42. Kebencian Keisha.

45 4 35
                                    

***

Flashback on.

"Lo emang licik! Dari dulu lo gak berubah!" teriak Keisha pada Sesillia.

Keadaan kelas saat ini sepi. Hanya ada Keisha, Sesillia, Nayra, Dara, dan tentunya Aruna yang sejak tadi diam memperhatikan keduanya yang tengah meluapkan emosinya masing-masing.

Sesillia terkekeh sinis. "Oh ya? Lo ngatain gue licik? Sadar diri lo itu cemburu sosial kan?"

"Eh, maksud lo apa?" Keisha mendorong bahu Sesillia lumayan kencang hingga sang empu tersentak kebelakang. Untung saja cewek tinggi itu bisa menahan tubuhnya.

"Gak usah pura-pura bego deh lo!" hardik Sesillia. "Lo cemburu kan kalau gue deket sama Aruna selama ini? Lo juga gak suka kalau dia temenan sama gue?"

Keisha melotot tak terima. "Gak usah merubah topik. Maksud lo apa ngehianatin kita-kita?" Keisha berdecih sinis. "Lo emang gak tau diuntung ya! Syukur-syukur kita mau nerima lo masuk ke geng kita."

"Gue gak berharap bisa masuk geng itu kok." balas Sesillia. "Gue benci kalian semua." Sesillia menatap satu-persatu dari mereka. "Tapi gak buat lo, Na. Gue kecewa. Nyatanya lo emang gak bisa—"

"Ngertiin lo?" potong Aruna yang akhirnya angkat bicara karena sejak tadi cewek berkacamata itu diam. "Ses, lo janhan egois karena pengen terus-terusan dimengerti." Aruna menatap tajam Sesillia. "Gue punya kehidupan, dan dalam kehidupan gue gak semua isinya itu kalian. Ada banyak yang harus gue urusin, dan kalian gak pernah tau gimana rasanya jadi gue!"

Semua terdiam melihat Aruna berteriak seperti ini. Baru kali ini mereka melihat Aruna yang sepertinya ingin memuntahkan semua penderitaannya yang sudah diujung. "Lo selalu minta gue buat dengerin semua curhatan lo, dan gue udah ngelakuin itu semua. Lalu apalagi, Ses? Lo mau dimengerti kayak mana lagi? Gue punya kehidupan, gue punya masalah, dan apa pernah gue minta sama kalian untuk bantuin gue walaupun sekedar mendengarkan doang?" Aruna merasakan air matanya mulai luruh. "Gue sengaja ngehindar dari lo, Ses. Itu karena gue mau nenangin pikiran gue yang sempet kacau, tapi kenyataannya?"

"Na.."

"Lo yang buat gue kecewa Sesillia." Aruna mengelap wajahnya kasar. Dia berusaha menghilangkan air mata itu dari wajahnya. "Gue kira lo cukup dewasa untuk paham akan situasi, tapi gue yang terlalu berekspektasi tinggi."

"Aruna.."

"Lo yang khianati kita." Pupil Sesillia membesar. Dia menatap Aruna tidak percaya. "Gue udah tau semuanya kalau lo ngomongin gue, dan yang lain dibelakang. Sebenarnya gak masalah kalo lo ngomonginnya yang masih dalam batas wajar. Tapi kemarin.." Aruna menatap dalam wajah Sesillia. Sesillia bisa melihat kalau Aruna begitu kecewa padanya. "Udah lewat batas wajar. Dan wajar juga kalau gue marah akan hal itu. Gue gak benci, Ses. Gue cuma sedikit kecewa dan kasih gue waktu."

EVANESCENT (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang