28. Hamil

967 28 0
                                    

Huek!

Ini ketiga kalinya Eva muntah namun hanya cairan bening yang keluar. Wajahnya pucat pasi, dengan satu tangan yang memijat kepalanya akibat pusing yang melanda. Tubuhnya sungguh lemas.

Tak terasa, sudah dua minggu ia dan sang suami tinggal di rumah baru mereka, merasakan bagaimana menjadi sepasang istri sesungguhnya dan membina rumah tangga baru.

"Kita ke rumah sakit, ya?" Pinta sang suami yang ikut memijat kepala Eva.

"Tidak usah. Aku tidak apa-apa." Sahut Eva lemah.

"Tak apa-apa bagaimana? Kau ini sakit, Sayang." Nada kesal bercampur khawatir tak bisa dielakkan dari suara Jericho. Wajar kalau ia kesal, pasalnya, sudah berkali-kali Jericho meminta Eva agar mau diajak ke rumah sakit. Namun selalu saja istrinya itu menolak permintaannya.

Eva terkekeh lemah. "Serius. Aku tak papa. Lagi pula kau itu sebenarnya harus seneng.." Eva tersenyum misterius menatap suaminya dengan tatapan sulit diartikan.

Dahi Jericho berkerut sama. "Senang? Kenapa harus seneng? Istri lagi sakit masa iya, senang."

Eva hanya tersenyum menanggapi suaminya yang tidak mengerti akan ucapannya. Lalu ia menggandeng tangan pria yang dicintainya itu keluar kamar mandi dan menyuruhnya duduk di sofa dengan ia juga duduk di sampingnya.

Perlahan Eva mengambil tangan suaminya dan menyimpannya di atas perutnya. Dengan tersenyum, Eva mendekat lalu berbisik di telinganya.

"You are will be a Daddy."

Diam. Tak ada balasan, Jericho hanya mematung tak bersuara seakan bisu, ia benar-benar speechless dengan kalimat yang dibisikkan sang istri. Sepertinya Jericho gagal mencerna semua itu, wajahnya sungguh seperti orang bodoh yang tak mengerti apapun.

"Hubby!" Geram Eva karena suaminya yang tampak membatu.

"H-hah? K-kau bilang apa barusan?" Akhirnya Jericho sedikit mencerna apa yang dikatakan Eva barusan, dengan tatapan sedikit tak percaya.

"Aku hamil." Ucap Eva pelan.

"Sungguh?" Jericho memastikan. Ia masih tak percaya dengan semua ini.

"Iya, aku hamil." Eva menegaskan.

Senyum indah berisikan antara bahagia, haru, dan senang seketika terbit di wajah tampannya. Tanpa menunggu lagi ia memeluk Eva erat menggambarkan begitu senangnya ia akan menjadi seorang ayah.

"Makasih, sayang. Makasih." Jericho tak henti-hentinya mendaratkan ciuman di seluruh wajah istri yang sangat ia cintai.

"Ini adalah kebahagiaan terindah yang pernah aku terima."

Saling berpelukan, mengungkapkan betapa bahagianya mereka akan segera menjadi orang tua bagi sang calon anak yang mereka tunggu selama ini.

***

"Serius kamu hamil?!" Pekik Sarah.

Uhuk!

Zevanya yang saat itu sedang minum tentu saja tersedak air, dengan mata yang terbelalak lebar saking terkejutnya mendengar kenyataan bahwa adiknya itu sedang hamil anak suaminya, sekaligus pria yang ya... Ia cintai.

"Hati-hati, Zee." Ucap Sarah begitu perhatian pada anak tirinya itu yang sedang menginap di rumah ayahnya.

"Hm." Zevanya hanya berdehem menanggapi ibu tirinya. Masih ada rasa benci, namun sekarang kebencian itu perlahan mencair saat betapa perhatiannya ibu tirinya itu padanya. Meski tetap selalu bersikap dingin.

"Iya, Ma. Eva lagi hamil, ini udah masuk minggu ke-empat." Sahut Eva tersenyum penuh bahagia.

Jericho dan Eva saat itu sedang berkunjung ke rumah ayah dan ibu Eva. Ingin mengabarkan kehamilan Eva sekaligus ingin mengetahui kabarnya karena sudah lama tak berkunjung semenjak Eva menikah dan ikut suaminya.

The True Love [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang