12. Memberi Kesempatan

1.6K 44 0
                                    

Hola!!!!

Enjoyyy
.
.
.
.
.
-------------------------------------------------------

Ruang rawat Elsa begitu ricuh dengan sahabat-sahabat Ayana yang memang selalu kesana bergantian menjaga Elsa. Mereka memilih bermain Ludo sebagai acaran kericuhannya. Ah dasar, bahkan kini wajah mereka sudah penuh oleh bedak.

"Eh, Nyet! Lo kalah, sini buruan."

"Iye, Sop! Lo juga gue kalahin."

"Ogah!!! Lo pada gak liat muka gue udah kayak badut ancol, hah?! Lo berduamah enak cuma dikit, lah gue? Akh... Muka gue gak cantik, lagi, dah entar!" gerutu Sophi dengan bibir monyong lima centi.

"Makanya kak Sop! Jadi orang tuh yang pinter. Jangan dibegoin mulu sama mereka, hahah!" Elsa meledek Sophi.

"Lo ngatain gue bego?" Sophi tak terima karena secara tidak langsung Elsa mengatainya bodoh.

"Lo emang bego, sat!" timpal Ayana.

"Sahabat laknat emang." umpat Sophi.

"Udah-udah! Kalian ini bisa gak, sih jangan pake bahasa kasar?"

"NGGAK!" kata Elsa, Ayana, Ezra dan Sophi serentak yang langsung membuat mereka tertawa.

"Udahlah, Va! Ngeladenin mereka sama aja ngeladenin batu. Keras." kata Amara menekan kata 'keras' membuat sang suami yang ada di sampingnya mengusap punggungnya.

Eva hanya bisa menghela nafas pasrah. Ia memang sedari tadi di sana dipaksa gabung dengan mereka setelah sebelumnya memeriksa keadaan Elsa yang berangsur baik. Huh, untung saja tak ada lagi pasien yang harus ditangani Eva.

"Mama kayaknya punya dendam kesumat, deh sama Ay, napa sih?" celetuk Ayana dengan wajah seolah tersakiti membuat orang-orang yang ada di sana ingin muntah.

"Maunya sih, nyadar, ya." kata Ezra.

"Lo nyadar, Ja! Lo juga gitu. Jadi terima aja kali kita itu emang sepaket!" timpal Sophi.

"Nah, bener tuh! Kata si anak Setan." kata Ayana diiringi gelak tawa.

"Bisa gak sih ngomongnya tuh aku-kamu aja." tegur Amara.

"Aku-kamu?" Ayana mengulang kata ibunya, lalu tak lama kemudian suara gelak tawa kembali mengudara. "Geli banget, Ma! Ngomong aku-kamu sama para manusia yang otaknya rada oleng ini."

"Bukan sama dua sahabat kamu itu, Ay! Tapi sama sama Eva. Kamu juga Ja! Kamu kan adeknya masa' sama kakak sendiri panggilnya lo-gue. Beda banget sama kakak kamu yang sopan."

Ezra cengengesan mendengar teguran Amara untuknya, "Ni lidah berasa kebelit kalo manggil si kak Eva pake aku-kamu, Tan!" alasannya membuat Eva dan Amara memutar bola mata malas.

"Bener tuh apa kata si Eja, Tan! Lagian juga kita sama Kak Eva cuma beda tiga tahun." kata Sophi yang diangguki Ezra.

"Kalo Ay sih, entaran aja gantinya kalo status kak Eva udah ganti." celetuk Ayana sambil mencomot kue yang dibawa Eva.

"Emang si kak Eva mau ganti status jadi apa?" sahut Ezra membuat Eva melototkan matanya pada Ayana. Tidak! Jangan sampai Ezra tahu.

"Nanti juga lo tahu." sahut Ayana santai.

Ceklek!

Semua yang ada di sana langsung mengalihkan matanya menatap siapa yang datang.

Jericho dan Dean datang dengan pakaian yang sama-sama formal namun dengan tampilan yang berbeda. Kalau Dean rapi dari atas hingga bawah dengan jas hitamnya.

The True Love [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang