2. Perkara remedial.

181 20 12
                                    

Dua tahun kemudian..

"Aruna!"

Langkah Aruna terhenti saat melihat siapa yang memanggilnya. Nampak seorang gadis sedang berlari menghampirinya.

"Nayra?"

Nayra tersenyum lalu langsung menggandeng tangan Aruna.

"Untung aja belum telat." ucap Nayra.

"Iya nih." balas Aruna.

"Lo udah ngerjain PR PKN minggu kemaren belum?" tanya Nayra.

"Kenapa mau nyontek?" tebak Aruna.

"Tuh tau!" seru Nayra.

Aruna pun mengeluarkan buku bersampul batik berwarna maroon itu lalu menyerahkannya pada Nayra.

"WOY TUNGGU!"

Dengan kompak Aruna dan Nayra membalikan badannya lalu melihat siapa yang berteriak.

"Pelan-pelan, Kei." ucap Aruna.

"I-iya." Perempuan bernama Keisha itu pun masih ngos-ngosan karena berlari tadi. "Eh iya, kalian udah belum PKN nya?"

"Nih." ucap Nayra sambil menunjukkan buku Aruna.

"Ih, bagi!" ucap Keisha tidak sabaran.

"Wih sabar!" ucap Nayra ngegas.

"Udah-udah, barengan aja sana." lerai Aruna.

"Tuh dengerin." ucap Keisha.

"Iya-iya." balas Nayra.

Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju kelas mereka yang terletak di lantai dua.

"Makanya PR itu dikerjain dari jauh-jauh hari. Biar pas hari H nya enggak gupek." ujar Aruna menasehati.

"Mager." ucap Keisha seenaknya.

"Enggak ada juga jawabannya di Brainly." timpal Nayra.

"Makanya jangan ngandelin Brainly, baca tuh buku cetak. Beli mahal-mahal cuma buat pajangan mah untuk apa coba?" sindir Aruna.

Memang diantara teman-temannya, Aruna lah sosok yang paling dewasa. Selain itu, gadis itu juga adalah orang yang pintar, disiplin, terlebih lagi Aruna memiliki kepribadian yang ambisius. Ia juga serius dalam segala hal. Tapi dibalik itu semua, Aruna sangat hangat kepada teman-temannya. Sosoknya yang begitu dewasa membuat teman-temannya senang dan betah dengan dirinya. Kadang dirinya juga berubah menjadi seorang yang receh jika sudah dalam mode becanda.

"Belajar kita udah mau naik kelas 9." ucap Aruna yang terus menasihati keduanya.

"Iya mak." balas Keisha. "Na, lo cocok deh jadi emak gua di sekolah."

"Dih mau lo." sewot Aruna.

"Asli, Aruna mah udah keluar jiwa emak-emaknya sejak dini." ucap Nayra sambil tertawa bersama Keisha.

Aruna hanya diam ketika menjadi bahan tertawaan temannya. Ia sudah terbiasa dengan ini. Memang sejak dulu mereka menyebutnya emak-emak karena hobinya menasihati layaknya ibu sesungguhnya.

EVANESCENT (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang