Muak

2.2K 211 82
                                    

Berikan vote dan komen!!

"Kasihan Lio, pasti terpukul dengan kepergian om Toni," ucap Ariana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kasihan Lio, pasti terpukul dengan kepergian om Toni," ucap Ariana.

"Gue sebagai sahabatnya Lio juga merasakan hal yang sama. Lio paling dekat pada om Toni dari pada Tante Rani. Jelas Lio sangat terpukul," ucap Gara.

Pasangan itu dalam perjalanan untuk pulang dari sekolah.

"Kamu harus selalu bersama Lio, Gara. Lio butuh sahabat seperti kalian."

Gara mengangguk. "Kita semua ada sama Lio."

Ariana menatap Gara yang fokus pada jalan di hadapan. Siang ini jalanan memang cukup ramai.

"Gara terima kasih selalu ada buat ku. Tidak tau harus perkata apa lagi, semenjak kamu hadir dalam hidup aku. Hidup aku langsung berubah menjadi ceria. Aku sangat-sangat berterima kasih, ucap Ariana sungguh-sungguh.

Gara tersenyum. "Tidak perlu berterima kasih. Ini kewajiban gue sebagai calon suami lo. Ya bisa di bilang sekarang latihan aja dulu jadi suami yang baik."

Baik Gara dan Ariana sama-sama terkekeh geli dengan ucapan Gara. Suami? Ada-ada saja memang.

"Kamu mau jadi suami aku?"

Gara menepikan mobilnya. Menatap Ariana yang masih menatap dirinya juga. Gara menggenggam tangan Ariana, membawa ke pangkuannya.

"Ucapan gue di kantin waktu itu jangan di anggap lelucon. Gue serius," ucap Gara bersungguh-sungguh. Tatapannya tidak lepas dari Ariana.

Ariana yang di tatap tidak bisa berbuat apa-apa. Ia bungkam jantungnya berdetak kencang.

"Lo percayakan sama gue?" Ariana mengangguk tanpa suara.

***

Lio dan Aqila sudah kembali masuk kedalam lingkungan sekolah. Akhir-akhir ini juga Lio sangat sibuk. Pagi hari Lio akan berangkat ke sekolah. Jadwalnya di sekolah juga semakin padat, mengingat beberapa bulan lagi Lio akan mengikuti ujian nasional.

Di siang hari Lio akan langsung berangkat ke kantor. Ya Lio telah memutuskan untuk mengambil perusahaan yang telah Toni berikan untuk nya.

Mengingat ucapan Iqbal malam ini membuat bertekad, apapun yang terjadi Lio tidak akan memberikan Aqila pada siapapun. Aqila akan tetap menjadi milik nya dan juga istrinya.

Dan jangan lupakan tentang Zara. Gadis gila itu masih saja mengganggu dirinya. Lio juga belum bisa menyingkirkan Zara. Paling parahnya lagi Zara sudah mengaku-ngaku kalau dia akan melahirkan pewaris keluarga Azkha.

"Kak temani Zara belanja ya," pinta Zara manja.

"Nggak! Gue punya urusan penting." Fokus Lio pada jalan di depan.

"Ihh kak Lio jangan gitu," ucap Zara di buat sok kesal dan imut. "Apa emangnya yang lebih penting dari Zara?"

"Sejak kapan gue bilang lo penting dalam hidup gue?"

Lio & Aqila (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang