25. Mulai berubah.

52 7 25
                                    

“Ternyata begini rasanya dipermainkan. Setelah diriku berhasil percaya dengan yang semua kamu katakan, secepat itu juga kamu pergi meninggalkan aku yang terluka sendirian.”

***

"Sia-sia gue nunggu jawaban Aruna yang ujung-ujungnya buat orang kesel." ketus Keisha.

"Lah emang salahnya dimana?" tanya Aruna dengan tampang datarnya.

"Emangnya lo gak ngerasa gitu kalo Darren berubah?" tanya Keisha. "Secarakan lo pernah deket sama dia." ceplosnya.

"Gak." jawab Aruna dingin lalu cewek itu berdiri dari tempatnya. "Kalaupun berubah ya biarin aja. Mau diapain juga kan? Selagi gak ngerugiin kita ya udah." Ia pergi meninggalkan teman-temannya yang menatapnya aneh.

Nayra berdiri dan menyusul Aruna yang tengah memakai sepatu di depan.

"Jawaban lo daebak emang!" ujar Nayra sambil tertawa kecil.

Aruna melirik Nayra sambil tersenyum. "Tapi bener kan?"

"Iya bener."

"Gue emang punya perasaan sama dia, Nay. Tapi sekali lagi gue tegasin kalo gue gak ada niatan sama sekali buat tau menahu atau bahkan ikut campur sama hubungan mereka."

Nayra tersenyum haru mendengarkan ucapan Aruna yang menurutnya sangat dewasa itu. Aruna benar-benar pandai memposisikan dirinya dan tidak ingin egois dalam hal ini. Sebagai sahabat, Nayra hanya berdoa semoga Aruna lekas menemukan kebahagiaan lagi.

***

"Kalian udah selesai?" tanya Sesillia sambil memegang kertas ditangannya.

Setelah melakukan salat zuhur, mereka lanjut lagi melaksanakan kegiatan belajar-mengajar. Dan mata pelajaran kali ini adalah seni budaya. Mereka diwajibkan untuk membuat pola batik sebagus mungkin.

"Belum." ketus Aruna. Baginya mata pelajaran yang paling menyebalkan setelah matematika adalah menggambar. Sungguh, ia tidak bisa sama sekali menggambar. Gambaran sangat jelek dan tidak layak untuk dikumpulkan. Gadis itu melepaskan kacamatanya lalu menaruh kepalanya diatas meja. "Capek banget gak kelar-kelar." lirihnya.

Nayra yang duduk disampingnya hanya melirik sekilas lalu melanjutkan kegiatannya yang sedikit lagi rampung. Berbeda dengan Aruna yang baru setengah perjalanan tapi sudah putus asa. "Lanjutin, Na."

Aruna hanya menyahutnya dengan deheman. Bukannya mengerjakan ia malah memejamkan matanya.

"Mau gue bantuin gak?" tawar Sesillia yang langsung membuat Aruna terbangun dari tempatnya.

"Mau banget!" ucap Aruna senang bukan main.

"Ya udah gue kerjain sebisanya." Sesillia mengambil alih kertas dan pensil milik Aruna.

"Makasih Ses lo emang kawan gue yang paling baik." ucap Aruna memujinya.

"Selesai." ujar Nayra yang sudah beres. "Kumpul dimana nih?"

"Sama Darren aja, dia kan wakil ketua kelas." ucap Aruna.

"Lo kan sekertarisnya." balas Nayra.

EVANESCENT (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang