selama ini selalu membuat Aruna baper.

"Dia selalu bilang suka sama gue, tapi gue gak tau dia itu cuma becanda atau sungguh-sungguh?" Aruna menatap lurus. Kesedihan terpancar jelas pada raut wajahnya.

"Tapi kayaknya Darren emang beneran suka sama lo deh, Na."

Aruna tersenyum sinis mendengar penuturan Nayra barusan. "Kalo emang beneran suka, gak mungkin kan dia jadian sama Livia?"

Nayra melebarkan tatapannya. "Jadi dia beneran jadian sama adik kelas itu?"

"Ya gak tau juga sih."

"Gue bakal cari tau semuanya." Nayra memberi usul. "Biar gue jadi informan buat mengorek tentang mereka lebih lanjut."

"Gak usah lah, biarin aja."

"Gapapa, Na."

"Terserah deh."

"Akhirnya lo jujur juga tentang perasaan lo ke Darren selama ini." Nayra tersenyum senang. "Gue bakal bantu buat lo lebih deket sama Darren."

"Jangan!" tolak Aruna dan membuat gadis itu panik sendiri. "Jangan aneh-aneh. Gue gak mau kalo Darren itu tau akan perasaan gue, Nay. Biarin gue yang nyimpen perasaan ini diem-diem aja."

"Jadi lo memutuskan untuk mencintai dia secara diam-diam tanpa ngasih tau yang sebenarnya?" ujar Nayra.

"Iya." ucap Aruna sambil mengangguk.

"Tapi gimana kalo misalnya dia sama Livia emang udah jadian." tanya Nayra pelan. "Terus perasaan lo—"

"Masalahnya dimana? Toh gue gak mau Darren sampe tau perasaan ini. Jadi kalo emang mereka beneran jadi, ya udah. Gue juga gak akan ganggu, biarin aja mereka bahagia."

"Na—"

"Nayra." Aruna menatap Nayra serius. "Ini resikonya, Nay. Juga mungkin ini kesalahan gue yang bisa-bisanya nganggep candaan dia itu lebih. Gue yang terlalu baperan."

EVANESCENT (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang