67. RIP

886 28 0
                                    

Setiap ada pertemuan, pasti ada perpisahan. Sangat tidak mengenakkan memang, tetapi jikalau suratan takdir sudah menuliskan demikian kita harus apa? Hanya bisa pasrah menerima keadaan yang ada.

Hati yang tergores oleh cinta, duka, dan ketidak relaan terkadang sangat menimbulkan emosi yang kuat. Ingin menangis, namun harus terlihat tegar. Ingin berteriak menyeruakkan rasa sakit, tetapi sangatlah tidak bisa, semuanya seakan tertelan dalam dada.

Sebuah asa yang tercipta kini tidak lagi berguna untuk diharapkan jikalau semuanya sudah hancur lebur menjadi abu. Tiada lagi cinta yang tumbuh. Semuanya kini sudah layu seiring taburan tanah demi tanah yang mengubur harapannya perlahan.

Nestapa kesedihan dan kepedihan kini sangat dirasakan hati yang terluka semakin dalam. Merasa kehilangan sosok yang menjadi cintanya, sosok yang ia kira akan menjadi wanita terakhirnya. Tetapi ternyata takdir berkata lain dari ekspetasinya.

Perjuangan panjang yang diharapkan membuahkan hasil ternyata hanya menjadi angan-angan belaka. Karena ternyata perasaannya untuk wanita itu sama sekali tidak terbalas olehnya sekuat apapun ia berusaha keras mendapatkan hatinya.

Ditinggalkan tanpa bisa dicegah, tanpa aba-aba, tanpa peringatan dan tanpa sebuah... Kepastian. Semuanya begitu sangat mengejutkan sekaligus menyayat hati dalam waktu bersamaan. Hatinya kini sudah hancur berkeping-keping. Tidak ada lagi asa yang berusaha diciptakan.

Sebuah gundukan tanah basah di pemakaman menjadi bukti bahwa itu nyata. Isak tangis semua orang menjadi saksi betapa terpuruknya seorang pria yang kini menatap kosong pada makam wanita yang dicintainya yang sekarang sudah pergi membawa separuh cintanya tanpa bisa dicegah dan tidak tahu kapan akan dikembalikan.

Dia... Seorang wanita bernama Zevanya kini sudah meninggalkan dunia ini tanpa mau bertahan lebih lama lagi. Sosok wanita yang membuat hati seorang pria hancur dan pecah berkeping-keping dibuatnya. Merasa tidak rela akan kepergian dirinya yang tiba-tiba.

Daniel menatap kosong ke arah gundukan tanah itu. Tidak ada air mata, hanya mimik wajah sakit hati dan kepedihan yang begitu tergambar jelas di wajahnya mendeskripsikan bagaimana sebenarnya perasaan yang ia rasa saat ini.

Ingin rasanya mengumpati keadaan yang terasa begitu sangat kejam padanya. Bukan sekali dua kali padahal Zevanya menggores hatinya, tetapi mengapa masih saja Daniel mencintai wanita itu bahkan justru kepergian Zevanya semakin membuat ia terpuruk.

Antara cinta, benci, dan sedih. Semua rasa itu bercampur aduk dengan sendirinya tanpa bisa dicegah. Daniel merasa kini hatinya sudah menjadi keras bak batu. Tidak ada lagi cinta untuk wanita manapun. Kali ini Daniel benar-benar menutup hatinya dan tidak akan membiarkan siapa pun masuk ke dalam tanpa izinnya.

Cella menangis dalam pelukan ayahnya. Gadis kecil itu histeris sedari tadi merasa begitu sangat sakit hati dan kehilangan karena ditinggal sosok ibu yang melahirkan dirinya. Padahal Cella baru kemarin bertemu dan merasakan kasih sayang sang ibu, tetapi mengapa kini justru kembali ditinggalkan?

"Hiks, M-mommy... Hiks,"

Tidak jauh berbeda, semua keluarga Zevanya juga merasakan kepedihan yang sama karena kepergian Zevanya. Vania berjongkok memeluk batu nisan bertuliskan nama 'Zevanya Agnesia'. Hati ibu mana memangnya yang tidak rela melepas kepergian anaknya.

Alex menunduk diam dengan air mata yang mengalir begitu sangat menyesal ia rasakan. Karena secara tidak langsung dirinyalah yang tidak becus menjadi seorang ayah. Saking senangnya punya anak membuat ia terus memanjakan Zevanya hingga terjerumus ke dalam pergaulan bebas.

Sarah menangis dalam pelukan suaminya yang menatap kosong pada makam putri semata wayangnya. Merasa gagal menjadi seorang ayah yang tidak bisa menjaga putri sulungnya. Padahal Adit bisa menjaga Eva dan Ezra, tetapi mengapa menjaga Zevanya ia tidak bisa?

The True Love [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang