Kita Putus!

3.6K 177 18
                                        

Selamat membaca, jangan lupa komen dan vote 😊 maaf jika ada yang typo 🙏. Jangan lupa masukkan cerita ini ke reading list kalian dan juga recommended ke teman kalian😊 Terima Kasih 🤍

Dua hari berlalu semenjak itu pula Lio izin untuk menjaga Aqila. Aqila saat ini sudah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Ia tidak mau mengambil cuti terlalu banyak. Dan saat ini Lio dan Aqila sudah balik ke kediaman mereka.

Papa dan mama Lio hanya berpesan jika ada masalah mereka harus bisa menyelesaikan sendiri. Orang tua Lio tidak akan ikut campur, mereka berharap kedua pasangan suami istri itu dapat menyelesaikan masalah mereka.

Ketika Aqila akan turun dari mobil Lio menarik tangan Aqila. Membuat Aqila tetap duduk di samping Lio.

"Kak."

"Biar gini dulu," ucap Lio mempererat pelukan mereka 'Hari ini gue akan akhiri hubungan gue dengan Zara. Gue gak mau lo lebih tersakiti lagi,' batin Lio.

"Yang semangat belajarnya sayang," ucap Lio sambil mengecup kening Aqila.

Aqila berjalan menyelusuri koridor sekolah untuk sampai di kelasnya. Tadinya Lio meminta untuk menghantar Aqila sampai ke kelas. Tapi Aqila menolak dengan alasan bentar lagi jam pelajaran akan di mulai.

"Key."

"Aqila." Key memeluk tubuh Aqila erat. "Gue rindu sama lo."

"Aqila juga."

"Gimana dengan kak Lio?" tanya Key berbisik.

"Kak Lio baik, selalu jagain Aqila selama sakit ini."

"AQILAA!" teriak seseorang dari arah depan kelas. Beberapa murid yang mendengar teriakan itu menatap tajam tidak suka.

"Berisik lo bangsat! ini masih pagi ngapain lo teriak-teriak ha!" kesal Lala si bendahara kelas.

"Gila lo. Sakit telinga gue dengar suara cempreng lo pagi-pagi," ujar Kaki si wakil.

"Ketua oon!" sinis Key kali ini.

Ya yang berteriak memanggil Aqila tadi adalah Brayen di ketua kelas. Brayen cegegesan tidak berdosa.

"Apa?" tanya Aqila saat Brayen sudah ada di hadapannya.

Seketika Brayen langsung mencubit kedua pipi Aqila. "Akhirnya lo sekolah juga. Gue rindu banget sama lo," ujar Brayen sambil menggoyang kan kedua pipi Aqila.

"Brayen sakit tau," ringis Aqila. Ketua kelasnya ini memang tidak berprikemanusiaan.

Dengan kasar Key memukul tangan Brayen agar terlepas dari pipi Aqila.

"Bego lo. Tuh lihat pipi Aqila merah!"

"Hehe maaf," ujar Brayen tidak berdosa.

Setelah bel berbunyi seluruh SMA Nusa Bangsa mulai melakukan proses pembelajaran di kelas masing-masing. Tidak terkecuali dengan kelas Aqila yang sedang belajar sejarah dan kelas Lio sedang mengadakan ulangan kimia.

"Nih soal mudah amat." Semua kelas sebelas IPA satu hanya geleng-geleng kepala. Jika menyangkut dengan hitung menghitung Gara menjelma jadi orang yang sombong. Pintar nya memang kelewat.

"Sombong amat," cibir Danu dari bangku belakang.

"Gara bagi dong," bisik beberapa murid  perempuan.

"Belajar, biar pintar kaya gue."

Gara sangat pelit jika menyangkut dengan memberi jawaban di waktu ujian. Jangankan ujian jawaban pr saja Gara tidak akan memberikan miliknya. Gara hanya ingin teman-teman mau belajar, tidak mengandalkan hasil contekan dari yang lain.

Lio & Aqila (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang