Wajah kesal pria tampan begitu kontras terlihat setiap mata, dengan tangan yang menjinjing banyak sekali bingkisan snack makanan hasil jajanan wanita cantik serta gadis kecil di hadapannya yang bergandengan tangan dengan tanpa dosanya.
Mereka tampak sekali terlihat seperti seorang ibu dan anak yang sedang memanjakan adik mereka yang masih dalam kandungan dengan sang ayah yang menjadi penonton dan pelayan dadakannya. Ada rasa kesal dan sebal yang pria itu rasakan, tetapi tidak urung, dia juga merasa senang.
"Sayang! Ini udah banyak tahu. Masih mau beli makanan lagi?" Jericho jengah sekali dengan istrinya yang kini berhenti di pantry es krim tampak sedang memilih-milih makanan selanjutnya yang akan diembat.
Ini gara-gara rengekan serta tatapan melas Eva yang meminta Jericho menuruti keinginannya. Hah, Jericho mana bisa menolak kalau seperti itu meski ia tidak suka berada di keramaian mall. Selain itu, ia juga tidak mau Eva yang sedang hamil juga kecapekan dibuatnya.
Daniel ia suruh kembali ke kantor setelah memberikan berkas-berkas yang harus ditanda tangani. Tetapi gara-gara istrinya ia menunda pekerjaannya dari pada membiarkan Eva pergi berdua dengan Cella yang ingin jalan-jalan bersama Eva dan tidak ikut bersama ayahnya.
"Ini mau anak kita loh, By." Jawab Eva melas.
"Ya ampun, Sayang..." Jericho mendesah frustasi. "Masa-masa ngidam yang kayak gitu udah kelewat. Dan lagi juga yang ngidam 'kan aku bukan kamu!" Runtuk Jericho putus asa.
Masa ngidam itu tentu Jericho masih ingat dengat sangat jelas. Apalagi saat dirinya yang muntah di pagi hari serta setiap mencium aroma kendaraan mobil, itu benar-benar menyiksa. Akan tetapi sekarang Jericho merasa lega usai melewati masa-masa itu lagi.
"Tapi aku mau es krim ini." Eva mulai menggunakan jurus andalannya merajuk pada suaminya.
"Ya udah buruan. Tapi ini yang terakhir!" Putus Jericho, luluh.
Dengan semangat Eva dan Cella membeli es krim yang mereka mau dan saat itu juga langsung melahapnya sambil duduk di sebuah bangku. Jericho hanya menatapnya dari samping melihat keponakan serta istrinya yang begitu menggemaskan.
Saat melihat Cella, Jericho menarik sudut bibirnya membentuk senyum sendu. Hatinya merasa kasian pada gadis kecil itu yang merasa sangat membutuhkan ibunya bahkan tidak jarang sering kerumahnya demi menemui Eva karena wanita itu begitu menyayangi Cella layaknya anak kandung.
Walau ibu kandung Cella pernah berbuat kesalahan yang hampir membuat rumah tangga Jericho dan Eva hampir runtuh, tetapi itu sama sekali bukan alasan untuk tidak suka apalagi membenci Cella. Baik Jericho atau Eva, mereka sama-sama menyayangi Cella.
"Uncle mau?"
Jericho melirik sekilas kap es krim yang gadis kecil itu sodorkan untuknya. Lidah pria itu berdecak jengah dibuatnya saat melihat kap itu hanya sisa es krim yang tinggal sedikit bahkan sudah meleleh. "Apa kau tidak salah menawari Uncle makanan yang bahkan sudah hampir habis, Girl?"
Cella tertawa. "Maaf. Habisnya es krim ini enak, Uncle. Makanya Cella lupa nawarin Uncle," imbuhnya sambil kembali memakan es krim itu dengan tampang tanpa dosanya.
Jericho hanya menggeleng prihatin. Lihatlah! Bukankah tadi gadis itu menawari es krim sisa miliknya? Akan tetapi sekarang justru gadis itu malah kembali memakan es krim itu bahkan menghabiskannya tanpa sisa. Sepertinya itu adalah edukasi yang perlu dilestarikan. Miris.
"Pulang, yuk!" Ajak Jericho.
"Ayo!"
Jericho merangkul Eva dengan sebelah tangannya, sedangkan tangannya yang satu lagi memegang keresek makanan jajanan Eva dan Cella. Sedangkan Cella menggandeng tangan Eva sambil sesekali bernyanyi riang senang karena jalan-jalannya bersama paman dan tantenya. Ralat, sebenarnya bukan jalan-jalan, mungkin jajan-jajan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The True Love [Completed]
AçãoSakit hati adalah konsekuensi yang harus diterima saat jatuh cinta. Seorang gadis bernama Evana Adelia itu menjadi salah satu korbannya. Kekasih yang teramat dicintainya itu mengkhianatinya membuat Eva memutuskan kembali ke negara asalnya dan mencob...