Tak disangka-sangka ternyata hari ini mereka mengadakan latihan ujian oleh guru bahasa Indonesia. Belum lagi guru berusia dua puluh lima tahunan itu menegaskan harus mendapat nilai mencapai KKM bagi anak perempuan dan nilai 70 untuk anak laki-laki. Jika tidak maka mereka harus mengulangi lagi sampai nilainya tercapai.
Kelpin yang kesal bukan main karena disaat-saat seperti ini bu Maya memindahkan pada posisi duduk paling depan bersama Darren yang memang sejak awal duduk disana. Enak sih satu bangku dengan Darren yang notabenenya adalah cowok terpintar dikelas, tapi masalahnya adalah guru itu selalu mengawasinya!
Dengan tatapan yang mengintimidasi membuat Kelpin sulit sekali berkutik. Disamping kanan ada Darren, dan di kiri ada Aruna yang tengah serius mengerjakan soalnya. Enak banget kan kalau dikelilingi orang pintar untuk nyontek?
Tapi karena ancaman bu Maya akan mengeluarkannya dari kelas kalau ketahuan menyontek membuat Kelpin menguburkan niatnya dalam-dalam. Dia harus berusaha sendiri. Dengan otak pas-pasan, Kelpin mengerjakan soal itu walaupun dalam hati dia dongkol bukan main.
Waktu berlalu akhirnya waktu yang ditentukan sudah habis. Masih ada sisa waktu satu jam pelajaran lagi yang digunakan untuk mengoreksi. Guru muda itu mengoreksi hasil jawaban mereka dan menit demi menit telah dilalui, akhirnya semuanya sudah rampung. Dan dia juga sudah mendapatkan hasil terbesarnya.
"Jadi ibu udah selesai mengoreksi, dan nilai tertinggi bagi yang laki-laki adalah Darren dengan nilai 72." Semua siswa laki-laki hanya bisa pasrah akan remedial, sedangkan Darren sudah bisa menghirup nafas lega.
Aruna meremas jarinya dan dalam hati terus merapalkan doanya agar dia juga mendapatkan nilai tertinggi.
"Dan yang perempuannya...
Aruna Langit Rinjani dengan nilai 86, Sesillia Angelica 82, Merlinda Agustin 80 dan Naura Putri yang juga 80."
"Yah... gue kira Nayra." ucap Nayra kesal.
"Yang sabar." ucap Aruna turut prihatin.
"Nyenyenye."
"Semuanya ikut remedial kecuali nama yang disebutkan tadi. Kerjakan sekarang sampai bel berbunyi." ujar bu Maya.
"Baik bu." jawab mereka serempak.
"Oh iya, buat nama-nama yang tadi kalian bisa keluar agar tidak menggangu yang remedial."
Ini yang membuat Aruna malas. Enak sih mendapatkan nilai tertinggi, yang gak enaknya adalah kalau disuruh keluar dengan dalih akan mengganggu yang lain. Dengan langka terpaksa Aruna pun ikut keluar dengan mereka yang sudah lebih dulu meninggalkan kelas.
Diluar Aruna melihat Sesillia, Merlinda dan Naura yang tengah asyik mengobrol. Aruna yang ingin nimbrung tapi tak enak karena pada dasarnya walaupun satu kelas dia tidak akrab dengan mereka. Apalagi ada Sesillia, yang sedang sediaman dengan cewek itu.
Aruna juga gak bisa sokap dengan mereka karena sksd alias sok kenal sok dekat itu bukan tipe dia banget. Tak ada pilihan lain, selain mengasingkan diri didekat pohon rindang yang lokasinya cukup sepi. Menikmati kesendiriannya, Aruna mengeluarkan ponsel dan memainkannya untuk mengusir rasa sepi yang melanda.
Aruna tersentak kaget kala ada yang memanggil namanya dan suara itu.. suara yang sangat dia kenali juga hindari, kini membuatnya tidak bisa pergi kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT (COMPLETED)
Teen FictionNamanya Aruna, nama lengkapnya Aruna Langit Rinjani yang memiliki arti yaitu warna langit kemerahan di atas gunung Rinjani. Kalau kata Darren, Aruna itu beda dari yang lain. Aruna itu kalem. Aruna itu pengertian. Aruna itu baik banget. Intinya kalau...