Kejadian Di Kantin

2.5K 139 7
                                    

*Selamat hari kenaikan Tuhan Yesus buat yang beragama Kristen dan
Selamat merayakan hari Raya Idul Fitri buat yang beragama Islam. Jangan lupa vote dan komen😊🙏*

Dua Minggu berjalan sikap Lio kembali dingin dan datar kepada Aqila. Pergi dan pulang tanpa mengenal waktu. Meninggal Aqila sendiri di rumah tanpa siapa-siapa.

Sama seperti lagi lainnya. Baik Lio dan Aqila sudah selesai dengan seragam sekolah mereka.

Lio menatap Aqila sekilas. "Lo berangkat sendiri. Gue luan."

"Kak."

"Apa?"

"Kita bareng ya kak. Aqila udah siap." Aqila mendekat ke arah Lio. Memang selama dua Minggu ini semenjak Lio dan Zara berpacaran Lio dan Aqila sangat jarang ke sekolah untuk bersama-sama.

"Gue gak bisa." Tanpa bersalah Lio langsung pergi meninggalkan Aqila sendiri.

"Hiks hiks kak Lio," tangis Aqila pecah. Sampai kapan ia akan bertahan seperti ini.

Setelah resah dengan tangisannya Aqila memesan ojek online. Ia tidak ingin terlambat ke sekolah dan ia tidak mau berlarut-larut akan hal itu. Aqila sudah dalam perjalanan dari tadi ia hanya melamun sampai ia tidak sadar jika sudah sampai di sekolah.

"Mbak sudah sampai," ucap pengendara ojek online tersebut membuyarkan lamunan Aqila.

Segera Aqila merogoh kantung bajunya. Mengambil beberapa lembar uang dari sana. "Ini pak, terima kasih."

"Mbak ini kembaliannya!" teriak pengendara ojek online tersebut. Aqila memberi ia terlalu banyak.

"Ambil saja pak." Aqila tersenyum tipis dan melanjutkan jalannya.

Aqila berhenti sebentar di parkiran sekolah. Tidak ada motor Lio di sana. 'Diaman kak Lio?' Tadi pagi Lio memang membawa motor ke sekolah, tapi sekarang motor Lio tidak ada di parkiran.

Teriakan beberapa siswi membuat Aqila menoleh ke belakang. Aqila melihat suaminya yang baru datang, tapi tidak sendiri. Lio bersama...

"Zara," guman Aqila.

Tatapan Lio dan Aqila bertemu untuk sesaat sebelum Lio memutuskannya. Lio membukakan helm yang di pakai Zara membuat para murid perempuan yang berada di sana teriak histeris.

Aqila berlari dari parkiran. Apakah ia sudah sangat mencintai Lio. Kenapa rasanya sampai sesakit ini.

'Maafin gue Aqila. Gue akan selesaikan ini secepatnya," batin Lio.

"Gue ke kelas." Lio kembali ke mode dingin dan datarnya. Meninggalkan Zara sendiri. Sedangkan gadis cupu itu hanya tersenyum malu karena perlakuan manis Lio.

Aqila yang baru memasuki kelasnya langsung memeluk Key. Menangis di sana. "Lo kenapa?" tanya Key khawatir.

"Kak Lio," cicit Aqila.

"Ikut gue." Key langsung menarik tangan Aqila ke taman belakang sekolah. Mereka berdua duduk di bangku yang ada disana. "Coba lo jelasin sama gue."

"Tapi pagi kak Lio bareng dengan Zara. Tapi tadi pagi Aqila udah minta bareng ke sekolah kak Lio gak mau," ucap Aqila sesegukan.

"Dasar tuh cewek cupu!" geram Key. "Lo tenang aja Aqila, jangan terpancing dengan permainan si cewek cupu itu. Dan lo harus percaya sama kak Lio," sambung Key menenangkan Aqila. Aqila hanya bisa menagguk lemah, apa yang ia lakukan selain itu.

'Mah Pah Aqila mau pulang. Aqila gak sanggup,' batin Aqila.

Bel istirahat telah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu. Para murid sudah berbondong-bondong ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah lapar. Tapi tidak dengan Aqila, dari tadi Key selalu saja mengajak Aqila ke kantin tapi Aqila selalu menolak ajakan Key.

"Aqila mau di kelas aja Key. Key bisa sendiri kan?" tolak Aqila.

"Ya udah kalau lo mau lihat teman lo ini kelaparan. Gue juga gak akan ke kantin." Key kembali duduk di bangku sambilan mengusap perutnya yang lapar.

Aqila membuang nafasnya perlahan. Dasar Key selalu saja ada cara untuk membujuk dirinya. "Ya udah, yok."

Aqila dan Key berjalan beriringan menuju kantin. Sesekali mereka tertawa saat mengingat kejadian atau mengobrol hal lucu. Banyak juga para murid yang menyapa dan memuji kedua kaum hawa tersebut.

Suasana kantin saat ini sedang ramai-ramai nya. Aqila mengedarkan pandangannya mencari bangku yang kosong. Ia menemukan bangku yang kosong tepat di depan meja Lio dan juga sahabat lengkap dengan Zara.

Seketika mood Aqila menjadi rusak. 'Pantas saja tidak pernah ajak Aqila ke kantin lagi,' batinnya.

"Key Aqila ke kelas ya." Segera Aqila berbalik tapi dengan sigap Key menarik tangan Aqila.

"Kenapa?"

"Gue gak mood."

Key menaikkan bahunya acuh. Ia menarik Aqila ke meja yang kosong. Aqila memperhatikan Lio yang duduknya dekat dengan Zara. Ia menghembuskan nafasnya gusar.

"Sudah lah Aqila."

"Gue mau ke bangku Key. Gue malas lihat orang sok romantis." Danu terang-terangan menyindir Gara yang sedang bermesraan dengan Desi.

"Sirik banget lo!"

"Gue juga gak mau jaga nyamuk," ucap Satria meninggalkan Lio Zara Gara dan Desi.

"Hei," sapa Danu saat berada di depan meja Aqila dan Key.

"Kita boleh gabung gak?" tanya Satria.

"Boleh kak," jawab Aqila dan Key bersamaan.

Danu memerhatikan kekasihnya itu. Belum ada makanan maupun minuman di meja mereka. "Belum pesan sayang?"

"Ini mau pesan kak. Aqila lo mau apa?" tanya Key saat Aqila asik bengong.

"Samain aja Key."

"Gue pesan dulu."

"Biar aku aja," ucap Danu. "Mau pesan apa?" sambungnya.

"Nasi goreng sama teh manis aja kak."

"Ok."

"Terima kasih kak." Danu hanya mengangguk dan berlalu untuk memesankan makanan.

Satria tepat berada di hadapan Aqila. Memandang Aqila dengan lekat. Sudah lama ia tidak memandang orang yang ia sukai.

"Aqila lo sakit? Wajah lo pucat banget?" tanya Satria khawatir.

Lio langsung menatap ke arah Aqila. Wajah dan bibir istrinya itu memang terlihat pucat.

"Aqila gak apa-apa kak."

"Lo yakin?" Aqila hanya mengangguk.

Lio di buat cemburu dengan kekahwatiran yang di tunjukkan oleh Satria. Lio mengepal tangannya kuat.

Lio tersentak kaget saat Zara memegang tangannya. "Kak mie nya dimakan, entar keburu dingin," ucap Zara mulu-malu.

Lio menatap Zara dan Aqila secara bergantian. "Iya," ucap Lio sambil mengusap pipi Zara.

"Makanan datang." Danu datang me.bawa nampan berisi dua piring nasi goreng dan dua gelas teh manis. Kedatangan Danu membuat Aqila terahlikan dari kemesraan Lio bersama Zara.

Baik Jet dan Aqila langsung menyantap makanan mereka. Danu dan Satria hanya memperhatikan kedua sambil tersenyum.

"Kak ini udah cukup." Ucapan Zara tersebut membuat mereka melihat ke arah Zara. Di sana Lio sedang memindahkan mie dari mangkuk Lio ke mangkuk Zara.

"Gak apa-apa biar kamu cepat dewasa sayang."

Tidak terasa air mata Aqila langsung jatuh begitu saja. Pertahankan yang selama ini ia bendung runtuh begitu saja. Lio benar-benar sangat jahat kepada nya. Aqila berlari keluar kantung dengan air mata yang berderai.

"Aqila ini makanan lo belum habis!" teriak Satria hendak menyusul Aqila.

Key menarik tangan Satria untuk duduk kembali. "Biarin Aqila sendiri dulu kak."

Lio & Aqila (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang