Ciuman

3.4K 165 22
                                    

*Double up
Selamat membaca, jangan lupa komen dan vote 😊🙏*

Satria berada di lapangan. Di sana pun sudah ada pak Budi beserta murid kelas sepuluh IPA satu.

"Bukannya itu Aqila?" batin Satria.

"Satria!" panggil pak Budi.

"Iya pak."

Satria mendekat ke arah murid kelas sepuluh IPA satu yang membuat para murid perempuan langsung berteriak histeris saat melihat Satria most wantted di SMA Nusa Bangsa ada di hadapan mereka.

"Huahh kak Satria."

"Keren banget njirr!"

"Ya ampun  jodoh gue."

"Biasanya gila bener."

Satria hanya menanggapi hal tersebut dengan tersenyum manis. Memang Satria terkenal dengan sikap hangat tidak dingin seperti Lio.

"Baik lah anak-anak hari ini bapak tidak bisa berlama-lama mengajar kalian. Bapak ada urusan penting yang harus di selesaikan. Jadi olahraga kali ini akan bapak serahkan kepada kakak kelas kalian Satria."

Sontak murid perempuan kembali berteriak histeris. Entah mimpi apa mereka semalam bisa sedekat ini dengan Satria.

"Karena judul hari ini tentang basket, jadi Satria akan mengajari kalian tentang bagaiman bermain basket. Paham!"

"Paham pak!" ucap para murid bersamaan.

"Baiklah Satria bapak serahkan mereka kepada mu." Satria mengangguk mantap.

"Baik lah sebelum kita mulai ada yang mau di tanyakan?" tanya Satria.

Seseorang mengangkat tangannya dari belakang. "Iya kamu."

"Materi apa yang akan kita pelajari dalam permainan basket kak?"

"Saya akan mengajarkan kalian tentang bagaimana cara memasukkan bola ke dalam ring." Semua murid hanya beroh ria.

"Ada pertanyaan lain?"

"Tidak ada kak!" teriak mereka bersamaan.

"Kalau begitu kita akan mulai. Yang pertama laki-laki yang perempuan silahkan lihat dengan seksama."

Satria mulai mengajari para laki-laki untuk memasukkan bola kedalam ring basket. Tidak lupa bagi Satri untuk mengajari mereka dengan waktu singkat semua murid laki-laki sudah siap Satria ajari.

Kali ini Satria mengajar murid perempuan, lebih sulit dari pada para lelaki tadi. Banyak dari mereka melakukan kesalahan walaupun sudah di beritahu. Satria tidak tau itu di sengaja atau benar-benar tidak paham.

Aqila duduk di samping Key. Mereka berdua memperhatikan Satria yang sedang mengajar seorang murid perempuan.

"Maaf kak," ucap cewe tersebut saat tidak sengaja terlempar jauh.

Satria kembali tersenyum. "Tidak masalah."

"Brayen!" teriak Satria menyuruh Brayen melempar bola yang ada di dekatnya.

Hampir saja bola itu mengenai Aqila. Untung saja Satria dengan sigap menarik Aqila membuat Satria lah yang terkenal bola tersebut.

Benturan yang cukup keras membuat keseimbangan Satria goyang dan...

Cup
Aqila menimpah tubuh kekar Satria membuat bibir mereka bersentuhan. Aqila langsung tersadar dan menjauhi Satria.

"Maaf," ucap Satria.

Tidak hanya kelas sepuluh IPA satu seluruh murid yang ada di lapangan menyaksikan kejadian tersebut. Banyak dari mereka tidak percaya dengan apa yang terjadi baru saja.

Tidak sampai satu jam kabar ciuman itu menjadi topik hot di SMA Nusa Bangsa. Banyak dari mereka berbondong-bondong ke kelas Aqila hanya sekedar  ingin tau siapa yang berani mencium pujaan hati mereka.

"Ngapain kalian ngintip-ngintip!" Seketika para murid langsung berlari mendengar bentakan dari Bu Rere yang saat itu sedang mengajar di kelas Aqila.

"Ada apa dengan murid hari ini. Apa mereka tidak belajar!" kesal Bu Rere.

Jangankan murid dari luar kelas Aqila, murid dari dalam kelas Aqila pun banyak yang mencibir dia terang-terangan.

"Dasar gak tau malu!"

"Karena dia nama baik kelas kita jadi rusak."

"Gak nyangka gue."

"Berani betul! Mau jadi musuh satu sekolah ini neng."

Aqila hanya diam tidak mau menjawab. Padahal teman satu kelasnya sendiri tau kejadian itu hanya sebuah kesalahan.

***

"Woi gue ada berita hebot!" teriak murid perempuan yang baru memasuki kelas Lio.

Beberapa murid menatap teman satu kelas mereka ini. Dia Lulu si pembawa berita. Murid kelas sebelas IPA tau semua berita hanya dari dirinya seorang.

"Satria cium adik kelas!" teriak nya heboh.

Beberapa murid yang tadinya tidak ingin mendengarkan berita Lulu di buat tercengang. Bahkan ada yang terbatuk.

"Sama siapa?"

"Menang banyak si Satria."

"Gila tuh anak." Kali ini Gara.

"Lo semua harus tau, kejadiannya di lapangan dengan murid kelas sepuluh."

"Namanya siapa?"

"Aqila."

Lio yang mendengar nama Aqila di sebut langsung marah. Rahangnya mengeras tangannya mengepal kuat. Bagaimana mungkin?

Brakk!
Gebrakan meja yang kuat membuat para murid memaki Lio. Dengan tergesah-gesah Lio keluar dari kelasnya. Saat ini Lio tidak bisa mengontrol emosi dengan baik.

Nafasnya memburu, pikirannya kacau. Beraninya Aqila.

"Permisi bu," ucap Lio berusaha untuk tenang. Aqila yang mendengar suara Lio langsung menoleh.

"Ada apa Lio?"

"Saya meminta izin Bu untuk murid bernama AQILA AZEN GIBRAN!" jawab Lio menekan setiap nama Aqila.

"Tentang OSIS?"

"Iya Bu."

"Baiklah Aqila kamu bisa keluar."

Aqila keluar untuk menjumpai Lio tapi dengan kasarnya Lio menarik tangan Aqila ke taman belakang sekolah. Beberapa kali Aqila meringis kesakitan tapi Lio tidak memperdulikan hal tersebut. Emosinya tidak bisa di kendalikan saat ini.

Brak!
Lio menghempas tubuh Aqila ke tembok beton yang sudah usang di sana.

Cup
Lio mencium bibir Aqila dengan kasar dan menuntut. Aqila membulatkan matanya sempurna, memukul-mukul dada Lio untuk berhenti.

Lio Senin kasar dengan bibir Aqila. Ucapan yang ia dengan dari Lulu membuat Lio kesetanan. Aqila mulai terisak, ia tidak menyukai Lio seperti ini.

Cukup lama mereka melakukan nya walau hanya sepihak. Lio melepaskan tautan mereka melihat bibir Aqila bengkak karena ulahnya.

"Kenapa lo mau ngasih bibir lo sama orang lain ha!" teriak Lio frustasi.

"Sedangkan gue suami sah lo gak pernah cium lo di bibir lo!"

"Kenapa ha!" teriak Lio lagi dan lagi.

Aqila semakin terisak, ia benar-benar tidak percaya dengan sikap Lio.

"Gue gak butuh tangis lo. Gue butuh jawaban lo Aqila."

"Hiks hiks kak Lio salah paham hiks," Isak Aqila.

"Lo mau tenar karena cium most wantted kaya si Satria brengsek itu!" Lio terkekeh sinis "Atau lo mau jadi jalang!"

Deg!
Lagi dan lagi Aqila merasakan sakit itu. Sakit yang dibuat oleh orang yang sama Lio suaminya sendiri. Apa yang dikatakan Lio. Jalang

Dengan kasar Aqila menghempas tangan Lio. Aqila berlari dengan berderai air mata.

"Argh!" teriak Lio menjambak rambutnya frustasi.

Lio & Aqila (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang