16. Bertemu Devan

1.2K 34 0
                                    

"Jadi aku punya rival?"

"Hm."

"Dia mengejarmu?"

"Hm."

"Sejak kapan?"

Sedikit malas rasanya bagi Eva membahas Devan, "Sejak dulu."

"Terus kamu tak terima dia?"

Eva menggeleng.

"Kenapa?"

"Karena aku hanya cinta padamu." ujar Eva tulus membuat Jericho tersenyum.

"Memang dia siapa?"

"Namanya Devan, dia tangan kanan Papa aku sekaligus orang kepercayannya. Dia juga tentara, bahkan pangkatnya udah jadi kapten." jelas Eva.

"Terus sekarang dia kemana?"

"Lagi dinas."

Hening.

"Aku takut." lirih Eva.

Jericho terkekeh, "Takut kenapa?"

"Bagaimana kalau seandainya saja kau kalah sama dia, terus Papa terima dia dan... Akh! Tidak!" Eva menutup wajahnya tak sanggup membayangkan hal itu.

"Tenang saja, sayang! Kali ini aku tidak akan menjadi pengecut. Aku pasti dapetin restu Papa kamu." ucap Jericho menenangkan.

"Promise?"

"I promise." kata Jericho mantap tanpa keraguan membuat Eva memeluknya erat.

Jericho mengusap pelan kepala Eva.

"Va, bukankah lebih baik Papamu tahu bagaimana latar belakang kehidupan dan keluargaku dulu?" usul Jericho tiba-tiba.

Eva merubah wajahnya menjadi sendu, "Kalau Papa tahu, bukan menutup kemungkinan pasti Papa tidak akan kasih restu, sayang! Papa itu orangnya perfectionis."

Sungguh Eva takut. Baru kemarin ia merasakan bahagia kembali bersama orang yang dicintainya. Eva tak mau kebahagiaan itu lenyap karena ayahnya tak memberi restu untuk mereka hanya sebab masa lalu Jericho.

"Justru karena itu, sayang! Aku tidak ingin ada kebohongan."

"Tapi aku gak mau Papa tahu, Jer! Aku gak siap pisah lagi sama kamu." lirih Eva, bahkan kini matanya sudah berkaca-kaca menahan tangis.

Jericho menghela nafas berat, ia memilih diam daripada terus mencoba menasehati Eva. Yang ada nanti Eva menangis. Ia tak mau melihat wanita yang dicintainya ini menangis hanya karena dia. Sudah cukup dulu ia membuatnya menderita, kini Jericho hanya akan membuatnya bahagia semampu yang ia bisa.

***

"Va!"

Eva yang sedang bersantai di gazebo segera menoleh ke arah ayahnya yang memanggilnya. Sedangkan Jericho sudah pulang dari tadi.

"Iya, Pa?"

"Ada yang mau Papa bicarakan sama kamu."

Eva sedikit was-was mendengar itu, tak biasanya ayahnya itu seperti itu. Biasanya akan langsung to the point ke inti, namun sekarang tidak. Apa ini ada hubungannya dengan Jericho?

Adit mendudukan dirinya di samping Eva. "Papa mau tanya sama kamu."

"Apa?" Eva takut.

"Bisa kamu jelasin secara rinci tentang pacar kamu itu?"

Kan!

"Kan Papa juga udah tahu. Ngapain nanya lagi." Eva mencoba mengelak.

Adit hanya diam menatap Eva lekat membuat Eva gugup merasa terintimidasi.

The True Love [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang