51. Jatuh Dari Tangga

819 27 2
                                    

"Tapi gak sekarang."

Tiga kata yang terlontar dari mulut suaminya benar-benar meruntuhkan rasa senang Eva. Ia pikir suaminya sudah kembali, ia pikir suaminya sudah memaafkan dirinya dan memulai kembali semuanya. Namun ternyata salah, dia masih marah.

Tetapi bolehkah untuk kali ini Eva egois? Sungguh rasanya benar-benar sakit dihukum dengan cara digantungkan perasaannya ini. Eva sungguh merasa bersalah dan mengakui semua kesalahannya. Tidak bisakah mereka kembali seperti biasa? Meskipun saat ini Eva belum mengingat semuanya.

"Aku maunya s-sekarang," lirih Eva semakin mengeratkan pelukannya.

Jericho menghela nafas panjang. "Va, tolong! Ngertiin aku,"

Tidak ada Jawaban. Eva hanya menangis menanggapi semua ucapan yang suaminya lontarkan. Ya, Eva mungkin memang harus mengerti keadaan suaminya yang masih kecewa. Namun entah mengapa saat ini ia ingin egois, Eva hanya ingin semuanya cepat selesai tanpa harus menunggu.

Kepalanya rasanya mau pecah memikirkan semua yang terjadi belakangan ini. Eva benar-benar pusing dibuatnya, terlebih keadaan kepalanya yang belum stabil karena masih selalu terasa pusing jikalau pada waktu-waktu tertentu.

"Tapi aku gak bisa. Aku tahu aku salah, tapi aku juga gak mau terus-terusan kayak gini." Eva kembali menangis.

"Kamu harus bisa."

"Aku gak kuat,"

"Kamu harus kuat."

Jericho melepaskan pelukan Eva perlahan meski wanita itu tidak mau melepaskannya. Saat ini emosi dalam dirinya masih tidak stabil, bersabarlah! Ada masanya Jericho menerima semua yang terjadi.

Pria itu melangkah keluar kamar menghiraukan teriakan pilu istrinya yang memintanya jangan pergi. Ia tidak mengindahkan penderitaan yang dialami istrinya. Bolehkah kali ini Jericho egois? Sungguh dirinya begitu lelah dan sakit hati.

"Jericho berhenti!"

Eva menyimpan piring bekas makannya di atas nakas lalu berlari mengejar suaminya. Dengan terus menangis pilu memohon untuk kali ini suaminya kembali menuruti kemauannya seperti saat sebelum masalah ini terjadi. Eva benar-benar membutuhkan Jericho saat ini.

"Jer!"

Eva terus mengejar, namun suaminya sudah menuruni tangga rumah dan hampir sampai keluar rumah, sama sekali tidak menoleh ke arahnya dan tidak mengindahkan teriakannya. Tak menyerah, Eva berlari mengejar pria itu berharap bisa mencegahnya.

Hingga di pertengahan tangga, tiba-tiba Eva merasakan sakit yang teramat di kepalanya. Bayangan-bayangan masa lalu berputar di kepalanya. Tentang ia, tentang suaminya, tentang kelurganya, dan tentang semua kepingan kenangan ia di masa lalunya. Eva pusing, kepalanya terasa mau pecah saat itu juga membuat dirinya tidak tahan mengerang kesakitan.

"Aaa..."

Tangan Eva masih memegangi kepalanya yang terasa sakit yang teramat sangat ia rasakan. Tubuhnya mulai linglung tidak bisa menopang tubuhnya karena kakinya benar-benar lemas, pandangan matanya mulai kabur dan perlahan tertutup seiring teriakan yang terakhir kali ia dengar.

"EVA!!!"

Kedua netra Jericho terbelalak sempurna melihat tubuh istrinya yang kini terguling di atas tangga dengan darah yang mengucur di dahinya. Tanpa menunggu lagi ia segera berlari ke arahnya dan menggendong ia ke dalam pelukannya.

"Siapkan mobil, cepat!"

Dengan sigap salah satu penjaga rumah segera membukakan pintu belakang mobil untuk tuannya. Dan penjaga itu segera melajukan mobil itu dengan sedikit ngebut, takut-takut terjadi apa-apa pada istri sang majikan mengingat betapa mencintainya majikannya itu pada istrinya.

The True Love [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang