26. Kamu yang jelas berbeda.

50 9 19
                                    

“Kamu hanya singgah, bukan sungguh. Dan kukira kamu datang karena ada perasaan melainkan hanya penasaran.”

***

Keisha memasuki kelas dengan wajah kesal. Dibelakangnya ada Aruna, Nayra beserta Dara yang diam saja melihat tingkah sahabatnya yang tengah kesal akibat perdebatannya dengan Darren tadi.

"Jijik banget sok kebagusan." umpat Keisha.

"Udah lah Kei." ucap Aruna yang mencoba meredamkan emosi Keisha.

"Najis tau gak! Makin benci gue sama piala bergilir itu!"

"Keisha!" tegur Aruna karena mendengar umpatan Keisha yang menurutnya sudah kelawatan batas. Bisa-bisanya dua menyalahkan Livia padahal gadis itu tidak bersalah.

"Lagian emang tadi Darren bener-bener berubah. Dia beda banget seperti biasanya." tutur Nayra.

"Mau dia berubah atau enggak, kita gak bisa mengontrol dia untuk ngelakuin hal itu." ucap Aruna mencoba membuat teman-temannya mengerti. "Kita cuma orang luar bagi Darren. Harusnya kita menghargai keputusan dia. Bukan malah menghakimi dengan terus mencecar dia dengan kata-kata yang bakal buat dia sakit hati nantinya."

"Emang lo gak benci sama Livia?"

Pertanyaan Keisha membuat Aruna terbungkam. Wajahnya berangsur-angsur kembali datar. Jujur tak ada sedikitpun rasa benci terlintas dibenaknya. Secara dirinya juga tidak begitu mengenal Livia walaupun mereka satu sekolah. "Enggak." jawab Aruna. "Buat apa juga benci dia?"

Keisha mendelik sebal. "Kalo lo?" tanya Keisha pada Dara.

"Benci sih enggak. Cuma gue rada gak sir aja sama tuh anak." ucap Dara.

"Sama gue juga." timpal Nayra. "Gak suka aja ngeliat dia yang bisa nempel sana-sini." Nayra memang agak gerah dengan kelakuan dibalik wajah polos adik kelasnya itu. Tentang Livia yang selalu bisa akrab dengan cowok-cowok entah itu satu angkatan atau bahkan kakak kelas.

"Eh kalian udah tau gak?" tanya Sesillia yang menghampiri mereka dengan wajah pias. "Darren."

Satu nama yang membuat jantung Aruna berdebar kencang. "Darren kenapa?" tanya Aruna yang nampak khawatir.

"Dia lagi ngelabrak adik kelas." ujar Sesillia.

"Kok bisa?" tanya Dara yang terkejut bukan main. Sepengetahuannya, kakak sepupunya itu bukan tipe orang yang seperti itu. Darren bukanlah orang yang suka mencari masalah.

"Gue tau dari anak-anak kelas sebelah." ucap Sesillia. "Dan penyebabnya adalah Livia."

Aruna kembali membisu. Perasaan Darren memanglah hanya untuk Livia. Pemuda itu begitu mencintai Livia. Buktinya sekarang Darren repot-repot membela Livia walaupun dengan cara yang sama sekali bukan dirinya.

"Ini gak bisa dibiarin. Kita harus samperin dia."

***

"Maksud lo apa!" ucap Darren yang menahan emosinya agar tidak meluap karena lawannya saat ini adalah seorang perempuan.

"Apaan sih lo tiba-tiba datang gak jelas gini?" ucap Lidya, anak kelas 8.

EVANESCENT (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang