9. Terbongkar

2.3K 57 2
                                    

Sudah dua hari Eva tidak masuk rumah sakit, dua hari juga ia murung di kamarnya. Wajahnya sendu, sama sekali tidak terlihat ada gairah untuk hidup. Eva seakan mati rasa.

Setiap kali Eva ditanya pasti selalu menghindar mengalihkan pembicaraan atau yang lebih parahnya lagi ia mengusir setiap yang menemuinya di kamar secara halus. Hal itu membuat keluarganya bertanya-tanya apa yang terjadi dengannya.

Tok! Tok!

"Va! Mama masuk, ya?" tanpa menunggu jawaban Eva, Sarah segera masuk ke kamarnya. Dan terlihatlah Eva yang duduk menekukkan kedua lututnya di atas tempat tidur dan menenggelamkan wajahnya di sana karena memang selalu itulah Eva selama dua hari ini.

"Va! Makan dulu, ya? Mama udah bawain nih."

"Taruh aja di atas nakas, Ma! Nanti Eva makan." sahut Eva parau membuat Sarah sedih melihat Eva. Ia tahu pasti Eva sedang ada masalah. Meski Eva bukan anak kandungnya.

Ya, Sarah memang bukanlah ibu kandung Eva. Sarah adalah istri kedua Adit yang ia nikahi usai cerai dari istri pertamanya. Namun, meskipun begitu, ia menyayangi Eva sebagaimana ia menyayangi Ezra, anak kandungnya.

Sarah mendekat ke arah Eva dan memegang pundaknya yang sedikit terlihat kurus karena tak makan kalau tidak diantarkan. "Kamu kenapa, Va? Kalo ada masalah itu cerita. Jangan dipendem."

Eva terdiam tak mengubah posisinya.

"Sini liat, Mama!" pintanya namun Eva tak menurutinya, tetap diam.

"Sayang!" ujarnya lembut penuh keibuan. Eva mengangkat wajahnya, luluh mendengar ucapan tulus ibunya.

Hati Sarah mencelos, melihat wajah Eva yang sangat terlihat jelas raut wajah tersakitinya membuat ia juga seakan merasakan apa yang dirasakan Eva.

Dengan segera ia membawa Eva ke dalam pelukannya, namun sama sekali masih tak ada respon. Eva masih tak bergeming dengan apa yang dilakukan ibunya. Wajahnya tetap datar namun tersirat luka di dalamnya.

"Kamu kenapa sayang? Ada masalah apa?" Sarah mengusap kepalanya sambil sesekali mengecupnya.

Eva tak menjawab.

"Kamu kenapa sayang? Cerita sama Mama kalo ada masalah." Sarah mencoba membujuk Eva membuka suara.

Eva menggeleng. Ia tak mau menceritakan semua kegundahannya. Karena memang itulah sifatnya, Eva tak suka membagi masalahnya pada orang lain bahkan pada keluarganya sekalipun. Ia lebih nemilih memendamnya.

"Tinggalin Eva sendiri, Ma!"

Sarah hanya pasrah, ia tahu putrinya itu butuh ketenangan. "Ya udah, Mama keluar. Jangan lupa makanannya dimakan." pesannya.

Setelah Sarah menutup pintu, Eva kembali melamun dengan mata menerawang berkaca-kaca mengingat kembali dimana ia mengetahui segalanya. Mengetahui alasan sebenarnya dibalik berakhirnya hubungannya dengan sang mantan juga rahasia dia yang selama ini ditutupi darinya.

Dua hari lalu, saat itu Eva baru selesai mengganti baju, lalu tiba-tiba Ayana menelponnya membuat ia langsung mengangkatnya karena ia kira takut terjadi sesuatu pada Elsa.

"Halo?" tak ada jawaban.

"Halo, Ay? Ada apa?" masih tidak ada jawaban membuat ia kesal sendiri, pasti Ayana berniat mengerjainya. Ia berniat mematikan teleponnya, namun tiba-tiba suara Ayana terdengar menanyakan sesuatu yang membuat Eva langsung bungkam dan mendengarkannya.

"Sebenarnya alasan kakak mutusin kak Eva itu apa, sih?" tanya Ayana yang sangat bukan untuk dirinya, namun hanya hening tak ada jawaban usai Ayana menanyakan itu.

The True Love [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang