"Di sini sungguh indah Daddy!" Pekik seorang gadis kecil yang sedang duduk berayun di kursi ayunan dengan sang ayah yang mendorongnya dari belakang. Wajahnya tampak ceria, tidak ada lagi gurat kesedihan di dalamnya.
Daniel tersenyum menatap haru Cella yang begitu bahagia bisa bermain ayunan bersamanya di salah satu arena permainan.Usai pesawat mendarat di Bandara, Cella menagih janji Daniel agar membawanya bersenang-senang sebelum bertemu ibunya. Awalnya Daniel tidak setuju, karena takut Cella kenapa-kenapa apalagi setelah perjalanan jauh. Namun ternyata gadis itu sangat aktif dan sama sekali tidak merasa lelah.
Ia senang bisa membahagiakan putrinya. Sedikit demi sedikit Daniel mengajari Cella berbahasa Indonesia bahkan sejak masih di Prancis. Itu ia lakukan agar terbiasa, karena mungkin saja setelah ini mereka akan menetap di sini. Selain karena mengikuti atasannya, Daniel juga tampaknya mulai betah di Indonesia meski keluarganya di Belanda.
Ada rencana membawa ayah dan ibunya pindah mengingat sebenarnya juga masih ada garis keturunan jawa dari ayahnya karena neneknya yang berasal dari sini. Namun entahlah, terserah mereka saja nanti. Ia tidak mau memaksakan kehendak.
Saat ini pikiran Daniel berkelana mencari cara bagaimana ia memberi tahukan semuanya pada Zevanya. Sebenarnya Daniel juga merasa bersalah pada wanita itu yang ia buat hamil, namun itu juga bukan salahnya. Itu salah Zevanya sendiri yang memaksa padahal saat itu Daniel berusaha menolak.
Terlebih itu semua, ia lebih bingung bagaimana reaksi keluarga Zevanya saat mengetahui fakta ini. Apakah mereka akan senang atau malah justru kecewa. Tetapi bisa Daniel tebak, mereka pasti kecewa bahkan mungkin marah pada Daniel meski tahu pria itu tidak bermaksud demikian.
Dan untuk ayah tiri Zevanya yaitu Alex? Entahlah. Daniel juga bingung akan bersikap seperti apa di hadapannya. Yang jelas sekarang Daniel ingin sekali memukulnya habis-habisan karena sudah membuang putrinya ke panti asuhan, itu sangat tidak bisa ditoleransi.
"Daddy!" Panggil Cella.
Daniel menoleh dan menatap putrinya yang mengadahkan kedua tangannya meminta di gendong. Pria itu tersenyum, tentu ia menuruti keinginan putrinya dengan sangat. Ia mencium pipi Cella gemas.
"Mau istirahat dulu?" Cella mengangguk sebagai jawaban.
"M-mau m-makan ice cream!" Katanya dengan sedikit mengeja bahasa Indonesianya yang belum lancar. Meski masih berusia enam tahun, Cella sudah bisa mempelajari bahasa dengan mudah. Gadis itu ingat kata ayahnya yang mengatakan kalau ingin bicara dengan orang Indonesia, ia harus sering mengucapkannya.
Sebenarnya tidak hanya bahasa Indonesia, Cella juga diajari oleh Daniel bahasa Belanda. Meski baru beberapa kosa kata yang Cella tahu dari kedua bahasa tersebut, ia bisa tahu dan mengerti. Jika tidak tahu maka Cella akan menanyakan artinya pada sang ayah.
"Baiklah, ayo!"
Setelah itu mereka membeli sebuah es krim ke seorang tukang jualan es krim yang memakai sepeda. Daniel membeli dua kap es krim untuk Cella satu dan juga dirinya satu. Setelahnya mereka kembali duduk di sebuah kursi taman dengan Cella yang duduk dipangkuan ayahnya sambil memakan es krim.
Daniel tersenyum melihat wajah cantik nan menggemaskan Cella yang belepotan sisa es krim di kedua sudut bibirnya. Ia menyeka sisa es krim itu dari sudut bibir putrinya agar tidak terlihat kotor.
Bahagia sekali rasanya dengan suasana seperti ini. Daniel sendiri bahkan juga tidak menyangka dirinya sudah menjadi seorang ayah namun sialnya tidak tahu apa-apa. Betapa bodohnya ia yang tidak mencari tahu lebih lanjut tentang semuanya dan malah mengira bahwa wanita yang menidurinya hanyalah jalang semata.
"Hei princess-nya Daddy. Apa Cella mau ketemu Mommy kamu sekarang?"
Cella menatap ayahnya sendu, terlihat keraguan di dalamnya. "Apa Mommy akan menerima Cella seperti Daddy?" Tanyanya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The True Love [Completed]
ActionSakit hati adalah konsekuensi yang harus diterima saat jatuh cinta. Seorang gadis bernama Evana Adelia itu menjadi salah satu korbannya. Kekasih yang teramat dicintainya itu mengkhianatinya membuat Eva memutuskan kembali ke negara asalnya dan mencob...