44. Kelakuan Zevanya

650 25 7
                                    

Tap! Tap!

Derap langkah seorang wanita cantik ke dalam sebuah perusahaan bertingkat puluhan lantai begitu menyita perhatian para security dan beberapa orang yang ada di sana. Wajar saja, tampilan dia mungkin tidak mewah dan menonjol, namun wajah cantik alami yang begitu berseri menjadi daya tarik tersendiri baginya.

Hari ini suaminya meminta Eva untuk mengantarkan makan siang untuknya. Tentu saja Eva menuruti suaminya, karena sebenarnya ia juga ingin tahu bagaimana Jericho ketika sedang bekerja. Eva diantar oleh supir yang ditugaskan suaminya. Jericho benar-benar begitu overprotektif padanya kalau mau keluar rumah. Namun Eva tak ambil pusing, ia tahu suaminya takut kejadian lalu terulang kembali.

Para security dan beberapa staf perusahaan secara kompak menundukkan kepala mereka begitu ia sampai. Eva sedikit mengernyit, apa mereka semua tahu kalau ia adalah istri pemilik perusahaan itu? Ah, tentu saja. Eva baru menyadari kalau dirinya hilang ingatan, bisa saja mereka tahu karena dulu juga ia pernah ke sini.

"Selamat datang, Nona!"

Senyum bersahaja terbit di bibir Eva. "Terima kasih," Eva berlalu masuk ke dalam kantor. Eva sedikit bingung, ia tak tahu dimana ruangan Jericho. Kemudian ia melangkah menuju resepsionis berniat menanyakan padanya, namun kedatangan Daniel membuat ia sedikit lega.

"Nona Eva?"

"Ah, Daniel? Em... Bisakah kau membantuku mengantarkan ku ke ruangan Jericho?" Pinta Eva sedikit tak enak. Walau bagaimanapun ia tidak terlalu dekat dengan pria bule itu. Jangankan Daniel, bersama keluarganya saja Eva masih sedikit canggung. Mungkin hanya bersama Jericho, Eva tak terlalu canggung, karena pria itu pribadi yang hangat. (Ya iyalah, orang lakinya😶)

"Tentu Nona, mari!" Daniel mendahului. "Lebih baik kita masuk ke lift eksklusif, Nona. Karena kalau lift inklusif pasti penuh oleh karyawan," tambahnya.

"Terserah kau saja."

Lalu Eva dan Daniel masuk berdua ke dalam lift. Tak lama kemudian, lift kembali terbuka, Daniel dengan sigap segera mengantarkan Eva ke ruangan Jericho.

"Masuk saja, Nona,"

"Terima kasih, Daniel." Ucap Eva sambil tersenyum tipis.

"Sama-sama."

Andai saja Zevanya seperti adik--- akh! Sial! Kenapa aku lagi-lagi memikirkan wanita ular itu! Batin Daniel menggerutu, lalu masuk ke dalam ruangannya yang sebelumnya ruangan Dean.

Ceklek!

Deg!

Eva mematung melihat pemandangan di depannya yang begitu sangat menusuk hati. Zevanya duduk di pangkuan suaminya, tampak sekali mereka terlihat seolah sedang bercumbu mesra.

Jericho terkejut. "Sayang?!"

***

"Jer! Ini berkas yang kau minta,"

Ck!

Jericho berdecak kesal pada wanita berpakaian kurang bahan yang 'sialnya' menjadi kakak iparnya yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangannya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Sekarang Jericho mengutuki kebodohannya yang tidak memakai password untuk ruangannya agar tidak sembarang orang masuk.

"Aku memang meminta berkas itu, tetapi aku memerintahkan kau untuk menitipkannya pada Daniel saja, bukan?" Tekan Jericho dengan sorot mata tajam.

Tingkah Zevanya yang tiada henti menyerah mengejarnya begitu membuat Jericho merasa enggan pergi ke kantor, oleh karena itu ia tadi pagi meminta Eva mengantarkan makan siang untuknya dengan meminta anak buah kepercayaannya membuntuti mobil yang ditumpangi Eva dan supirnya. Takut-takut ada yang mencoba mencelakainya lagi.

The True Love [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang