41. Harusnya datang?

35 4 34
                                    

Nayra, Keisha dan Dara terus menyalahkan Aruna yang mempunyai itikad baik untuk izin kepada kepala sekolah agar dibolehkan untuk menonton pertandingan futsal mereka. Kenapa disalahkan? Jelas itikad yang menurut Keisha itu terlalu baik malah berujung petaka!

Bagaimana tidak, setelah mereka menghadap langsung kepala sekolah, nyatanya kepala sekolah menolak permintaan mereka dan menyuruh keempatnya untuk kembali ke kelas.

Tau gini tadi bolos aja diam-diam manjat tembok belakang sekolah!

"Na, harusnya lo gak usah izin!" ucap Keisha gemas karena pupus sudah rencana mereka ingin bolos. "Lo liat sekarang, bu kepsek sampe mondar-mandir di depan kelas kita takutnya kita bakal ngelakuin hal nekat!"

"Ish, kok nyalahin gue sih. Kan gue cuma mau kalau kita bolos itu baik-baik."

Keisha menjambak rambutnya frustasi. Aruna ini emang kelewat polos atau begonya gak ketulungan sih? Mana ada ceritanya kalo mau bolos pake izin! Yakali niat jelek dikasih izin.

Mari jangan lupakan perbedaan polos dengan bego itu tipis, setipis kulit bawang.

Tapi lagi-lagi Keisha teringat satu hal. Dia melupakan bahwa Aruna yang notabenenya adalah murid pintar bin rajin binti baek-baek. Gak mungkin dia mau diajak bolos kayak gini apalagi untuk nonton bola. "Tau gini kita gak usah ngajak Aruna tadi." gumam Keisha pelan.

"Heh gue denger!" sinis Aruna. "Tega ya lo punya pikiran buat ninggalin gue!"

"Asli njir tau gini kita gak usah ngajak dia." timpal Dara yang membuat Aruna semakin ternistakan oleh teman sendiri.

"Mereka kalah!" Nayra kembali setelah mendapat telpon dari Adnan yang menghubungi bahwa mereka ternyata kalah dan akan segera kembali ke sekolah.

Aruna tersenyum remeh. "Coba kita tadi berangkat, udah jauh-jauh pergi plus buang duit eh taunya kalah." ucap Aruna enteng tapi menusuk.

"Iya juga sih." sahut Nayra yang membenarkan opini Aruna. Namun sedetik kemudian ia menggeleng dan menolak opini yang sempat masuk akal tadi. "Eh enggak deng! Yah.. gak jadi nyari cogan deh."

"Cogan mulu, pikirin tuh Kelpin." sindir Aruna.

"Najis."

***

Pinggir lapangan.

Disinilah mereka sekarang. Menyambut kedatangan tim perwakilan sekolah mereka, walaupun kalah. Nampaknya, para kesebelasan itu sedang berbicara serius dengan pak Elpan selaku pelatih sekaligus guru olahraganya.

Keempatnya sengaja keluar kelas karena anggota geng rusuh sudah masuk kelas. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Kelpin dan para cecenguknya. Mereka benar-benar menyebalkan. Kelas yang tadinya sepi, anteng, adem, ayem, tentrem, mendadak ricuh karena kedatangan mereka. Belum lagi Latif yang datang membawa bass besar dan dengan semangatnya mereka menyanyi layaknya suporter.

"Gue mau foto sama Adnan lah!" ujar Keisha lalu menghampiri mereka yang sudah bubar.

"Eh ikut-ikut!" sahut Nayra dan Dara yang mengikuti jejak Keisha untuk fotbar bersama para cowon futsal itu.

Tau sendiri kan damage cowok habis main futsal gimana?

Tapi itu semua tidak berlaku bagi Aruna karena semuanya tampak menyebalkan. Belum lagi si Adnan yang terus memperhatikan sambil menunjukkan senyum tengilnya yang membuat Aruna gondok bukan main. Ingin sekali rasanya dia berteriak,

EVANESCENT (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang