Debay

2.6K 165 9
                                    

Selamat membaca, jangan lupa komen dan vote 😊 maaf jika ada yang typo 🙏. Jangan lupa masukkan cerita ini ke reading list kalian dan juga recommended ke teman kalian😊 follow juga akun ini, Terima Kasih 🤍 
*
*
*

Suara kegembiraan terdengar di penjuru SMA Nusa Bangsa. Pengumuman kenaikan kelas dan para juara sudah di bacakan kepada seluruh siswa.

"Selamat bro lo emang paling the best kalau menyangkut soal ini," ujar Danu menepuk pundak Gara.

Itu sudah pasti. Siapa yang tidak kenal dengan seorang Hanggara Gamalio, jangankan juara kelas. Juara olimpiade juga ia borong.

"Thanks bro. Gini-gini juga otak gue lebih lancar dari lo bertiga." Bangga Gara, walau memang betul.

Lio, Danu dan Satria yang mendengar itu hanya tersenyum masam. Sudah tradisi setiap pembagian rapot. Gara akan menyombongkan kepintaran yang ada pada otaknya.

"Selamat ya Lio," ujar Sasa yang sudah berada di hadapan Lio.

"Thanks. Lo juga sa."

Lio mendapat juara tiga di kelasnya sedangkan Sasa mendapat juara dua di kelasnya. Jangan berprasangka buruk dulu, Lio dan Sasa memang punya otak cerdas. Bukan karena jabatan mereka bisa mendapat juara itu memang hasil dari pikirannya mereka.

"Lio mau foto kan?" Lio hanya bisa mengangguk atas ajakan Sasa tersebut.

Dan juga tradisi setiap tahun. Sasa selalu meminta Lio untuk berfoto bersamanya. Pernah Lio menolak tapi selalu aja ada alasan yang di ucapkan Sasa agar Lio mau.

Dari pada di paksa lagi lebih baik sekarang Lio mau.

Lio tidak tau mau di apakan Sasa dengan foto-foto itu. Padahal Lio juga tidak pernah melihat Sasa memposting foto mereka di akun Instagram Sasa.

Baik Lio dan Sasa pun berfoto dengan piala dan rapot di kedua tangan mereka. Hanya ada senyum tipis yang tergambar di wajah Lio berbeda dengan Sasa yang tersenyum sangat lebar. Setelah sesi foto selesai Sasa langsung pergi meninggalkan Lio.

"Kak!" teriak Key.

"Wahh pacar gue pintar banget," ujar Danu bangga sambil menepuk puncak kepala Key pelan.

"Harusnya lo sama gue Key. Lo lebih cocok sama gue juga, sama-sama pintar. Kalau di gabung anak kita bisa jadi orang terjenius di dunia," sindir Gara tersenyum jahil kepada Danu.

"Mau mati lo!" Mereka terkekeh melihat wajah Danu yang merah padam karena marah.

"Selamat," ujar Lio pada istrinya.

"Terima kasih kak."

Di kelas sepuluh IPA satu Aqila mendapat juara satu sedangkan Key mendapat juara dua.

"Selamat Aqila," ujar Satria tersenyum.

"Terima kasih kak."

"Lo berdua emang menantu idaman," ucap Danu.

Key dan Aqila hanya tersenyum malu atas perkataan Danu.

"Makanannya halalin dong," canda Lio yang di sambut gelak tawa mereka.

Gara menyapu pandangan ke seluruh lapangan. Tapi tidak menemukan seseorang yang di carinya. Satria yang melihat tingkah Gara aneh berniat bertanya.

"Lo cari siapa?"

"Itu..." kata Gara menggarut kepalanya yang tidak gatal.

"Itu siapa?"

"Nah itu dia. Gue tinggal dulu ya," ujar Gara kegirangan. Ia segerah berlari menjumpai gadis yang ia cari.

Lio & Aqila (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang