58. "Makasih sayangku."

32 5 50
                                    

SEBELUM MEMBACA JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA FREN!

“Sebenarnya kamu tak ingin kehilangan dia karena takut kesepian. Tapi anehnya, kamu tak bisa menjanjikan dia suatu kepastian.”

***

Guru yang mengajar hanya memberikan tugas lalu kembali ke kantor. Alhasil murid-murid malas malah senang karena tak ada guru yang mengawas. Mereka asyik ribut padahal diluar hujan deras-derasnya. Belum lagi kadang suara petir yang menyambar membuat para anak cewek memekik ketakutan.

DUAR.

"AAAAAKKKK!"

Aruna mendengus sebal kala melihat kealayan mereka. Hanya kilat dan itu tak akan masuk jadi untuk apa jerit-jerit? Suara mereka memekakkan telinga. Aruna ingin sekali memarahi mereka tapi diurungkan karena dia sendiri kadang takut dengan kilat itu, ya walaupun tak sampai jerit-jerit.

Dia melirik Keisha yang duduk bersama Nayra. Nayra nampak tenang walaupun refleks ikutan teriak saat ada kilat. Beda dengan Keisha yang panik seakan takut kilat itu menyambar dirinya.

Semuanya duduk berpasangan di setiap meja. Hanya Aruna saja yang duduk sendiri karena lagi-lagi Nisya mengungsi ke belakang untuk bucin dengan pacarnya. Murid dikelas mereka ganjil, makanya ada satu orang yang tidak kebagian teman sebangku. Tak apa, biarpun sendiri yang penting Aruna bisa duduk di meja paling depan karena matanya akan sulit melihat papan tulis jika duduk selain diarea itu.

Aruna telah selesai mengerjakan tugas. Cewek berkacamata itu menutup bukunya dan menyimpannya ke meja saat Kelpin mulai berdiri. Firasat Aruna tak enak. Pasti cowok rambut ikal itu akan menghampirinya sekedar untuk meminta contekan.

Ayolah, saat ini Aruna tidak ingin berdebat dengan manusia tidak tau diri itu.

Dan benar saja, insting Aruna tadi sangat tepat. Buktinya Kelpin sudah ada di depannya. "Minjem buku." ucap Kelpin santai tapi membuat Aruna emosi.

"Males." balas Aruna tenang. Padahal emosinya memuncak. Ingin sekali buku itu dia lemparkan ke wajah Kelpin yang tidak tau diri.

"Pelit banget sih." cibir Kelpin.

"Emang."

"Cepet sebelum gue ambil dewek."

"Maju lo kesini gue tarik dasi lo sampe gak bisa nafas."

Kelpin menatap horor gadis itu. Dia cukup trauma dengan kemarahan Aruna tempo hari. Dimana ia mengganggu gadis itu sampai mengamuk, alhasil Kelpin harus menahan dirinya yang dipukul habis-habisan. Tak berhenti sampai situ, sebagai penutupnya Aruna menarik dasi yang cowok itu kenakan hingga dasi tersebut mencekik lehernya. Kelpin hampir kehabisan nafas kalau Aruna tak ditarik oleh teman-temannya.

Dengan tatapan memohon, Kelpin mencoba membujuk Aruna lagi. "Contekin gue please, janji gue gak gangguin lo lagi." Kelpin mencoba bernegosiasi.

Aruna menatap sengit Kelpin. "Janji lo basi." balasnya.

"Enggak suwer!"

"Hari ini gak ganggu, besok udah lupa."

"Khilaf itu namanya."

EVANESCENT (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang