Tantangan

2.8K 155 1
                                    

*Selamat membaca, jangan lupa berikan vote dan juga komen😊🙏*
.
.
.
Bel istirahat telah berbunyi sejak lima menit yang lalu. Tapi Aqila masih setia duduk di kelasnya sambil memainkan benda pipi tersebut.

"Aqila yok kantin?" ajak Key teman baru Aqila.

Aqila melihat Key sekilas dan melanjutkan melihat HP miliknya. "Key aja, Aqila gak ingin."

"Jadi lo mau di kelas aja gitu? Lo gak lapar?" tanya Key lagi.

"Iya, Aqila gak lapar."

Key pun pergi ke kantin sendiri. Percuma jika ia terus mengajak Aqila. Toh Aqila tidak akan mau.

Di kantin sudah banyak murid SMA Nusa Bangsa yang kelaparan. Ada yang asik dengan makanan mereka, ada yang baru memesan, dan ada murid yang hanya melihat saja.

Begitu juga dengan Lio dan para sahabat nya. Mereka mengambil duduk paling pojok di kantin, menikmati makanan mereka dengan hikmat.

"Kak Lio!" panggil seseorang yang berhasil menghentikan aktivitas makannya.

Lio menaikkan satu alisnya, menatap seorang gadis dihadapannya. Meminta penjelasan kenapa memanggil namanya.

"Kak Lio gue suka sama lo kak. Lo mau gak jadi pacar gue?" Cewek tersebut langsung menunduk. Malu sendiri dengan ucapannya baru saja.

Seketika kantin menjadi heboh dengan pengakuan gadis tersebut. Selalu saja ada orang yang mau meminta Lio untuk menjadi kekasih dari gadis-gadis tersebut.

Lio dan ketiga sahabatnya hanya diam. Sudah terbiasa dengan hal seperti ini. Banyak yang menyatakan perasaan kepada mereka secara langsung seperti saat ini atau hanya dengan mengirim surat dan berbagai barang lainnya. Tapi jawaban Lio tetap sama.

"Gue gak bisa!" ucap Lio dingin dan datar. Melanjutkan makannya yang sempat tertunda.

Siap yang tidak malu jika di posisi gadis tersebut. Cewek yang dikenal dengan sebutan Dian itu langsung berlari keluar kantin. Ia benar-benar sangat malu.

"Patah hati lagi! Lo gak ada akhlak Lio. Apa lo mau buat seluruh siswa SMA Nusa Bangsa patah hati karena tolakan lo?" kata Gara.

"Lo udah lama jomblo. Coba aja dulu siapa tau lo nyaman," ujar Satria kali ini.

"Gue gak minat."

"Dasar jomblo berkarat," sinis Gara. Lio menatap Gara sinis, enak aja Gara mengatainya jomblo berkarat. Jadi sebutan apa yang cocok buat Gara saat ini. "Emangnya lo laku?!" balas Lio tak kalah sinis.

"Laku lah, lihat aja nanti," jawab Gara percaya diri.

"Mana ada yang mau sama lo bangke," ucap Satria tidak berdosa.

"Emangnya ada cewek yang mau sama lo?" Kali ini Danu yang menambah.

Gara menatap sahabatnya tidak percaya. Apa mereka meragukan ketampanan seorang Anggara Gamalio.

"Kita lihat aja entar. Kalau gue punya pacar. Lio harus pacaran sama siapa pun siswi di SMA ini!" Tantang Gara.

"Kenapa gue?" Lio sangat tidak suka dengan tantangan Gara. Kenapa jadi dia yang dibawa-bawa di sini.

Gara terkekeh menatap Lio. "Lo takut? Atau lo gak mau? Pecundang!" Kata Gara meremehkan Lio.

"Terima Aja Lio. Gak akan ada yang mau sama si Gara," ucap Satria.

"Gimana?"

"Gue terima tantangan lo."

***

Di kelas sepuluh IPA satu saat ini sedang ribut-ributnya seperti pasar. Aqila yang sedang asik pada benda pipi miliknya menjadi terusik. Menatap para temannya yang masih bersorak heboh.

"Ada apa sih Key? Kenapa pada ribut gitu?" tanya Aqila penasaran.

"Ada cewek nyatain perasaan ke kak Lio."

"Kak Lio?"

"Iya, Adrilio Azkha Putra."

"Kejadian kaya gitu udah sering ya Key?" Entah mengapa Aqila menjadi kepo kepada sosok suaminya yang sangat terkenal di sekolah.

"Emm udah banyak siswi yang nyatain perasaan sama kak Lio. Tapi kak Lio nya aja biasa aja. Bahkan nolak semuanya," jelas Key santai.

"Ha ditolak semua!" Aqila terkejut bukan main. Lio menolak semuanya.

"Iya." Pertanyaan mulai muncul di pikiran Aqila. Kenapa Lio suaminya itu menolak semuanya.

***

Bel pulang berbunyi dengan nyaring. Baik Aqila maupun Key saat ini tengah berjalan beriringan di koridor sekolah.

Key membuka pintu mobilnya. "Aqila lo balik bareng siapa?" tanyanya.

"Aqila di jemput Key."

"Yaudah gue deluan." Key pun keluar dari parkiran sekolah menyisahkan Aqila dengan anak-anak yang belum pulang.

Sudah dua puluh menit berlalu dan Aqila masih setia di parkiran. Tadi pagi Mama Rani berpesan kalau Aqila akan pulang bersama Lio. Tapi sampai saat ini belum ada tanda-tanda suaminya tersebut datang.

Satu jam berlalu sampai parkiran benar-benar kosong. Tapi Lio belum datang juga. Dasar suami laknat.

"Ihh kak Lio ke mana sih?" gerutu Aqila kesal. "Atau jangan-jangan kak Lio udah ninggalin Aqila." Aqila menghentak-hentakkan kakinya kesal. Benar-benar suami tidak becus.

Aqila memutuskan untuk berjalan kaki. Susah ia pastikan Lio tidak akan datang menjemput dirinya. Lelah Aqila sangat lelah saat ini. Untuk mesan ojek pun Aqila tidak punya uang lagi. Menelpon sang suami? Sialnya HP Aqila sudah mati sejak jam pelajaran terakhir tadi.

Aqila menggerutu sepanjang jalan. Bagaimana mungkin Lio suami Es nya tidak mencari keberadaan dirinya saat ini. Padahal jam sudah menunjukkan 16:37. Lio benar-benar tidak memikirkan dirinya.

Satu jam Aqila berjalan akhirnya ia sampai di kediaman keluarga Azkha.

"Kenapa keringan gitu dek?" tanya Iqbal sang kakak ipar Aqila.

Seragam Aqila basah, pipi dan juga kening Aqila penuh dengan keringat di tubuhnya.

"Habis jalan dari sekolah ke sini kak. Capek banget!"

"Emangnya Lio kemana? Gak sama?

"Aqila kedalam dulu ya kak." Aqila berlalu masuk kedalam rumah. Tidak menjawab sama sekali pertanyaan dari Iqbal.

"Dari mana aja lo?" tanya Lio saat dia dan Aqila berada di tangga.

Aqila memutar bola matanya malas. Tidak menjawab Lio sama sekali. Berlalu ke kamar untuk membersihkan dirinya yang sangat lengket.

***

"Gimana Aqila dengan sekolah baru kamu?" tanya Toni diselah-selah makan malam.

"Lancar pah."

"Tadi pulang sama Lio kan?" tanya Rani.

Aqila Menatap Lio diam. Lio menatap Aqila balik. "Pantas lama pulangnya" batin Lio. Dasar Lio gak peka!!!

"Kamu gak pulang bareng Lio? tanya Mama Rani kembali.

"Gak kok mah, Aqila pulang bareng kak Lio." Bohong Aqila.

Baik Lio dan Iqbal menatap Aqila bersamaan. Kenapa Aqila berbohong.
*
*
*

Lio & Aqila (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang