28. Dalam satu waktu.

47 8 9
                                    

“Terkadang kamu tak bisa memilih kepada siapa harus jatuh cinta, karena itu terjadi begitu saja. Meski mulut berkata tidak, tapi hati tak bisa menolak. ”

***

Tibalah mereka di perpustakaan. Jika diingat-ingat sudah lama sekali Aruna tidak berkunjung kesini. Biasanya dulu hampir setiap hari ia mendatangi tempat ini walau hanya untuk sekedar mengasingkan diri karena malas berada di keramaian.

Nayra meminjam beberapa novel untuk dibawa pulang. Akhir-akhir ini mood nya sedang bagus, makanya ia ingin membaca novel tersebut.

Aruna berjalan kearah bagian buku-buku pengetahuan umum. Gadis itu sedang mencari, siapa tau ada buku yang menarik minatnya.

Beberapa menit berlalu Aruna tak kunjung menemukan buku yang berhasil menarik perhatiannya. Aruna melihat novel tebal bersampul hijau yang berjudul Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. Ia mengambil novel tersebut lalu menyusul Nayra yang sudah lebih dulu tenggelam dalam dunianya.

"Tebel banget anjir." ucap Nayra kala melihat buku yang dipegang Aruna.

"Ini bagus tau! Waktu itu gue nyari ini, tapi gak ketemu-ketemu." balas Aruna. "Alhamdulillah sekarang ketemu."

"Jangan dibaca!" larang Nayra. "Sepuluh menit lagi kita harus balik ke kelas karena ulangan mau dimulai."

"Yah." Aruna menutup kembali buku itu. "Jadi gak bisa baca deh gue."

"Dirumah kan bisa."

"Ya enggak lah. Bisa kena amuk gue kalo ketahuan baca novel bukannya belajar."

"Iya deng." Nayra meringis karena paham betapa sulitnya berada diposisi Aruna. "Ya udah simpen aja. Lo baca nunggu ulangan selesai."

"Oke."

***

Ujian kedua sudah selesai. Kini mereka semua dapat menghirup nafas lega walaupun sementara. Dan sekarang waktunya pulang.

Ada Aruna yang tengah duduk dilorong sekolah bersama keempat sahabatnya. Seperti biasa, mereka memanfaatkan WiFi sekolah yang sudah menjadi fasilitas disini. Ya, walaupun pihak sekolah terkadang menyebalkan, yaitu sering mematikan sambungan WiFi dan mengusir anak-anak untuk pulang kerumahnya agar tidak berlama-lama di sekolah.

"Liat ni pasti bentar lagi dipatiin sama swety." ucap Keisha.

"Swety popok pants." timpal Sesillia.

"Jangan kayak gitu." ucap Aruna sambil berdecak.

"Kesel gue anjrot! Orang sekolah bayar eh malah dipatiin WiFi-nya." ujar Keisha.

"Asli sialan." ucap Nayra membenarkan.

Dara berdiri dari duduknya. "Gue balik duluan lah."

"Sama siapa?" tanya Aruna.

"Fasya." jawab Dara.

"Tumben gak sama Darren." sindir Keisha.

"Semenjak pacaran sama Livia dia jadi lupa diri." ucap Dara sambil menghembuskan nafasnya kasar. "Sekarang dia gak naik angkutan umum lagi dan memilih bawa motor sendiri. Sekalian buat antar-jemput Livia juga."

EVANESCENT (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang