Bertemu

3.3K 165 2
                                    

"Dia kah calon suami ku," batin Aqila.

"Ehh ini nak Aqila ys?" tanya wanita paruh baya yang baru memasuki rumah.

"Iya tante," ucap Aqila tidak lupa tersenyum manis.

"Cantik ya," ucap pria paru baya tersebut yang mampu membuat pipi Aqila menjadi merah padam.

"Silahkan duduk," ucap Bram. "Aqila ini Toni teman papa dan ini bu Rani istrinya," ucap Bram kembali memperkenalkan mama dan papa calon mertua Aqila sedangkan Aqila hanya tersenyum manis.

"Nak Lio ya?" tanya Susi memperhatikan pria tampan di samping  pak Toni.

"Bukan bu, ini kakaknya. Lio nya masih ada diluar," ucap Rani.

"Lah kirain tadi nak Lio."

Aqila hanya menggerutu kesal, rupannya cowok tampan tersebut bukan calon suaminya melainkan kakak iparnya.

"Kamu Iqbal kan?" tanya Bram papa Aqila.

"Iya om saya Iqbal Azkha Putra," ucapnya sambil menampilkan senyum manisnya.

"Masih kuliah?" tanya Bram kembali.

"Udah kerja om di perusahaan papa," jelas Iqbal.

Bram menggangguku sebelum melanjutkan ucapannya. "Kamu pasti sehebat Papa mu."

Iqbal tersenyum menanggapi ucapan Bram.

Ketika sedangan asik berbincang-bincang seorang pria  menghampiri mereka.

"Maaf saya telat," ucapnya.

"Nak Lio," ucap Susi.

Andrilio Azkha Putra, putra kedua dari keluarga Azkha. Memiliki badan yang profesional, alis mata tebal, mata elang, hidung mancung, bibir tipis berwarna pink dan tidak lupa gingsul disebelah kiri yang membuat pria tersebut tambah manis saat tersenyum.

"Duduk nak," ucap Bram dan langsung diangguki oleh Lio

Seketika tatapan Lio dan Aqila bertemu untuk beberapa saat. Ketika Aqila langsung memutuskan kontak karena Aqila merasa pipinya mulai memanas dan detak jantungnya tidak karuan.

"Benar kata Papa calon suami aku tampan, bahkan lebih tampan dari kakak nya," batin Aqila.

Hari semakin larut setelah makan malam berlangsung kedua keluarga memilih untuk tidur mengistirahatkan tubuh mereka.

***

Jam menunjukkan pukul 9:20 Aqila memilih turun kelantai bawa saat merasa haus ditenggorokannya.

"Kak Iqbal," sapa Aqila yang baru memasuki dapur "Ngapain kak?" tanya Aqila.

"Lapar dek mau ngambil cemilan," ucap Iqbal kikuk.

"Tadi bukannya dah sarapan kak? lapar lagi?"

Sebenarnya beberapa menit yang lalu mereka baru saja menyelesaikan sarapan. Dan sekarang calon kakak iparnya itu lapar lagi.

"Heheh iya nih."

Aqila hanya tersenyum sembari membuka sebuah laci dan mengambil beberapa toples cemilan.

Aqila berjalan ke salah satu kemarin mengambil beberapa cemilan di sana. "Ini kak," ucap Aqila menyodorkan beberapa cemilan

"Terima kasih."

Aqila dan Iqbal pun beranjak keruang tamu sambil menonton tv, sesekali mereka tertawa saat melihat siaran tv yang dianggap tidak masuk akal.

"Ehmmm," dehem seseorang dari tangga yang membuat Aqila dan Iqbal menoleh.

"Sini Lio gabung," aja Iqbal.

"Ikut gue, kita harus pergi kebutik dan milih cincin," ucap Lio datar dan dingin langsung meninggalkan Iqbal dan Aqila

"Lio memang gitu sifatnya dingin dan datar. Tapi dia bakalan lindungin orang yang dia sayang," ucap Iqbal yang melihat ekspresi aneh dari Aqila

Aqila hanya tersenyum simpul dan beranjak menuju tempat Lio.

***

Hanya ada keheningan selama perjalanan. Aqila sibuk memandang ke arah luar sedangkan Lio fokus menyetir tapi sekali-kali dia mencuri pandangan pada Aqila.

Lio memarkirkan mobilnya di depan butik yang telah dipersiapkan oleh mama mertuannya. Lio langsung keluar meninggalkan Aqila.

"Akhirnya kalian berdua sampai juga," ucap Susi.

"Ya udah kalian coba dulu pakaian pengantin," lanjut mama Rani.

Aqila dan Lio pun mencoba pakaian mereka. Terlihat begitu gagah dan elegan dengan pakaian pengantin mereka. Cantik dan tampan, itulah ucapan yang bisa di gambarkan jika melihat mereka berdua.

Setelah selesai dari butik Lio melajukan mobilnya ketoko perhiasan untuk membeli cincin pernikahan mereka.

"Kak mau yang mana?" tanya Aqila sambil memperhatikan  cicin yang ada di toko tersebut

"Terserah lo."

"Iss," Aqila mendegus kesal atas perilaku pria disampingnya tersebut. Benar-benar dingin dan datar.

"Mbak coba yang itu," tunjuk Aqila pada salah satu cincin couple.

"Ini mbak."

"Cantik," guman Aqila memperhatikan cincin couple tersebut "kak Lio suka ngak?" tanya Aqila sambil menyodorkan cincin tersebut kepada Lio.

"Hemm." Lagi-lagi hanya deheman yang keluar dari mulut Lio. Tanpa memalingkan wajahnya dari benda pipi milik nya.

"Aqila harus exstra sabar berhadapan sama cowok es ini," batin Aqila.

"Ini aja mbak. Bungkus ya," ucap Aqila.

"Baik."

Setelah membayar Lio dan Aqila pun pulang karena hari mulai larut malam. Mereka harus segera sampai dan mengistirahatkan tubuh mereka. Karena besok hari yang panjang untuk mereka berdua.

Lio & Aqila (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang