SEBELUM MEMBACA JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA FREN!!!!!
“Aku tidak sepenuhnya melepaskanmu, aku juga tidak sepenuhnya melupakanmu. Nyatanya hingga detik ini aku masih mencintaimu. Aku hanya berusaha berhenti mengharapkan dan menunjukkan rasa ini padamu. Karena berharap hanya akan menjadi luka.”
***
Cara kerja semesta memang lucu. Takdir mempermainkan peran yang tak disangka-sangka. Manusia mengikuti ketetapan padahal bukan ini yang dia mau. Tidak bisa mengelak karena sudah menjadi garisnya.
Kemarin hubungan Aruna dengan Darren sempat merenggang. Sebelumnya mereka masih baik-baik saja sampai satu persatu kebenaran terkuak. Hingga pada puncak mereka benar-benar menciptakan jarak diantara satu sama lain. Tadinya dekat lalu menjauh dengan dalih patah hati dan butuh sedikit waktu untuk sembuh. Setelah sembuh mereka berdamai dan menciptakan kedekatan baru yang berlindung dibalik kata; sahabat.
Mereka sepakat memperbaiki hubungan dan memutuskan untuk menjadi sepasang sahabat. Selayaknya sahabat, keduanya pun semakin hari semakin akrab. Seolah lupa dengan kejadian kemarin. Dan itu kemauan Aruna untuk melupakan semuanya serta menganggap sebuah insiden yang mengajarkan arti kedewasaan lewat patah hati yang hebat.
Darren juga berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menyakiti Aruna dan sebagai penembus semua kesalahannya, dia akan menjadi sahabat terbaik untuk Aruna. Dia akan melindungi gadis itu dari apapun. Dan menemaninya kemanapun. Darren tidak mau kehilangan Aruna untuk kesekian kalinya.
Begitupun Aruna yang masih melupakan semua perasaannya. Gadis itu mencoba membohongi dirinya dan yakin bahwa tak ada lagi cinta untuk Darren. Setidaknya dengan cara itu Aruna bisa menahan diri untuk melakukan hal-hal yang nantinya akan menjadi fatal bagi hubungan mereka. Dia tidak mau kalau suatu saat nanti Darren akan meninggalkannya karena sebuah kesalahan.
Saat ini Aruna sedang menunggu Darren yang lagi berbicara dengan guru olahraga sekaligus pelatih tim futsalnya. Darren mengajaknya untuk pulang bersama. Awalnya Aruna menolak, tapi dengan sogokan es Boba Subarkah akhirnya Aruna mau. Lumayan gratis, lagipula hanya menunggu sebentar.
Ironisnya, sebentar yang dimaksud Darren adalah hampir setengah jam. Cowok itu baru kembali setelah berbincang panjang dengan pak Elpan. Aruna menggerutu sebal karena dia sudah menunggu selama itu. Jangan ditanya se-lelah apa dirinya. Bahkan satu cup boba itu telah habis sejak tadi.
"Lama banget." ketus Aruna.
Darren terkekeh dan mengacak-acak gemas rambut Aruna. "Maaf ya, soalnya lagi meeting dadakan tadi."
Aruna memutar matanya malas. "Capek gue nunggunya. Tau gini pulang duluan aja."
"Jangan dong." bujuk Darren. "Gue juga gak tau kalau pembicaraan sepanjang itu." Pemuda itu menarik tangan Aruna untuk segera meninggalkan sekolah dan menuju parkiran yang letaknya dibelakang sekolah.
"Ih jangan narik-narik." Aruna menarik tangannya.
Darren tertawa pelan melihat kemarahan diwajah Aruna. "Kalo gak ditarik nanti gak mau pulang."
"Dih ya pulang lah, ya kali gak pulang."
"Selip kan." Setibanya diparkiran, Darren langsung mengambil motornya lalu naik. "Yuk naik." ucap Darren seraya menghidupkan mesinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVANESCENT (COMPLETED)
Teen FictionNamanya Aruna, nama lengkapnya Aruna Langit Rinjani yang memiliki arti yaitu warna langit kemerahan di atas gunung Rinjani. Kalau kata Darren, Aruna itu beda dari yang lain. Aruna itu kalem. Aruna itu pengertian. Aruna itu baik banget. Intinya kalau...