65. Terpaksa selesai.

89 2 9
                                    

BISMILLAH
SIAP UNTUK ENDING?


***

Now playing: Sampai Jadi Debu — Banda Neira.

“Aku bahagia karena kita pernah mengupayakan takdir. Walaupun akhirnya, bukan aku yang menjadi pelabuhan terakhir. Semesta tak mempersatukan kita, tapi aku senang kita pernah bahagia bersama walau sesaat. Aku menyukaimu. Hanya saja aku berhenti menunjukkannya. Andai kisah ini tak dimulai, aku takkan bertemu orang sebaik dan sejahat dirimu. Ternyata intuisi ku salah, dia tidak akan pernah dimiliki oleh ku. Terimakasih telah membuatku berharap padamu dengan tatapan dan senyuman yang selalu diberikan padaku. Tugasku sudah selesai, menjadi payungmu kala hujan. Sudah waktunya untuk pergi, pelangi yang kau inginkan telah datang.

Kini kita sedang menjalani takdir yang berbeda. Kau menunggu datangnya malam dan aku menunggu datangnya fajar. Waktu memang sangat tegas. Entah siap ataupun belum, kehilangan akan menjadi sebuah kenyataan. Suatu saat kita akan bertemu lagi sebagai orang asing yang dulunya pernah memiliki perasaan yang sama.

Datang hanya persinggahan, pergi bukan berarti membenci, hanya sekedar kenangan yang disingkap abadi.

Aku akan membiarkanmu pergi. Selamat mencari bahagiamu, wahai bahagiaku.

Kau masih tetap teman baikku, walau kau kini telah pamit.”

•EVANESCENT 2021•

***

Aruna yang masih tidak bisa menentukan perasaannya saat ini hanya bisa bergelut dengan pikirannya. Otak dan hatinya terus bekerja untuk menemukan jawaban.

Gadis itu berdiri didepan cermin yang berada di kamarnya. Menatap pantulan dirinya yang merupakan satu-satunya sesuatu yang tak pernah berkhianat. Jika dia tertawa, maka pantulan itu juga tertawa. Begitupun sebaliknya jika dia menangis, maka akan ikut menangis. Cermin satu-satunya sesuatu yang setia.

Aruna sangat menyukai rambut panjangnya. Walau tak pernah dia rawat secara khusus, rambut itu tumbuh panjang, halus, dan lurus. Gadis itu sangat jarang memangkas rambutnya. Paling hanya dipotong beberapa senti karena sudah melebihi pinggangnya.

Tangannya terulur untuk mengambil gunting yang berada di meja belajarnya. Gunting kecil bergagang hitam itu kini telah berada digenggamannya.

Aruna mengarahkan gunting itu ke kepalanya.

Cekrek.

Perlahan, potongan-potongan rambut itu mulai berjatuhan ke lantai.

***

Tak ada komunikasi lagi antara Darren dan Aruna sejak acara perpisahan beberapa minggu yang lalu. Semenjak itu pula keduanya tak pernah bertemu lagi. Mereka sama-sama sibuk mengurusi pendaftaran untuk melanjutkan ke sekolah menengah atas.

Darren juga sudah ada kegiatan baru yakni latihan futsal. Cowok itu masuk salah satu club futsal yang dikenali dari teman-temannya. Untuk mengisi waktu luangnya setiap hari Darren latihan futsal. Lebih baik dia melakukan hal positif daripada terus-terusan kumpul bersama teman-temannya, karena menurutnya itu kurang berfaedah.

Hari ini rencananya dia akan kerumah Dara karena anak-anak A6 mengadakan kumpulan untuk sekedar melepas rindu katanya. Terpaksa Darren harus izin untuk tidak latihan dulu, demi memenuhi keprofesionalitasnya.

EVANESCENT (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang