Zara Menyerah?

2K 189 33
                                        

Selamat membaca, jangan lupa komen dan vote 😊 tandai jika ada yang typo . Jangan lupa masukkan cerita ini ke reading list kalian dan juga recommended ke teman kalian😊 follow juga akun ini, Terima Kasih 🤍
*
*
*

Setelah menghantar Aqila ke sekolah Lio membelokkan mobilnya ke arah rumah Zara dan seperti biasa Lio harus menjemput Zara dari rumahnya.

Lio sampai di depan rumah mewah milik keluarga Purnama lagi-lagi Lio harus turun dari mobilnya sekedar bertegur sapa dengan mama Zara. Bagaimana pun Mama Zara adalah orang yang lebih tua dari Lio tidak sopan jika Lio hanya duduk di mobil.

"Pagi Tante," sapa Lio manis. Mencium punggung tangan milik mama Zara.

Mama Zara hanya tersenyum. "Mau berangkat sekarang."

"Iya mah. Kami berangkat dulu mah."

Setelah berpamitan Zara dan Lio berlalu meninggalkan pekarangan rumah Zara.

Terdengar suara helaan nafas Zara. Lio melirik gadis itu sekilas.

"Lo kenapa?"

Zara berbalik menatap Lio lekat sangat lekat. "Kak Lio memang sibuk kemarin? Zara udah nungguin iho."

Bahkan dari semalam sampai sekarang Lio belum membaca satu pesan dari Zara.

"Iya."

"Semalam sama Aqila."

"Iya," jawab Lio singkat.

"Kenapa kak Lio nggak pernah ada waktu buat Zara."

Zara memasang ekspresi sedih di wajah. Sebenarnya Zara kecewa semalam Lio tidak datang. Rencananya gagal begitu saja tanpa hasil.

"Sampai kapan lo gangguin hubungan gue dengan Aqila?" bukannya menjawab Lio bertanya pada Zara tajam.

"Gue muak dengan sikap lo Zara. Biarkan gue hidup bahagia dengan Aqila. Gue sayang sama Aqila sampai kapan pun dan lo gak akan bisa ganti Aqila di hati gue."

Diam diam sesaat.

"Lepasin gue. Gue yakin lo akan dapat orang yang lebih baik dari gue," ujar Lio. Dia sudah lelah dengan semua sandiwara ini.

Tanpa mendengar dan mengucapkan apapun Zara berlalu berlalu dari hadapan Lio.

"Gue berharap lo ngerti," guman Lio.

"Ngerti apa?"

"Njir lo kagetin gue! Sejak kapan lo di sini?!" kepala Lio.

Perasaan dirinya baru sampai di lingkungan sekolah bersama Zara. Tau-tau Gara sudah ada di samping Lio.

Gara cegegesan tidak berdosa. "Baru aja gue di sini. Lo kenapa?"

Lio menggeleng. "Yok kelas."

Seluruh kelas dua belas IPA satu menjadi hening seketika. Guru matematika memberi mereka ulangan mendadak hari ini.

Beberapa kali terdengar helaan nafas dari beberapa murid. Terdengar juga beberapa umpatan yang di keluarkan para murid.

"Gara," bisik seseorang dari samping Gara.

Gara diam. Gara sudah tau teman perempuan nya itu pasti mau meminta jawaban. Bersikap bodoh amat saat adalah hal yang harus Gara lakukan.

"Woi Gara," bisik perempuan itu tambah keras.

"Apa lo?!" teriak Gara membuat seisi kelas menoleh ke arah mereka.

"Kenapa kalian ribut-ribut? Mau mencontek ha!" teriak guru dari depan.

Lio & Aqila (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang