Aruna menatap miris ponsel Darren. Semua media sosial cowok itu telah diblokir oleh Livia. Mantannya itu sudah menutup segala akses untuk menghubungi.
Darren yang nampak biasa saja itu aslinya sedang tak baik-baik saja. Aruna yakin Darren sedang patah hati saat ini. Hanya saja Darren tak menunjukkannya.
"Are you okay?" Pertanyaan bodoh yang meluncur begitu saja dari mulut Aruna. Dia sudah tau jawabannya, dan untuk apa masih ditanyakan lagi?
"Gapapa kok, cuma sedih dikit aja." ucap Darren sambil terkekeh pelan.
"Cie... galau..." Aruna berusaha menghiburnya. "Yok bisa yok jangan sedih lagi."
"Lagi usaha." ucap Darren pelan.
Aruna tersenyum hingga lesung pipinya mencuat. "Gue tau lo lagi sedih dan patah hati saat ini. Dan gue juga gak bisa ngelakuin apa-apa sekarang. Tapi kalau lo butuh sesuatu atau sekedar ingin didengarkan, gue akan selalu ada." Senyum Aruna menular. Perlahan wajah sedih Darren mulai cerah. Cowok itu menatap Aruna sambil tersenyum sendu.
"Makasih." lirih Darren.
"Sama-sama." ucap Aruna ceria. "Kalau ada apa-apa bilang ya. Gue gak pernah sibuk buat mendengar semua keluh kesah lo."
Darren tak membalas ucapan Aruna. Pemuda itu menyenderkan kepalanya di bahu Aruna. Aruna yang terkejut akan hal itu hanya bisa terdiam membiarkan pemuda itu meminjam bahunya sebentar.
"Lo gugup ya kalau kayak gini?" tanya Darren.
"Apaan sih!" Aruna langsung menjauhkan badannya.
Darren tertawa melihat Aruna yang nampak salah tingkah. "Lo kaku banget soalnya."
"Sok tau." ketus Aruna.
"Jujur aja." goda Darren.
"Jangan nyebelin bisa gak?"
"Cuma sama kamu doang."
"Cuma sama kamu doang." tiru Aruna dengan suara yang dilebih-lebihkan.
"Aku serius."
"Bodo ah mau pergi."
"Ya udah."
"Kok ya udah?"
"Katanya mau pergi."
"Ngusir? Oke aku pergi." Aruna berdiri dan berjalan pelan meninggalkan Darren yang masih setia duduk di bangkunya. "Aku pamit, temukan aku dirasa sesalmu." ucap Aruna agak keras. Dalam hati dia merasa geli, tapi tak apa. Semuanya dilakukan agar Darren tak lagi sedih.
"Pergi aja gak bakal aku cari gak." ucap Darren datar.
"Iya aku beneran pergi kok." ucap Aruna ngengas. "Awas aja nyesel." ancamnya.
"Ya udah sana." usir Darren.
Aruna kesal. Niatnya hanya bercanda, nampaknya malah diusir beneran oleh Darren. "Dih pundungan." sinis Aruna. Cewek itu berdiri beberapa meter di depan Darren.
"Kenapa emangnya? Gak ngerugiin kamu juga kan?" balas Darren tak kalah sinis.
Ayolah. Niat Aruna hanya ingin menghibur pemuda itu tapi mengapa sekarang dia malah diusir sungguhan? Dan didengar dari nadanya, Darren nampak sinis juga padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT (COMPLETED)
Teen FictionNamanya Aruna, nama lengkapnya Aruna Langit Rinjani yang memiliki arti yaitu warna langit kemerahan di atas gunung Rinjani. Kalau kata Darren, Aruna itu beda dari yang lain. Aruna itu kalem. Aruna itu pengertian. Aruna itu baik banget. Intinya kalau...