Maaf

3K 170 20
                                    

*selamat membaca, jangan lupa vote dan komen😊🙏*

Sakit yang Aqila rasa pun di rasakan oleh Lio. Dia memang bodoh membuat istrinya menangis dengan tindakan yang bermaksud untuk apa.

"Gue ke toilet dulu," ujar Lio kembali ke mode dingin dan datar.

Aqila berada di taman belakang sekolah. Menangis sejadi-jadinya di sana. Taman belakang SMA Nusa Bangsa sangat jarang di kunjungi hanya beberapa murid yang mau datang kesana.

Aqila mengumpat nama Lio. Lio benar-benar suami yang bodoh dan tidak becus.

"Hiks hiks kak Lio jahat."

"Kak Lio brengsek!"

Tangis Aqila berhenti seketika ketika sebuah tangan memeluk dirinya erat. Aqila hanya diam perlahan menghapus air matanya.

"Maaf," guman seseorang dari belakang. Aqila sangat familiar dengan suara tersebut. Aqila perlahan memutar tubuhnya menatap Lio.

Lio menarik tubuh Aqila kedalam dekapannya sesekali mengecup puncak kepala Aqila. "Maaf." Berulang kali kata itu Lio ucapkan.

Aqila kembali menangis. Kali ini ia menangis di pelukan orang membuat ia terluka. "Hiks hiks kak Lio jahat!"

"Maaf sayang maaf."

"Kenapa kak Lio juga sebut Zara dengan sebutan sayang?" tanya Aqila lirih.

"Kamu cemburu?" bukannya menjawab Lio malah menanya kembali. Dan bodoh nya pertanyaan apa itu. Tentu saja Aqila cemburu brengsek!

"Istri mana yang tidak cemburu saat suaminya menyebut wanita lain dengan sebutan sayang. Dan lebih memberi kasih sayang terhadap wanita lain!" ketus Aqila.

Lio tersenyum tipis. Melepaskan pelukan mereka mengajak Aqila untuk duduk di bangku yang tersedia di sana. Lio mulai menceritakan semuanya. Tidak ada yang ia sembunyikan.

"Maaf ini semua karena kebodohan gue, dan paling bodohnya lagi gue gak bilang sama lo."

"Ini hanya sebentar, tinggal dua minggu lagi. Bersabarlah," ucap Lio menyakinkan Aqila kalau semua akan baik-baik saja.

Aqila mengangguk. "Jangan membuat Aqila cemburu lagi kak."

"Iya sayang tidak akan." Lio kembali memeluk tubuh Aqila erat. Ia berjanji tidak akan meninggalkan menyakiti Aqila lagi.

"Ayok masuk, sebentar lagi bel berbunyi," ajak Lio.

"Iya kak."

Sebelum mereka keluar dari taman belakang sekolah. Lio mengecup kening dan pipi Aqila. Lio benar-benar merindukan Aqila.

'ingin nya sih di bibir.' batin Lio memperhatikan bibir merah milik Aqila.

Aqila yang mendapat perlakuan manis dari Lio hanya bisa menunduk malu. Pipinya susah memerah saat ini.

Aqila memasuki kelasnya dengan senyum yang tidak pernah lepas dari bibir nya. Teman sekelas yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala mengira Aqila sudah gila.

"Woi lo udah gila ya? Senyum-senyum sendiri gak jelas!" teriak Brayen sang ketua kelas dari bangkunya.

Aqila memutar bola matanya malas. "Sibuk banget si Brayen! Ganggu mood Aqila aja!" ketus Aqila kesal.

"Gue kira lo kesurupan hantu sekolah ini karena lo senyum-senyum dari tadi."

"Tapi senyum lo manis banget." Brayen cegegesan dengan godaannya.

Aqila tidak memperdulikan Brayen lagi. Aqila duduk di bangkunya masih dengan senyum manisnya. Membuat lubang di pipinya semakin terlihat jelas.

"Lo kenapa?" tanya Key saat memperhatikan tingkah Aqila yang aneh.

Lio & Aqila (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang