64. Alasan menjauh.

25 2 20
                                    


Siap untuk ending?
Maybe sekitar 2-3 part lagi bakal ending. Huhuu ga sabar bgt🥺

***

Now playing: Masa SMA — Angel Band.

“Mengapa semua berakhir begitu cepat? Bahkan aku belum mengungkapkan perasaanku padamu yang sudah tenggelam begitu jauh dan kenapa aku mendadak seolah disuruh menyerah karena sikapmu yang menjauh.”

***

Terhitung sudah enam hari Darren tak lagi menghubungi Aruna setelah menyatakan perasaannya kemarin. Bahkan saat bertemu disekolah, cowok itu tak menegurnya sama sekali. Aruna merasa dia dijauhi secara tiba-tiba. Tapi, apa alasan pemuda itu menjauhinya?

Dirinya rindu akan sosok itu. Tapi Aruna hanya diam seperti biasa. Dia sangat gengsi dengan perasaannya sendiri sehingga memilih diam ketimbang mengungkapkannya.

Aruna menghela nafasnya pelan. Hampir satu minggu dirinya berangkat ke sekolah seperti tak niat. Walaupun kegiatan belajarnya sudah berakhir karena mereka sudah lulus, mereka tetap masuk sekolah sekedar menghadiri classmeeting yang kebanyakan diisi oleh adik kelas.

Wajah Aruna juga nampak pucat karena asam lambungnya kumat. Cardingan broken white yang melapisi kemeja putihnya membuat gadis itu seperti sedang sakit. Ya, Aruna memang sedang sakit. Sakit hati maksudnya.

"Nayra kapan pulang ya." kata Dara.

"Emangnya dia kemana?" tanya Keisha.

"Lah, bukannya katanya dia lagi ke Bandung?" balas Dara.

"Kok gak ngabarin sih, tiba-tiba banget. Pantes aja pas pengumuman kemaren dia gak ikut. Mana hampir seminggu dia gak masuk sekolah." cerocos Keisha.

"Besok dia ikut." ucap Aruna datar.

"Ah, iya, gimana persiapan kalian buat acara perpisahan besok?" tanya Keisha semangat.

"Biasa aja. Males gue segala acara pake kebaya lagi." gerutu Dara. "Gue paling anti dandan-dandan kayak gitu. Apalagi pake make-up."

"Sebenernya gue juga sih, tapi mumpung ini spesial acara perpisahan gue semangat banget gila!" Keisha terlihat sangat excited. "Gue udah nyiapin kebaya warna oranye peach gitu."

"Punya gue warna abu-abu, bawahannya ya paling pake batik punya mbak gue." balas Dara.

"Kalau lo, Na?" tanya Keisha.

"Warna pink." jawab Aruna.

"Weits pastinya lah kalau lo mah, warna favorit." ledek Keisha.

Aruna tersenyum tipis. "Iya."

"Gue juga gak sabar pengen nyobain make-upnya. Intinya gue besok pake tema yang oranye peach gitu." ujar Keisha menggebu-gebu.

Dara mendengus sebal. "Gue mah ngikut doang. Mbak gue yang bakal ngurusin semuanya, katanya gue tinggal terima jadi aja." ujar Dara. "Males banget anjir. Trauma gue, dulu pernah ada sodara gue yang hajatan. Nah, satu keluarga kita semua pake gaunnya couple. Sialan gue di dandanin sama tukang make-upnya menor bener." Dara masih cringe kalau mengingatnya. "Alis gue udah gak kejeben lagi! Sama ulet bulu gak ada bedanya!"

Aruna dan Keisha tertawa mendengar keluh kesah Dara, si cewek yang tidak ada feminim-feminimnya itu.

"Gak sabar pengen liat lo besok kayak mana!" seru Keisha disela-sela tawanya.

"Jadi males gue dateng besok." ketus Dara.

Keisha kembali tertawa. "Jangan gitu dong, besok itu acara yang paling spesial. Masa lo gak dateng sih? Lagipula besok juga hari terakhir kita kumpul bareng." Tawa Keisha surut dan tergantikan oleh wajah muram nya. Secepat itu dia merubah ekspresinya. "Lusa gue udah berangkat ke Riau."

EVANESCENT (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang