21. Sebuah kado.

53 9 14
                                    

Now playing: Mahen— Pura Pura Lupa.

Jangan datang lagi cinta
Bagaimana aku bisa lupa
Padahal kau tau, keadaannya
Kau bukanlah untukku

Jangan lagi rindu cinta
Ku tak mau ada yang terluka
Bahagiakan dia, aku tak apa
Biar aku yang pura-pura.. lupa..”

***

Waktu demi waktu dilewati. Tak terasa matahari sudah hampir tenggelam. Itu tandanya mereka akan segera pulang. Juga tak banyak dari mereka sudah membersihkan diri.

Aruna dan keempat temannya yang masih kurang bermain di pantai terpaksa harus membuang keinginannya karena nyatanya mereka akan pulang. Mereka memutuskan untuk ikut membersihkan diri juga. Tapi sial, kamar mandi sedang penuh. Dengan terpaksa mereka menunggu gilirannya.

"Lama banget sialan." rutuk Nayra.

"Asli jadi ngeri ditinggal gue." ucap Aruna khawatir karena sudah banyak yang mulai memasuki bis.

"Wih asli." Keisha menjadi panik sendiri. Tak segan ia sampai menggedor-gedor pintu kamar mandi. "Woy cepet!"

"Cepetan woy!" Nayra juga ikut-ikutan untuk menggedor pintu.

Satu pintu kamar mandi terbuka. Menampilkan seseorang yang habis memakainya sambil menatap kesal kearah mereka. "Gak sabaran banget." cetusnya lalu pergi.

"Gak sabaran gak sabaran. Mau mandi lama dirumah bego." umpat Keisha lalu masuk kedalam. Disusul oleh Dara juga.

Karena satu kamar mandi hanya cukup untuk dua orang, terpaksa Aruna Nayra beserta Sesillia kembali menunggu giliran. Tapi tak lama kemudian satu persatu dari mereka yang memakai kamar mandi menyudahi ritualnya. Karena tak ingin menyia-nyiakan waktu lagi, baik Aruna Nayra dan Sesillia langsung masuk kedalam kamar mandi dan mulai membersihkan diri.

***

"Udah tadi kamar mandi segala pake penuh, sekarang bis juga ikutan penuh." keluh Aruna saat menaiki bis yang rata-rata kursinya hampir terisi semua.

"Apes banget emang." ucap Nayra sambil menyisir rambutnya.

"Habis ini minjem ya Nay sisirnya." ucap Sesillia yang tengah mengoleskan liptint pada bibirnya.

"Bagi geh liptintnya." ucap Keisha saat melihat benda cair berwarna merah itu ditangan Sesillia.

"Nih." ucap Sesillia menyerahkan.

"Udah lah trabas aja." ucap Dara sambil menerobos masuk dan mencoba mencari kursi. Karena keberuntungan sekarang sedang berada dipihaknya, Dara pun akhirnya mendapatkan kursi kosong. Tapi sayang disampingnya sudah diisi oleh Evin, teman sekelas mereka.

"Gak bisa barengan lagi." tanya Aruna sedih karena hampir putus asa saat melihata disekelilingnya hampir terisi penuh.

"Cari yang lain aja gih." suruh Dara sambil tertawa.

"Yang mana coba? Gue gak sudi harus berdiri sampe pulang." ucap Aruna sebal dan membayangkan betapa miris dirinya jika sampai bis berangkat ia belum mendapatkan kursi dan harus berdiri sampai pulang. Aruna menggelengkan kepalanya membuang khayalan itu jauh-jauh. Samar-samar dirinya mendengar suara Keisha dan Nayra yang sibuk memperdebatkan sesuatu. Karena penasaran ia pun menghampiri mereka yang ternyata tengah memohon pada Adnan.

EVANESCENT (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang