TYRANT

1.2K 148 4
                                    

suara bel menggema di seluruh ruangan, pertanda adanya seorang tamu yang datang, orang itu terus menekan bel  sampai pintu besar berdaun kayu akhirnya  terbuka lebar. nampaklah seorang wanita berpakaian pelayan berdiri memperhatikan Jimin, kedua alisnya tertaut heran.

“ aku ingin bertemu dengan Ny.Wracker “. ujar Jimin menyampaikan keperluannya.

si wanita pelayan sedikit ragu, “ dan ada keperluan apa dengan nyonya ?”.
“ tolong katakan padanya aku Jimin “. timpalnya lirih.

maklum saja sang pelayan merasa ragu, penampilan Jimin yang sangat kusut, wajah cantiknya terutama mata dan hidung bengkak memerah karena tangisan. lagi pun sepertinya pelayan itu bukanlah yang biasanya karena tak mengenali Jimin.

tak lama si wanita pelayan datang bersama Nyonya rumah, dengan langkah yang terburu – buru Ny.Wracker menghampiri Jimin.
wajah bahagianya yang selalu ditampakkan kala Jimin datang berubah khawatir disepersekian detik saat melihat penampilan Jimin yang tak biasanya.

“ oh ya tuhan Jimin apa yang terjadi ?”. Ny.Wracker memegang kedua pundak Jimin yang bergetar.

begitu sangat  terkejut akan kedatangan guru les anaknya yang berbeda.
Omega mungil itu tak bisa mengeluarkan suaranya selain menangis terisak kembali.

ia memliki kantung mata yang besar itulah penyebab air matanya terus saja mengalir.

bahkan saat Jimin kecil menangis, Park Yura kewalahan untuk membuat putranya itu berhenti, Jimin sanggup menangis dua hari berturut – turut.

“ masuklah sayangku “. Ny.Wracker merangkul lembut pundak Jimin, menuntunnya duduk di ruang tamu.

sembari menunggu tangisan Jimin mereda, Ny.Wracker dengan gerakan lembut mengusap punggung kecil Jimin yang terus saja gemetaran. tak lupa ia minta dibawakan segelas teh hangat untuk tamunya.

perlakuan yang diberikan kepadanya membuat Jimin merasa bisa sedikit lebih tenang, tangisan keperihannya pun sedikit mulai mereda.

merasa sudah terlihat sedikit membaik, si pemilik rumah memberikan segelas teh hangat pada Jimin, menyuruhnya untuk minum terlebih dahulu agar pemuda cantik itu tenang.

setidaknya ada seseorang yang memberikan apa  yang dibutuhkannya saat dia dalam keadaan terpuruk.

Jimin mengusap jejak air matanya, “ Nyonya, sesuatu telah terjadi pada ibuku “. sekuat mungkin agar tak terisak lagi, “ bisakah aku tinggal disini untuk sementara waktu hingga aku menemukan tempat tinggal yang baru “. manatap penuh harap.

“ oh sayangku yang malang “. Ny.Wracker sigap memeluk Jimin, “ tinggallah sepuasnya disini “.

mendengar ijin yang begitu mudahnya, hatinya sangat amat tersentuh, “ terimakasih Nyonya, terimakasih banyak “.

“ berhenti menangis, wajahmu semakin bengkak, Roxane mungkin akan tidak mengenalimu nantinya “. ujar Nyonya rumah seolah membuatnya terdengar  memarahi kecengengan Jimin, “ sekarang pergi dan bersihkan dirimu “.

Jimin mengangguk, “ bukankah sebentar lagi Roxane kembali dari sekolahnya ?, aku akan segera bersiap untuk les “.

“ oh demi tuhan, bisakah sisi perfeksionismu itu kau hilangkan dalam situasi seperti ini Jimin, “ Ny.Wracker berkacak pinggang, “ tidak ada latihan untuk hari ini, hanya ada bersantai, mengerti ? “.

kemudian pergi meninggalkan Jimin yang membungkuk hormat dengan senyuman. terimakasih pada Ny.Wracker yang telah menegmbalikan senyum Jimin- itu senyum pertamanya hari ini.

Jimin memaklumin sikap si tuan rumah, karena mungkin nyonya itu menyangka hanya sebatas perilaku buruk yang diterima Jimin walau kenyataanya lebih buruk dari itu, namun Jimin memilih menelan bulat – bulat dukanya seorang diri karena apa yang terjadi dalam hidupnya tidak ada kaitan dengan orang lain.

BLACK SWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang