44. Merasa bersalah?

44 4 25
                                    

Aruna tiba disekolah pagi ini dengan wajah yang masih terkantuk-kantuk. Terkadang ia menguap sangking ngantuknya. Cewek itu juga sempat berfikir ingin libur saja tapi diurungkan karena malas sekali kalau dirumah saja.

Bukan tanpa alasan Aruna seperti ini, semalam entah kerasukan apa tiba-tiba dia mendownload game mobile legend dan bermain hingga jam tiga pagi. Dia hanya tidur dua jam karena jam lima Ananda sudah membangunkannya.

Aruna yang kembali menguap itu melebarkan tatapannya kala dia tak sangaja melihat dua orang yang sangat dia kenali.

Darren dan Livia.

Cowok itu membonceng Livia lalu menurunkannya tepat didepan gerbang. Setelah turun, tanpa perbincangan lagi Darren langsung menancapkan gasnya dan meninggalkan Livia yang masih terdiam.

Aruna kembali melanjutkan langkahnya kala tau Livia sudah bergerak dari tempatnya. Matanya menangkap sosok Dara yang tengah jalan tak jauh darinya. "Dara!"

Dara berhenti dan berbalik badan. Dia melihat Aruna yang sedang menghampirinya sambil berlari kecil. "Apaan?"

"Tunggu."

"Tumben lo berangkat pagi?"

"Ye! Seolah-olah banget. Emang gue berangkat siang terus apa?"

"Biasanya kan lo berangkat kalo bel udah bunyi baru nongol."

"Lagi mood aja."

Dara tersenyum jahil. "Iyalah mood nya bagus, kemaren kan habis pulang bareng Darren."

"Ssstt!" Aruna membekap mulut Dara. "Diem nanti ada yang denger."

Dara menghempaskan tangan Aruna. "Ya emang kenapa? Toh pasti kemarin banyak yang liat juga kan?"

"Iya sih." Aruna meringis.

"Kak Dara." sapa Livia yang melintas di depan mereka. Adik kelasnya itu tak lupa menyunggingkan senyumnya.

Dara yang melihat itu mau tak mau juga membalas senyumnya. "Iya."

"Dih masa lo doang yang disapa, gue nya enggak." sewot Aruna.

"Gak kenal sama lo paling." balas Dara.

"Yakali sih, masa iya dia gak kenal gue."

"Siapa tau kan."

"Tapi gue rada gak enak deh sama yang kemaren." Cewek berkacamata itu mengigit bibirnya. "Gue merasa bersalah sama Livia karena balik bareng Darren."

***

Aruna pikir, moodnya akan membaik pagi ini. Tapi ternyata tidak. Entah kenapa rasanya aneh, belum lagi perasaan yang mengganjal ini terus mengusik pikirannya. Apalagi kalau bukan perkara pulang bareng Darren. Jelas Aruna dari kemarin memikirkan perasaan Livia.

Bagaimana kalau cewek itu tau?

Lalu nasib hubungan keduanya?

Jangan sampai mereka bertengkar karena dirinya yang lancang sudah mengiyakan ajakan pulang cowok orang. Aruna merasa tidak tau diri, dan bila dia memposisikan sebagai Livia ketika tau pacarnya pulang bareng cewek lain pasti dia akan marah dan tentunya sakit hati.

EVANESCENT (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang