59. Berakhir sudah.

38 5 37
                                    

SEBELUM MEMBACA JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN FREN!

***

Pulang sekolah Aruna tak langsung pulang. Dia menemani Darren yang bermain bola sendirian di lapangan yang letaknya sampingan dengan area parkir. Mereka tak langsung pulang karena Darren ingin mengatakan sesuatu. Keduanya mengabaikan pertanyaan teman-temannya yang bertanya mengenai status hubungan mereka. Dengan tegas Aruna menjawab bahwa dia dan Darren hanya sebatas sahabat.

Aruna menyesap boba rasa coklat yang dia beli didepan sekolahan alias disamping warung makan Subarkah. Gadis itu sibuk memainkan ponsel hingga tak sadar bahwa keadaan sudah sepi dan Darren pun menyudahi permainannya. Cowok itu mengelap wajahnya yang dipenuhi keringat menggunakan tisu yang Aruna belikan untuknya. Aruna bilang, dia tidak suka bahwa Darren penuh keringat lalu dekat-dekat dengannya.

"Harusnya lo gak perlu beliin gue tisu." Darren melepaskan beberapa tisu yang menempel diwajahnya. "Nempel kayak gini males gue." keluhnya.

Aruna melirik Darren sekilas lalu menatap kembali layar ponselnya. Cewek itu sibuk melihat salah satu idola barunya yakni Blackpink. Apalagi salah satu personilnya yang bernama Lisa. Aruna langsung nge-fans setengah mati pada cewek Korea itu. Rambut panjang Lisa dan poni yang menutupi jidatnya membuat Aruna ingin memiliki poni seperti itu. "Potong poni kayak gini, sabi nih." gumam Aruna.

"Besok-besok lo kasih gue sapu tangan aja." ucap Darren.

"Itu di tas gue ada. Dibagian paling depan, sapu tangan warna kuning gambar Winnie the Pooh." ucap Aruna yang tak mengalihkan pandangannya sedikitpun.

Darren mengambil tas Aruna yang tergeletak dibawah, sedangkan pemiliknya asik duduk di atas kursi kayu. Diambilnya sapu tangan kuning itu dan langsung mengelapkan dikeringat yang memenuhi wajahnya.

"Makasih." ucap Darren yang langsung dibalas dehaman oleh Aruna.

Mata cowok itu menatap lurus kearah jalanan yang sepi. Tempat mereka sekarang memang agak sepi karena letaknya yang memasuki gang. "Gue pengen putus sama Livia."

Aruna yang mendengarnya langsung tersedak hingga terbatuk-batuk. Matanya mengeluarkan air mata karena merasakan tenggorokannya ada yang mengganjal.

Melihat Aruna yang batuk-batuk seperti itu Darren menjadi panik. "Na, lo gapapa?" tanya Darren khawatir.

"M-min-num."

Darren langsung mengambil botol air minum di tas Aruna dan meminumkannya pada cewek itu.

Aruna mengelap mulutnya kasar dan menatap Darren tak mengerti. "Lo ngomong apa barusan? Gue gak salah denger kan?" tanya Aruna.

"Lo udah baikan?" tanya Darren.

"Jawab pertanyaan gue Darren."

"Gue mau curhat lagi, tapi kali ini soal cewek." ucap Darren hati-hati. Takut jika menyinggung perasaan Aruna.

"Darren, I will always listen to you." Aruna menatap cowok itu serius. "Kenapa ngambil keputusan secepat ini? Lo bisa bilang ke gue dulu harusnya. Kita selesaikan masalahnya bareng-bareng." ucap Aruna serius.

"Putus." ucap Darren singkat namun terdengar sedih.

Aruna menghela nafasnya. "Kalau ada masalah sebaiknya selesaikan secara baik-baik."

EVANESCENT (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang