21. Bertemu calon mertua

905 26 1
                                    

"Aku mantan seorang mafia." Tukas Jericho cepat dengan jantung yang bertalu-talu tanpa berani menatap wajah ayah dari sang kekasih. Ia hanya menunduk dalam memasrahkan apa yang terjadi selanjutnya.

Ia sudah pasrah. Jika memang memang ayahnya Eva tak menerimanya, maka tak ada pilihan lain selain nikah lari, eh? Bagaimana bisa Jericho berpikiran licik seperti itu? Tapi, jika memang ya berarti tak ada pilihan selain itu. Daripada memasrahkan semuanya akan membuat Eva sedih, ia tak mau lagi membuat gadis itu sedih. Sudah cukup dulu ia memberinya luka, kini tak akan lagi.

Namun ternyata respon yang diberikan Adit, ayahnya Eva, sangat berbeda jauh dengan ekspektasinya. Menimbulkan ribuan tanda tanya juga secercah harapan yang menjadi jalan kebahagiaan baginya dan Eva.

Adit terkekeh santai, sama sekali tak terkejut, seolah sudah tahu semuanya dari awal. "Lalu?"

Dahi Jericho berkerut, ia speechless mendengar dan melihat respon Adit. Jika saja si Mbah Google yang katanya sangat pintar itu ada di sini, mungkin ia akan menanyakan secara live padanya tentang apa maksud respon yang diberikan oleh ayah dari kekasihnya itu. Sungguh Jericho gagal mencerna semuanya, bahkan otaknya yang biasanya encer kini mendadak keras.

"M-maksudnya?"

Terkekeh kembali sembari menepuk bahu Jericho, "Sebenarnya aku sudah curiga sejak awal aku bertemu denganmu. Ditambah dengan kemampuan beladiri dan kecerdasan yang kau miliki, aku menjadi semakin yakin kau bukan orang biasa. Dan lagi aku pernah melihat tatto di lengan kananmu yang seperti menyimbolkan sesuatu, aku menjadi semakin curiga siapa kau sebenarnya. Saat itu aku berfikir, hanya ada satu kemungkinan, yaitu kau seorang mafia."

Termangu mendengar penjelasan dari Adit, Jericho tak bisa lagi berkata apa-apa. Ia benar-benar terkejut, tak disangka ternyata ayahnya Eva sudah mencurigainya sejak awal. Namun, mengapa meski Adit sudah tahu, ia tetap tak merasa ilfeel padanya?

"Awalnya mungkin aku tak suka jikalau itu semua benar, namun melihat Eva yang sangat bahagia denganmu membuatku juga ikut bahagia. Aku tak bisa menghancurkan lagi kebahagiaan gadis itu. Bukan karena itu saja, kau juga sebenarnya sudah berhasil menarik simpati ku." Ucap Adit tulus.

Senyum tipis yang nyaris tak terlihat pun terbit di bibir Jericho mendengar penuturan kata demi kata yang dilontarkan Adit. Kini ia tak perlu lagi berjuang, semuanya sudah kelas di depan mata. Eva-nya kini akan menjadi miliknya seutuhnya. Tak ada yang membahagiakan dari semua ini.

"Terimakasih." Ucap Jericho dengan senyum yang baru kali ini ia terbitkan pada orang lain selain orang terdekatnya. Karena sebelumnya, meski Adit ayahnya Eva, ia sama sekali tak pernah tersenyum, hanya wajah datar yang ia pasang.

Mengangguk singkat, "Satu yang aku ingin minta darimu. Apa kau bisa memenuhinya?"

"Aku akan berusaha untuk memenuhi permintaanmu." Jawab Jericho mantap.

"Jangan pernah duakan dia. Jika kau sudah tak mau, maka kembalikan dia padaku."

"Tidak akan! Sampai kapanpun aku tidak akan menduakannya. Aku hanya mencintai Eva. Dan sampai kapanpun aku akan tetap mencintainya. Aku bersumpah untuk itu." Tegas Jericho.

Sedikit terbawa emosi, namun Jericho tetap menahannya. Cih, menduakan? Sama sekali tak ada niatan seperti itu dalam benaknya. Dan jika itu terjadi, maka ia siap mati saat itu juga. Ingin sekali rasanya Jericho mengatakan, 'Aku bukan kau yang pengkhianat' pada Adit mengingat Eva pernah menceritakan tentang ibu kandungnya yang dikhianati sang ayah. Namun ia tetap menahannya demi menjaga image.

"Maaf jika kata-kataku terasa menyinggung perasaanmu. Aku hanya tidak ingin kau melakukan kesalahan yang pernah aku lakukan." Tatapan mata Adit berbuah sendu menerawang masa lalu.

The True Love [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang