“Walau hanya melihatnya, dia nampak begitu berbeda dan menjadi sebuah bagian yang seharusnya. Tawa yang menenangkan serta senyum yang juga membahagiakan membuat dirinya semakin istimewa.”
***
"Bisa gak sih kalo masuk itu ketuk pintu dulu?" tanya Keisha sembari bangun dari sesi rebahannya. Cewek itu agak kesal karena Darren dan Bara masuk kedalam kelas tanpa permisi.
"Emangnya ini kelas punya lo?" balas Darren bertanya. "Makanya kalo mau tidur itu dirumah jangan dikelas."
"Terserah gua lah!" sewot Keisha.
"Lo kalo mau tidur mah bawa kasur, bawa bantul tuh dari rumah." timpal Bara lalu tertawa.
"Udah sini-sini." ucap Aruna sembari menarik Keisha agar kembali tidur di pahanya. Gadis itu merapihkan rambut Keisha yang sedikit lepek karena olahraga, tanpa ada rasa jijik sekalipun.
"Lo kayak emak-emak banget sih." ucap Keisha sambil tersenyum jahil.
"Lo mau gua jenggut?" tanya Aruna sebal.
"Enggak lah."
"Rambut lo lepek banget." Aruna kembali menyisiri rambut Keisha. "Lo bawa sisir gak?"
"Bawa." Keisha pun mengambil sisir di tasnya dan menyerahkannya pada Aruna. "Sisirin ya."
Aruna mengangguk dan mulai menyisir rambut Keisha dengan telaten. Dengan sabar Aruna menyisir helai demi helai rambut Keisha yang agak kusut hingga kini sudah rapih.
"Gila lo, kayak emak sama anak banget mereka." ucap Bara saat melihat interaksi diantara keduanya.
"Cewek gue emang paling sip." ucap Darren sambil tersenyum mengingat sikap Aruna barusan yang menunjukkan sisi keibuannya.
"Cewek lo cewek lo." sergah Nayra. "Tembak dong ah!"
"Mati dong kalo ditembak." balas Darren bercanda.
"Na, lo mau ditembak Darren!" ucap Nayra.
"Gak usah buat-buat omongan deh, Nay." balas Aruna datar.
Respon Aruna barusan membuat Darren tersenyum kecut. Mengapa susah sekali membuat Aruna membuka diri untuknya. Kehadirannya susah sekali diterima dalam hidup cewek berkacamata itu.
Sedangkan Aruna yang menyadari sejak tadi Darren terus menatapnya itupun memalingkan wajahnya. Ia tidak bisa terus-terusan ditatap seperti ini. Jantungnya mendadak jadi tidak sehat karena berdetak lebih cepat dari biasanya.
"Eh iya, kita minggu depan bakal ada praktek olahraga yang lari estafet itu." ucap Keisha mengingatkan.
"Banyak banget sih satu kelompok masa isinya 10 orang." ucap Aruna. "Mau dapet orang dari mana aja coba?"
"Sans kan ada Darren." ucap Dara. "Lo mau gak masuk kelompok kita?" tanyanya pada kakak sepupunya itu.
"Mau." Darren langsung menerima tawaran itu tanpa pikir panjang. "Ada Aruna, tambah semangat gue jadinya."
Siapapun tolong Aruna. Ia benar-benar tidak bisa diperlakukan seperti itu karena sekarang pipinya memanas juga memerah!
"Oke." putus Aruna tanpa membalas ucapan Darren. "Udah ada lima orang, berarti tinggal cari setengahnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT (COMPLETED)
Teen FictionNamanya Aruna, nama lengkapnya Aruna Langit Rinjani yang memiliki arti yaitu warna langit kemerahan di atas gunung Rinjani. Kalau kata Darren, Aruna itu beda dari yang lain. Aruna itu kalem. Aruna itu pengertian. Aruna itu baik banget. Intinya kalau...